45 - Wanita yang bersama Bapak

4.8K 203 41
                                    

Assalamualaikum

Author abal-abal cap jempol balik lagi nih

Jangan lupa bintang sama komennya yah !

Happy Reading
.
.
.
.

💞 45 - Wanita yang bersama Bapak💞

Setelah 1 minggu berlalu, Naysila tidak juga masuk kerja, Nina akhirnya menghubungi sahabatnya tersebut.

"Ditanyain pak Henry lu,"

"Maaf, Nin. Kayaknya gue mau resign aja deh dari tempat kerja gue."

"Yah, kok gitu." Nina memajukan bibirnya saat mendengar jawaban sahabatnya via telepon.

"Iya, soalnya gue gak enak sering banget gak masuk. Lagian, gue kayaknya mau fokus ngerawat suami gue aja."

"Cieee, iya deh iya percaya yang kemaren baru dikasih surprise mah masih berbunga-bunga," goda Nina membuat Naysila mengingat kembali momentum romantis malam itu.

"Apaan sih lu, nggak gitu. Yah, Gue cuma pengen nebus semua kesalahan gue selama ini sama dia aja," elak Naysila.

"Iya iya, gue faham. Yaudah kalo gitu gue lanjutin kerja dulu deh ya,"

"Yaudah, titip salam buat Cahya ya!"

Nina menghembuskan nafas malas, "Cahya belum masuk sampai sekarang, Nay. Kayaknya dia beneran keluar deh."

"Serius? Kenapa ya dia mendadak hilang tanpa ada kabar."

"Entahlah, yaudah ah, bos udah dateng. Gue tutup ya, assalamualaikum."

"Wa'alaikum salam,"

"Bos?" Naysila tiba-tiba teringat Aldo, laki-laki yang telah dikecewakan olehnya malam itu, jujur dia masih menaruh perasaan meskipun tak sebesar dulu. Dan malam itu Aldo pergi dengan penuh kekecewaan padanya.

"Astaghfirullah, sudah lupakan-lupakan, Nay! Kamu sekarang udah punya Zulfikar,"

Naysila sekilas melihat kembali histori chat Nya dengan Cahya. Terakhir kali dia menanyakan kabarnya, pesannya hanya ceklis 1 dan tidak terkirim.

"Sebenarnya, kemana Cahya pergi?"

"Nay," Suara khas bariton mengejutkan Naysila dalam lamunannya.

Selama Ayah dan Nenek Zulfikar tinggal disana, Naysila dan Zulfikar memang terpaksa harus tidur terpisah karena keterbatasan kamar yang ada. Naysila di kamarnya dengan Nenek Luna, dan Zulfikar di kamar sebelah dengan Ayahnya.

"Eh, Zul. Kenapa? Bapak sama Nenek perlu sesuatu?" Naysila bangun dari tempat tidurnya.

"Nggak," Zulfikar menggelengkan kepalanya. "Oh iya, kamu gak berangkat kerja hari ini?".

"Nggak, aku kayaknya mau resign aja deh."

"Loh kenapa?"

"Gpp, capek aja."

"Oh, yaudah kalo gitu. Tapi, apa kamu sudah yakin?"

Naysila mengangguk, meskipun sebenarnya bukan itu alasan terbesar Naysila. Jika Naysila tidak keluar dari perusahaan itu, Naysila akan sering bertemu Aldo, dan dia tidak mau rasa cinta di hatinya membuatnya buta kembali.

"Kamu sendiri nggak ke kampus?" Tanya balik Naysila.

"Nggak, rencananya aku juga mau mengundurkan diri."

Amanah & Cinta 💓 (END)Where stories live. Discover now