Farah sudah pulih dokter suxah menyuruhnya pulang. Ia begitu bahagia, pagi ini ia sudah memompa 6 kantung ASI untuk dibawa pulang.
"Aku sudah tidak sabar bertemu anak-anak kita, Mas" Farah bercerita dengan semangat
"Mereka pun demikian, pagi ini sebelum menjemputmu aku melihat mata mereka begitu terang"
"Benarkah? Masyaa Allah" Farah memeluk suaminya
Keduanya lalu keliar dari rumah sakit, pulang menuju rumah.
"Assalamu 'alaikum. Masyaa Allah Hasan ku, Husein ku, tampannya Umi, mana anak Umi sayang"
cerocos Farah ia kemudian menggendong Hasan, bayi yang semula tidur di tangan mertuanya itu sontak menjerit saat digendong ibunya. Farah kaget bukan main.
"Mungkin ia ingin menyusu denganmu" kata Madame Mohannad
Farah kemudian berjalan cepat, ia membawa anaknya ke dalam kamar untuk segera disusui disusul 2 baby sitter. Saat dikamar anak itu bukannya diam, Hasan malah muntah saat mencicipi Asi Farah. Farah bingung dan berteriak.
"Maaas"
Seketika suaminya datang.
"Hasan muntah ia sudah lupa padaku, ia tidak ingat aku" Farah Kalut
"Bukan sayang, mungkin ia hanya bingung, sudah 3 hari ini Hasan menyusu lewat botol, dan hari ini bukan dari botol. Sini Mas bantu"
Farouq menggendong anaknya. Seketika anak itu diam dan tertidur
Tak lama Husein terbangun, ia sepertinya ingin menyusu.
"Ini, kau susukan Husein" kata Madame mohannad
Tak lama, begitu Husein pindah tangan dan mulut anak itu menempel ke puting Farah tiba-tiba anak tersebut menjerit. Bayangkan bayi yang bahkan belum genap 1 bulan sudah menjerit ketakutan, begitu hancur hati Farah melihat anaknya menderita. Dengan berat hati Farah memberikan lagi Husein kepada Ibunya.
"Tunggu!" Kata Farah menghentikan tangan ibunya
"Apa ini, kenapa merah-merah?" Tanya Farah kepada Baby sitter
Farah kemudian membuka bedong Husein, benar saja seluruh tubuhnya timbul bintik-bintik merah
"Bagaimana kalian merawat anakku" teriak Farah
"Demi Allah, Nyonya. Tadi pagi saat dimandikan nyonya Sarah ia tidak apa-apa"
"Apa? Sarah?"
"Iya, Nak. Beberapa hari sejak kau dirawat, Sarah, Ameera dan Nor membantu Umi merawat Hasan dan Husein"
YOU ARE READING
My Arabian Husband
Spiritual"Daripada menikah dengan lelaki pezina, lebih baik aku menjadi istri ke empat bandot tua!" teriakan Farah memenuhi kamarnya disusul dengan tangisan meraung yang mengiba. Madame Mohannad memeluk putrinya, mengusap-usap lembut rambut lurus panjangnya...
