"Orang sibuk kayak April nggak akan mau nempelin kertas kurang kerjaan kayak gue. Jadi, kalau lo mau cari lawan... lawan lo di sini."

Beberapa hal yang Januariz yakini, March tidak akan pernah berani melawannya meskipun ia yang meminta. Dan benar saja, March yang semula hanya terpaku bagai patung segera meninggalkan kelas melemparkan decihan sinis ke arah Januariz.

Perginya March Simpkins dari kelas Akselerasi menghadirkan kelegaan bagi orang-orang yang ada di dalamnya termasuk April.

Gadis itu hanya mengernyitkan dahi melirik Januariz yang berjalan tanpa dosa ke tempat duduk. Apa saat ini Januariz sedang melindungi dirinya?

🐾🐾🐾

Sehari sejak viralnya kertas yang menyinggung tentang pembullyan membuat seisi JIPS gempar dan menyorotkan Januariz sebagai pelaku viralnya kertas-kertas tersebut. Tidak diherankan lagi bahwa Januariz lah yang melakukan hal itu, memangnya siapa lagi yang punya nyali melawan March selain Januariz? Lagi pula, bukankah Januariz sudah mengakui perbuatannya?

Para anggota Red Blood mencabut puluhan kertas yang menempel di setiap dinding sekolah, merobek dan membuang kertas itu asal-asalan.

Sementara itu di tempat yang lain, August mendapat keuntungan dari viralnya kertas-kertas yang menempel di sana. Ia bisa melewati kantin dan loker tanpa serangan dari Red Blood, sekumpulan pembuat onar itu sedang sibuk mencabut kertas-kertas bahkan membentak siapapun yang berdiri di sana untuk sekedar membacanya. 

Setidaknya untuk hari ini, August aman.

Meski begitu, August tetap saja mencari tempat makan di toilet. Alasannya singkat. Ia tidak ingin bertemu dengan Red Blood, walaupun hal itu hanya berlaku untuk hari ini saja. Sembari mengunyah makanan di toilet pria, August berusaha merenungi nasib selama di JIPS yang dianggapnya adalah sial.

Apa yang ia katakan pada April kemarin itu benar. Orang tuanya berhutang banyak kepada keluarga March. Kedua orang tua August adalah asisten rumah tangga di kediaman Simpkins. Satu yang August tahu, orang tua March dikenalnya sangat baik. Mereka bahkan membiayai sekolahnya sejak ia duduk di sekolah dasar.

Ramah, penyayang dan lembut. Itu yang August telaah dari orang tua March Simpkins.

Tapi kenapa March berbeda?

Kenapa March beda dari kedua orang tuanya yang baik hati?

August tidak menemukan jawaban. Lelaki itu tak pernah melakukan satu hal yang membuat August kagum, well, kecuali memenangkan lomba baseball di luar negeri.

Untung saja April ada untuk membantunya kemarin. Meski ia sendiri tidak tahu, bagaimana cara April mau membantu dirinya dari penindasan March? Apa wanita itu tidak takut menentang seorang pem-bully?

Brak!

Tiba-tiba saja August tersentak panik mendengar pintu ditendang secara kasar. Bagian sialnya, orang yang menendang pintu tersebut adalah March.

Kesialan apa lagi ini? 

Buru-buru ia masuk ke salah satu bilik, mengunci diri di sana, berharap bahwa March tidak akan semudah itu menemukan dirinya yang sudah bersusah payah menjauhkan diri dari keramaian terutama dari Red Blood.

Sayangnya, March menemukan August sebelum ia berhasil mengunci bilik. Dapat ditangkap jelas olehnya langkah kaki August yang berlari panik meninggalkan sepotong roti di atas urinoar. Perlahan, March menderap langkah dan memunguti penggalan roti yang ada di sana, memperlihatkan roti itu ke kawan-kawannya sambil menyeringai.

Seamless (TERBIT)Where stories live. Discover now