1 - Keras Kepala

14.2K 381 71
                                    

"Assalamualaikum, jangan lupa vote dan komennya yah, biar aku semangat UP, happy reading,"
.
.
.
💓

Pernikahan adalah sebuah penantian yang di dambakan oleh setiap manusia terlebih lagi bagi kaum wanita, karena pernikahan adalah harapan dan mimpi yang sangat di nantikan waktunya.

Namun tidak dengan NAYSILA PUTRI.

Wanita kelahiran tahun 1995 ini masih juga belum bisa membuka hati untuk laki-laki. Jangankan untuk menikah, melihat laki-laki saja dia sudah malas duluan. Entah apa yang menjadi penyebab dia tidak tertarik lagi pada laki-laki, padahal dulu waktu sekolah dan kuliah, dia sering sekali gonta ganti pacar sampai keluarganya was-was dengan pergaulan anak bungsu itu.

..Naysila Pov..

"Nay, menikah itu sunnah rasul, biar bagaimanapun suatu saat kamu pasti harus melaksanakannya." Ibu menuangkan nasi di piring Kak Aisyah lalu piringku secara bergantian. Kebiasaan rutin ini sudah biasa Ibu lakukan setiap kita makan bersama.

"Kan cuma sunnah, Bu. Gak wajib kan? jadi ngga dosa donk kalo Nay tidak melaksanakannya."

"Astagfirullah, Nay, hati-hati kalo bicara!" Kak Aisyah mengelus dadanya.

"Meskipun bukan kewajiban tapi menikah itu adalah sebuah keharusan. Kamu kira kamu bakal muda terus? ... siapa yang akan merawat kamu kalo sudah tua nanti? mendo'akanmu saat kau sudah tiada? kalo bukan anak-anakmu ... Lalu kamu pikir seorang anak itu lahir hanya dengan bersin saja?" Kak Aisyah melanjutkan, dia memang sedikit bawel kalo bicara, tapi percaya dia sangat sayang terhadap keluarga.

"Nay bisa mungut anak di panti asuhan. Gampang kan?" Sahut ku.

"Capek emang kalo ngomong sama anak keras kepala tuh." Kak Aisyah mendelik kesal.

"Sudah sudah, Nak. Biarkan saja adikmu itu memikirkannya kembali. Dia hanya butuh waktu." Ibu berusaha menengahi.

"Bu, tapi usia dia sudah 25 tahun. Anak-anak seusianya di kampung sudah momong anak semua, bahkan adik-adik kelasnya pun sudah menikah rata-rata." Kesal Kak Aisyah, "lah dia? ... deket sama laki-laki aja ngga mau. Aisyah cuma khawatir, Bu."

"Ga usah lebay deh! temen-temen aku di kota aja belum pada nikah orang tuanya biasa-biasa aja. Malah ada yang lebih tua dari aku mereka masih santai aja." Jawabku dengan nada kesal, "emang sih susah kalo pemikiran orang kampung mah, usia 25 tahun aja udah di katain perawan tua lah, ga laku lah." Lanjutku, "iat noh di korea nikah tuh usia wanitanya rata-rata 29 tahun."

"Astagfirullah, NAYSILA PUTRI jaga ucapan mu itu!" Bentak Kak Aisyah, "kebanyakan nonton film korea, jadi otaknya udah didoktrin sama korea semua." Kak Aisyah mulai geram.

"Udahlah... Nay jadi kenyang tiba-tiba." Aku menaruh sendok dan garpu bersamaan, "pusing tiap hari yang di bahas itu terus, Nay mau pergi ketemu Hanifah assalamu'alaikum."

"Wa'alaikum salam." jawab ibu dan Kak Aisyah serentak sambil menggeleng-gelengkan kepala, melihat aku pergi meninggalkan rumah pagi-pagi sekali.

"Huft, bagaimana ini Bu?" Kak Aisyah sekali lagi menghela nafas panjang.

"Biarkan saja dulu! dia butuh waktu." Jawaban Ibu yang selalu singkat namun menenangkan.

"Iya, aku memang butuh waktu,"

"Butuh waktu untuk melupakan semua kenangan masalalu ku."

Amanah & Cinta 💓 (END)Where stories live. Discover now