28 - Penantian

4.3K 192 25
                                    

Hal yang paling aku takutkan ternyata benar-benar terjadi. Kita dipertemukan kembali dalam takdir yang sama sekali tidak pernah ku inginkan. Aku dengan status baru ku, dan kau dengan....... ah rasanya sulit untuk aku ucapkan.

Padahal sudah dari jauh-jauh hari ku persiapkan hatiku andai saja hari ini datang. Tapi sepertinya aku gagal, hati kecilku tetap berkata "Aku masih mengharapkanmu".

💔Naysila

"Gila, sumpah. Ini sih gantengnya kebangetan." Cahya menyiku tangan kanan Naysila sambil terus bertepuk tangan, namun tak ada respon dari temannya itu. Naysila masih saja fokus menatap nanar laki-laki dengan tuxedo hitam di dampingi dua bodyguard dengan pakaian senada dengannya.

"Nay, lu gpp?" Cahya terkejut saat tak sengaja melihat genangan air di sudut mata Naysila.

"Ah, iya. Gue gpp ko." Naysila segera menyeka air matanya yang hampir saja menetes.

"Lu ga enak badan? Mau istirahat dulu?".

"Nggak, gue gpp." Naysila meyakinkan Cahya untuk tidak khawatir. Tubuhnya memang sedang dalam kondisi baik saat ini. Tapi hatinya? Hatinya sudah remuk saat wanita berambut pirang itu menyambut mantan kekasihnya dengan sangat intens sambil merapikan dasi Aldo yang sebenarnya sudah rapi. Walaupun Aldo tidak terlalu membalas intens kembali perlakuan sekretarisnya itu, tetap saja rasa cemburu di hati Naysila sudah terlanjur terbakar.

"Selamat siang semuanya." Suara khas bariton itu membuat dada Naysila semakin sesak.

"Siang Pak... Ganteng, eh keceplosan." Suara dua wanita yang berdiri paling depan itu terdengar jelas saat yang lain sudah berhenti menjawab mereka malah melanjutkan embel-embelnya, seolah ingin mendapatkan perhatian dari orang di sekelilingnya, terutama si objek tersebut.

"Huuuhhhh caper." Teriak seorang wanita yang berdiri tepat di depan Naysila juga tak kalah kerasnya dari wanita wanita centil itu.

"Sirik aj loh." Jawab salah seorang wanita centil itu yang kemudian dihentikan oleh Pak Hendry.

"Sudah-sudah jangan berdebat!" Pekik Hendry.

"Salam kenal semuanya. Nama saya Adrial Refaldo Mahesa. Mulai hari ini saya akan menggantikan posisi Ayah saya di perusahaan ini. Oleh karena itu saya mohon kerjasamanya dari semua tim untuk menjadikan perusahaan kita lebih maju lagi, terimakasih." Aldo membungkukkan sedikit badannya sebagai tanda hormatnya kepada semua karyawan yang sudah berjasa selama ini.

Meskipun berasal dari keluarga yang kaya raya, tapi Aldo di kenal sebagai anak yang tau sopan santun. Dia bisa menempatkan kapan dia harus bersikap sopan kepada orang di sekelilingnya. Sehingga tak sedikit orang yang jatuh cinta pada pesonanya, terlebih lagi kaum hawa.

Suara tepukan tangan yang keras mengakhiri pergantian direktur siang itu.

"Ayo, Beb, kita makan dulu!" Ajak Rachel sambil menggandeng tangan Aldo.

"Lepas, Hel! Tolong tau tempat! Banyak yang memperhatikan kita disini. Aku ga mau ada omongan yang nggak-nggak." Aldo segera melepaskan tangan Rachel darinya, sementara Rachel hanya mendelik malas melihat kelakuan tunangannya yang masih saja cuek terhadapnya.

Aldo dan Rachel sudah menjalin hubungan 2 tahun lamanya. Keduanya bahkan sudah melakukan prosesi tunangan 5 bulan yang lalu. Mereka menunda pernikahannya dengan alasan Aldo yang masih melanjutkan pendidikannya S3 nya di jerman, dan baru lulus 1 minggu lalu.

💦💦💦

"Nay, lu kenapa sih sebenarnya? Ko tiba-tiba lu kaya gini? Gue jadi ga enak hati nih maksa lu ikut acara ini."

Amanah & Cinta 💓 (END)Where stories live. Discover now