6 - Pernikahan Tanpa Cinta

6.9K 262 20
                                    

"Assalamualaikum, jangan lupa vote dan komennya yah, biar aku semangat UP, happy reading,"
.
.
.
💓

"Maka jagalah cintamu dengan baik dan benar, tak peduli kamu menikah karena saling cinta atau hanya cinta salah satunya, jikalau telah bersama dalam ikatan pernikahan maka sungguh kamu berkewajiban untuk saling cinta

Sulit memaksakan hati untuk jatuh cinta? Belajarlah, karena dengan belajar semua akan menjadi mudah dan dengan belajar semuanya akan menjadi indah

Lihatlah bagaimana kebaikannya, lihatlah bagaimana ketulusannya, dan lihatlah bagaimana dia memperlakukanmu dengan baik dan benar

Intinya kalo sudah ada akad di antara aku dan kamu itu artinya kita harus mau di cintai dan mencintai "

Begitulah jawaban yang di berikan Ustadz Hanan Attaki kepada seorang penanya yang mempertanyakan,

"bagaimana caranya kita bisa mencintai pasangan kita jika kita menikah atas dasar keterpaksaan dan tidak di landasan dengan cinta"

.
.
.

Pengajian sore ini di tutup dengan do'a yang di pimpin langsung oleh Pak Kyai sebagai pimpinan majelis taklim Mathlabul Huda.

"Ehh Kak Ais, dateng juga. Sendirian Kak?" sapa Farhan.

"Ngga, berdua sama Naysila. Ini lagi nyariin dia mau ngajak pulang, tadi katanya mau ngobrol sama Nurul dulu,"

"Bilang ae lu modus Han Han." Sindir Andre.

"Apa sih lu, sirik bae Ndre, galau ya si Nina ga dateng."

"Kagak, orang si Nina ada ko,"

"Dimana, ko gue ga liat?"

"Ya iyalah lu ga liat , orang Nina ada disini," Andre menyentuh dadanya dengan tangan kanannya sambil memejamkan matanya.

"Dihhhh dasar gelo maneh teh, Ndre."

"Gilaan siapa kamu yang tiap hari ngaku-ngaku calon suaminya Neng Naysila?" Cibir Andre.

"Ehhh tuh mulut bisa di rem ga sih?" Farhan menutup mulut Andre dengan tangannya, mengingat wanita yang ada di depannya adalah kaka dari wanita yang dimaksud Andre.

"Yaudah kalo gitu saya permisi dulu ya," Aisyah pamit.

"Oh iya mari Kak, titip salam buat Neng geulis yah ka," Farhan menggaruk-garuk kepalanya sambil nyengir ala kuda.

"Gas terooossss .... Jangan kasih kendor shay," celetuk Andre, sementara Aisyah hanya mengangguk dan membalasnya dengan senyuman lalu pergi meninggalkan Andre dan Farhan.

"Assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam warohmatullah." jawab Andre dan Farhan serentak.

💦💦💦

Naysila pov

Setelah selesai menghadiri pengajian bersama Kak Aisyah aku tak sengaja bertemu dengan Nurul Aini. Putri pemilik pendiri majelis Mathlabul Huda. Dia adalah sahabat aku waktu SD dan SMP hanya saja kita terpisah sejak SMA.

Selesai acara kami janjian untuk ngobrol-ngobrol di taman majelis, mengingat kenangan dulu waktu sering tidur saat mendengarkan ceramah ustadz dan ustadzah sambil pura-pura nyoret kitab gundul, padahal mah udah ngiler wkwkwk (becanda ding).

Nyoret dalam bahasa indonesia adalah memberikan/menulis terjemahan

Sedangkan Kitab gundul adalah Kitab kuning, dalam pendidikan agama islam, merujuk kepada kitab-kitab tradisional yang berisi pelajaran-pelajaran agama islam yang diajarkan pada pondok-pondok Pesantren, mulai dari fiqh, aqidah, akhlaq, tata bahasa arab, hadits, tafsir, 'ulumul qur'aan, hingga pada ilmu sosial dan kemasyarakatan

Jadi ... Nyoret kitab gundul artinya adalah (artiin sendiri ya ,jangan males lah 😂)

"Nur, kayaknya aku harus pulang deh, soalnya ga enak kalo Kak Ais nunggu kelamaan," Aku pamit pulang pada Nurul walau sebenarnya masih merindukan dia, karena sudah lama kami merindukan momen-momen seperti ini.

"Yah sayang banget ya, padahal aku masih kangen banget loh sama kamu," Nurul sedikit kecewa karena aku terlalu terburu-buru, sebenarnya aku juga masih rindu tapi ga enak sama Kak Aisyah, lagipula malam ini aku akan berangkat ke kota lagi karena senin besok sudah mulai bekerja.

"Iya Nur, aku juga sama. Lain waktu lagi ya kita kumpul, sekalian ajakin Nina juga nanti! Kangen banget aku sama dia, ketawa sama cerewetnya dia, ahh sayang banget dia ga ada, yaudah aku balik duluan ya, titip salam buat Nina!"

Kami berpelukan lalu aku mulai meninggalkan Nurul sambil melambai-lambaikan tangan aku melangkah mundur sampai tak terasa tubuhku menabrak sesuatu yang lumayan keras.

Brughhhhh

"Awhhh," lenganku terasa sedikit ngilu, dan benar saja saat aku membalikkan badan aku melihat laki-laki sedang membereskan beberapa perkakas yang jatuh dari wadah nya.

"Kalo jalan tuh hati-hati dong mas!"

"Nay, kamu tidak apa-apa?" Nurul yang melihat kejadian itu dengan jelas langsung berlari ke arahku.

"Gpp Nur, dia nya aja yang jalan ga pake mata. Heran, jalan seluas ini masih aja nabrak, matanya ga di pake kali."

Aku mengumpat kesal, menyumpahinya sumpah serapah namun tak ada balasan darinya. Dan yang membuatku terkejut adalah posisi saat ini laki-laki itu malah bertatapan intens dengan Nurul dan lumayan lama, karena bingung aku menepuk pundak Nurul.

"Nurul, kamu gpp?" Nurul yang sadar langsung gelagapan dan laki-laki itu juga kembali merapihkan benda-benda yang masih berceceran.

"Gpp Nay, yaudah yu aku antar kamu keluar." Nurul menggiringku pergi meninggalkan laki-laki menyebalkan itu.

"Kamu kenal sama dia Nur?"

"Siapa? Laki-laki tadi?" Nurul balik bertanya.

"Iyalah siapa lagi,"

"Ohh itu , dia cuma anak didik Abah."

"Oooohhhhh .... Pasti orangnya nyebelin ya." Tanyaku sambil mendekatkan wajahku di depan Nurul.

Hening

"Nur," aku melambai-lambaikan tanganku tepat di depan wajahnya.

"Hah?" Tanya Nurul kaget.

Sejak kapan Nurul jadi lola begini? Setauku dia sangat cekatan dulu.

"Yaudah, Nur, lupain aja, itu Kak Ais udah di depan nungguin, aku balik dulu ya Assalamualaikum,"

"Oh iya Waalaikumsalam warohmatullah,"

Amanah & Cinta 💓 (END)Where stories live. Discover now