"Sedang di kremasi"

Tidak sampai disitu

"Lalu dimana Mommy?" tanya Aaric

Jayden menatap matanya dalam, kesedihan sudah berada disana hanya saja mereka menolak nangis. Tapi Jayden yakin bahwa jika dia mengatakan kalimat selanjutnya, semuanya selesai

"Olivia sudah lebih dulu di kremasi sekarang dia di rumah duka

Tangis Carissa pecah saat melihat Carlina dan Ciro yang baru saja datang. Tanpa bertanya pun mereka sudah tau apa yang terjadi, dengan melihat Coolio yang mendudukan dirinya lemas bersama Carlo disebelahnya dan kedua anaknya yang kini hanya berdiri dengan tatapan kosong

Jayden tau perasaan Coolio saat ini, jadi dia berinisiatif untuk menghampiri Aaric dan Aaron

Dia memeluk mereka secara bersamaan. Jayden dibuat sangat yakin bahwa mereka memang dibesarkan dengan hati yang kuat, sampai saat ini mereka belum juga menangis

Namun saat Jayden melepas pelukan nya, dia melihat air mata di wajah Aaron. Dia membiarkan nya jatuh

Jayden menghapusnya menggunakan tanganya lalu tersenyum sambil mengelus kepala Aaron

"Kau ingin melihatnya?"

Aaron hanya menatapnya tanpa bersuara

"Ayo ikuti aku"

Jayden berjalan didepan bersama Aaric dan Aaron dibelakangnya. Meninggalkan orang-orang yang masih menangis didepan, mereka masuk lebih dulu untuk melihat Olivia sebelum dimakamkan

Saat mereka masuk, seorang Dokter yang sedang mencatat menghampiri mereka

"Maaf tuan, kalian keluarganya?"

"Mereka anaknya" Jawab Jayden menunjuk Aaric dan Aaron

Dokter itu mengangguk "Aku turut berduka cita, korban bisa disemayamkan besok pagi"

"Mereka ingin melihat ibunya untuk yang terakhir kali"

"Aku sungguh minta maaf, tapi kau tau bahwa api itu membakar hampir seluruh rumah kondisinya memprihatinkan kalian tidak akan mengenali wajahnya"

"Ibuku cantik" ucap Aaron tiba-tiba

"Nak aku minta maaf"

"Aku hanya ingin melihatnya buka petinya dia masih hidup!!"

Jayden menenangkan Aaron yang mulai berteriak, semua orang masuk untuk melihat apa yang terjadi. Mulut mereka terkunci saat dihadapkan pada tiga peti mati didepan nya. Ditambah Aaron yang kini mengamuk dipelukan Aaric dan Jayden

Semua orang diam, tidak ada yang bertindak

Aaron jatuh sambil menangis. Anak itu terus berteriak bahwa Olivia masih hidup dia tidak bisa mengontrol emosinya. Aaric yang tadinya biasa saja ikut menangis melihat keadaan Aaron. Saat Aaron mulai tenang, Coolio masuk dan berjongkok dihadapan mereka. Melihat itu Jayden bangun dan menyerahkan Aaron pada Coolio

"Tidak begini Aaron, jangan seperti ini"

Untuk pertama kali mereka mendengar suara lemah Coolio. Bersama kedua anaknya dilantai menahan air matanya

"Dia tidak mungkin mati"

Coolio menarik Aaron kepelukanya, dipelukan Coolio pun Aaron terus berkata bahwa Olivia masih hidup. Saat Coolio mengangkat kepalanya, tatapanya bertemu mata sedalam lautan Olivia di wajah Aaric anak itu sedang mati-matian berusaha menahan air matanya

"Kami berjanji akan bertemu di hari Natal" Ucapnya putus-putus

Coolio menarik kepala Aaric untuk ikut masuk dalam dekapanya. Dia tidak memikirkan bagaimana hancurnya image yang dia jaga selama ini, seluruh musuhnya akan tertawa melihat Coolio hari ini. Tapi dia tidak perduli

Dia telah kecolongan, musuhnya berhasil menghancurkan nya tepat di hati. Kini, Coolio harus benar-benar menjaga pertahanan terakhirnya untuk tetap hidup

Kedua anaknya

.
.
.

    Pemakaman Olivia dilakukan di Italia. Tempat awal dimana semua masalah terjadi. Pemakaman dilakukan secara tertutup, hanya beberapa orang yang datang. Coolio bilang kematian bukan tontonan untuk khalayak umum

Saat pembacaan doa dilakukan, Aaric datang dan berdiri ditengah Coolio dan Smith. Anak itu datang sendirian tanpa Aaron. Berdiri tegak seolah dia tidak pernah jatuh sebelumnya. Berbeda dengan Aaron yang masih terus menangis hingga hari ini

Semua orang mulai mebubarkan diri dan menyalami keluarga mereka satu persatu

"Aaric sakit dia tidak bisa bernafas karena terlalu banyak menangis" kata Aaric tanpa menatap Coolio. Tapi dia yakin bahwa Coolio mendengarnya "Dokter sudah datang dan memberinya oksigen"

Coolio masih belum menjawab. Jika diingat, saat Coolio dan kedua anaknya selesai dengan acara tangisnya dirumah duka dia belum mengucapkan satu katapun sampai hari ini. Coolio lebih memilih diam tanpa merespon apapun

"Aku hanya ingin kau berjanji bahwa ini pemakaman terakhir" kata Aaric

Coolio hanya menatapnya dan diam

"Aku anggap kau sudah berjanji. Tidak ada pemakaman lagi setelah ini" katanya lagi "Jadi ayah yang baik setelah ini, kami butuh kau untuk tetap hidup"

Setelah itu Aaric ikut meninggalkan pemakaman. Tersisa Coolio, Jayden dan Smith berdiri disana

"Aku tau ini jahat tapi aku ingin kedua anakmu menghukum Richard dan keluarganya sampai dia tidak bisa berkata ampun" ucap Smith

Suara angin menguasai telinga mereka, masih dengan tatapan kedepan melihat batu nisan didepan nya

Rip
Olivia Shermen
A mother full of love

"Bahkan untuk meletak kan namanya dibelakang Olivia, itu sangat tidak pantas"

Coolio tidak menjawab, dia berbalik dan memasuki mobilnya. Dia akan pulang dan beristirahat, esok banyak pekerjaan menunggunya

Membunuh orang juga butuh tenaga

.
.
.


Double update buat kalia yang sayang aku❣❣

Stayed with fatherWhere stories live. Discover now