70 -Maaf

5.3K 201 130
                                    

Sesuai janji, aku double UP hari ini.

Sebagai gantinya kalian jangan lupa vote dan komen, karena semakin besar antusias vote dan komen kalian menentukan mood aku buat UP cepet atau nanti aja.

Btw, gggak berasa yah, kita sebentar lagi akan berpisah dengan Zulfikar dan Naysila. Semoga kalian gak kecewa sama ending yang bakal aku tentuin nanti. Apapun yang terjadi dalam setiap part nya sudah aku pertimbangkan dengan matang-matang. jadi, aku harap kalian semua bisa setia sampai akhir cerita nanti.

Insyaallah, kalian bakal suka kok sama endingnya. Insyaallah yah heee.

Yaudah itu aja. Happy Reading.

"Sudah bisa dilanjutkan?" Tanya penghulu itu pada Hambali. Namun sebagai sosok yang penuh pengertian, Hambali terlebih dulu menanyakan pendapat Zulfikar sebagai calon pengantin.

"Bagaimana, Zul?" tanya Hambali.

Zulfikar hanya bisa mengangguk pasrah dengan sedikit menyunggingkan senyumnya sebagai tanda jika dia bisa melanjutkan kembali pernikahan itu. Meskipun sebenarnya hati dan perasaannya tidak yakin dengan hal yang akan dilakukannya, tapi Zulfikar tidak tega melihat Nurul yang sejak tadi tak berani menengadahkan wajahnya. Mungkin wanita itu kini tengah menangis, entahlah. Zulfikar bahkan tidak berani menyapanya.

"Baiklah, kita lanjutkan acaranya." Ucap penghulu menuntun tangan Hambali untuk menjabat tangan Zulfikar kembali.

Pernikahan yang semula tertunda itu akhirnya kembali berjalan. Melupakan seorang wanita hamil yang sedang menangis sekaligus dipenuhi ketakutan di dalam mobil.

"Ya saudara Zulfikar Wiratama, saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan putri saya yang bernama Nurul Aini dengan mas kawin seperangkat alat sholat dibayar TUNAI."

Zulfikar menutup matanya, mencoba mengumpulkan segenap keberaniannya dan membuang semua kegugupannya.

"Saya terima nikah dan kawinnya Naysila Putri binti .. "

"Astagfirullah Al'adzim," Ucap semua yang hadir di acara itu. Zulfikar yang semula menutup matanya kini tersadar bahwa apa yang diucapkannya telah melukai perasaan wanita disampingnya.

Nurul yang juga awalnya menundukkan kepalanya itu kini benar-benar membuka matanya lebar-lebar. Ia menatap Zulfikar tak percaya. Bisa-bisanya dia salah mengucapkan namanya.

Ketiga ibu-ibu yang sempat terhenti menggunjingkan Nurul itu kembali bergosip.

"Eh, pasti dia kefikiran istrinya terus tuh." Tebak si ibu pertama.

"Iya yah, kasian banget sih Nurul. Ya ampun, keliatan banget kalo pernikahan ini penuh penekanan banget." Imbuh yang satunya. Sementara yang satunya hanya menatap Nurul dengan tatapan jijik.

"Maafkan saya," Zulfikar menundukkan kepalanya. Ini sudah yang kedua kalinya pengucapan ijab qabul itu dianggap batal. Pertama karena kehadiran Naysila, dan yang kedua karena Zulfikar salah menyebutkan nama Nurul. Itu artinya tinggal satu kesempatan lagi bagi Zulfikar untuk mengulangnya. Meskipun sebetulnya masih ada dua kesempatan lagi, karena satu kesempatan itu harus diselingi dengan mengambil wudhu terlebih dulu.

Menurut Imam Syafi'i, jika calon pengantin pria gagal mengucapkan lafadz qabul, maka harus diulang.
Jika masih gagal, diulang lagi sampai tiga kali.
Jika setelah diulang sebanyak tiga kali masih gagal, maka calon pengantin diperintahkan untuk berwudhu.
Setelah berwudhu, pengantin pria diperbolehkan untuk mencoba lagi sebanyak satu kali.
Jika masih gagal, akad nikah hari itu dianggap gagal dan tidak boleh diteruskan. Harus diganti hari lain dan mulai dari ijab qabul pertama lagi.

Amanah & Cinta 💓 (END)Where stories live. Discover now