30 - Masih Mencinta

4.8K 208 35
                                    

Setelah kejadian Zulfikar mencium tangan Naysila pagi itu, kini keduanya saling merasa canggung. Tidak ada obrolan dari keduanya, yang ada hanya suara yang berasal dari ponsel masing-masing. Bahkan untuk sekedar menegur saja rasanya berat. Baik Zulfikar maupun Naysila merasa kejadian pagi itu tidak seharusnya terjadi diantara mereka.

Dari pagi sampai sore tiba, keduanya sibuk berkutat dengan perasaannya masing-masing. Zulfikar dengan perasaan bersalahnya, dan Naysila dengan perasaan tak percayanya. Tak percaya jika suaminya itu mulai melakukan tindakan diluar perjanjian awal mereka. Harusnya Naysila marah, tapi entah kenapa Naysila malah merasakan perasaan berbeda kali ini. Entah itu bahagia atau apalah? Naysila sendiripun tidak bisa menjelaskannya.

Merasa tidak nyaman seharian keduanya hanya berinteraksi dengan gadget masing-masing, akhirnya Zulfikar memberanikan diri menghampiri Naysila dan duduk disampingnya untuk mengajaknya bicara.

"Soal kejadian tadi pagi.......saya minta maaf," Ucap Zulfikar memecah kesunyian diantara keduanya.

Naysila yang sedang menonton drama korea sambil tiduran akhirnya menekkan tombol pause di ponselnya. "Lupain aja! anggap aja gak pernah terjadi," jawab Naysila singkat kemudian tak lama memutar kembali tombol play di ponselnya, karena sejujurnya Naysila juga tidak menyalakan Zulfikar atas kejadian itu, toh nyatanya Naysila malah menikmatinya.

"Tapi....... tetap saja saya merasa tidak enak hati, saya tidak bermaksud macam-macam ko sama kam..." Ucapan Zulfikar terhenti saat mendapati telunjuk Naysila sudah menutupi bibirnya.

Beberapa detik kemudian suasana kamar itu langsung berubah. Naysila yang awalnya hanya ingin menghentikan ucapan Zulfikar, kini malah terjebak dalam suasana yang sangat intens.

"Ma.. maaf," cicit Naysila pelan, seraya menurunkan tangannya dari bibir Zulfikar. Tapi sebelum tangan Naysila benar-benar turun, Zulfikar terlebih dulu menahan tangannya. Sehingga kini suasana di kamar itu jadi lebih tegang.

Mata Naysila membulat saat melihat tatapan Zulfikar berubah pesat, tatapan yang awalnya semu kini jadi lebih tajam dan memikat.

Perlahan Zulfikar mendekatkan wajahnya, matanya terfokus pada bibir berwarna merah muda di hadapannya. Jarak antara keduanya yang semula sekitar 100cm kini hanya tinggal 10cm lagi. Deru nafas keduanya terasa saling bersentuhan dan saling bersautan.

Naysila yang melihat wajah Zulfikar semakin mendekat tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Pegangan tangan Zulfikar sangat erat, seolah menandakan dia tidak ingin Naysila menghindarinya. Pikiran Naysila sudah ambigu entah kemana perginya. Apapun yang akan dilakukan Zulfikar sepertinya dia memang hanya bisa pasrah saat ini dan akhirnya Naysila memejamkan matanya.

Sampai akhirnya....
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Ponsel Naysila bergetar,

1 message received
From : Cahya

Keduanya saling menjauhkan diri karena terkejut.

Zulfikar mengusap wajahnya kasar sambil beberapa kali mengucap istighfar. "Ya, Allah. Apa yang sudah hamba perbuat?, Astaghfirullah Al'adzim,". Sementara Naysila segera membalikkan badan, meraih ponsel yang dia simpan dibelakang badannya.

"Nay, saya minta maaf. Saya tidak bermaksud untuk....." Ucap Zulfikar sambil memejamkan matanya, namun segera dipotong oleh Naysila.

"Berhenti meminta maaf!" ucap Naysila yang langsung mendapat perhatian dari Zulfikar. "Bahkan seharusnya aku berterimakasih, karena kamu sudah menyelamatkan aku, mungkin kalau nggak ada kamu, aku udah di..."

Amanah & Cinta 💓 (END)Where stories live. Discover now