14 - Suami Idaman

6.1K 249 8
                                    

"Assalamualaikum, jangan lupa vote dan komennya yah, biar aku semangat UP, happy reading,"
.
.
.
💓

Jam 06.00 Zulfikar sudah selesai merapihkan segala kebutuhannya. Dia bergegas ke dapur untuk mengambil semangkuk bubur lalu berjalan menuju kamar utama rumah itu.

"Selamat pagi pak, sarapan dulu yu, Zul udah buatin bubur buat Bapak." Zulfikar membuka tirai bermotif bunga tulip kesukaan almarhumah Hamidah. Zulfikar duduk di samping Lukman dan mulai menyuapkan satu sendok bubur ke mulut lukman dengan sangat hati-hati. "Hari ini Zul akan berangkat mengajar, jadi Zul minta maaf kalo ga bisa nemenin Bapak hari ini".

Lukman mengerti maksud Zulfikar dia mengedipkan matanya satu kali pertanda juga dia faham.

"Tapi bapak jangan khawatir ada Naysila ko di rumah."

Mendengar kata Naysila tatapan mata Lukman melemah, bagaimana mungkin putrinya itu mau merawatnya, sepertinya dia harus bisa merawat diri sendiri walau sebenarnya tidak mungkin. Namun setidaknya jika dia lapar atau haus dia hanya perlu bersabar menunggu menantunya pulang.

Zulfikar sudah siap berangkat, dia sudah menghidupkan mobilnya 5 menit yang lalu. Dari luar pintu dia melihat istrinya membuka kulkas sepertinya sedang mencari makanan namun dia tidak menemukannya.

"Saya sudah membuatkan nasi goreng untukmu, itu ada di meja." Zulfikar hampir saja membuat Naysila jantungan karena kehadirannya yang sangat mendadak.

"Maaf cuma itu yang bisa saya buat karena bahan masakan terbatas di kulkas, saya berangkat mengajar dulu Assalamualaikum."

Naysila menatap meja makan dan benar sudah ada sepiring nasi goreng dengan telur mata sapi di atasnya "sepertinya enak," gumamnya dalam hati.

"Terimakasih, Wa'alaikum salam." ucap Naysila yang membuat langkah kaki Zul terhenti.

"Sama-sama".

Zulfikar sudah masuk ke dalam mobil avanza berwarna putih, sederhana namun terkesan bersih yang mencerminkan kepribadiannya.

💦💦💦

"Widiihhh penganten baru mukanya kusut banget nih, abis berapa ronde sih?" goda Andre ketika melihat temannya datang dengan muka di tekuk.

"Berisik." Zulfikar menatap gusar teman di sampingnya.

"Judes amat pak, apa jangan-jangan ... " ucapan Andre terhenti.

"Jangan-jangan apa?" tanya Zulfikar ketus.

"Jangan-jangan lu belum dapet jatah?" bisik Andre tepat di telinga Zulfikar yang membuat mata Zulfikar mendelik tajam.

"Bisa diem?" tatapan tajam Zulfikar membuat Andre kikuk.

"Sori..sori bro ah elaahhh serius mulu lu, cepet tua nanti." Andre mengambil sepucuk mawar merah lengkap dengan note berbentuk hati yang menempel "Nih." Andre menyodorkannya "Biasa paketan bunga dari mahasiswi teknik yang cantik."

"Buat lu aja!" jawab Zulfikar datar "Mulai sekarang kalo ada yang ngasih apa-apa ga usah di terima!" jelas Zulfikar.

"Loh kenapa? Sayang kan?" tanya Andre.

"Yaudah kalo sayang lu ambil aja!" Zulfikar mulai menyiapkan bahan materi dia untuk segera masuk ke kelas pertamanya.

"Tapi kenapa.. eh Zul.." teriak Andre saat dirinya mulai di tinggalkan temannya tanpa jawaban, "Hishh tuh orang udah kawin masih aja judes, ampun dah gue mah."

Amanah & Cinta 💓 (END)Where stories live. Discover now