Part 20 : Pertemuan diam-diam

1.7K 66 3
                                    

Part 20. Pertemuan diam-diam

vote dan follow ya

Berita penculikan Rahman dan farah sudah sampai ke Indonesia. Hati kedua orang tua farah bergetar hebat, ia tak menyangka perjalanan yang seharusnya indah menjadi bencana. Setiap hari mereka menghubungi Farah, meminta anaknya untuk segera pulang ke Indonesia.

Farah menyusun rencana, setidaknya ia ingin bertemu Farouq untuk yang terakhir kalinya sebelum ia pergi ke Indonesia. Farah sekali lagi meminta bantuan adiknya Rahman. Pertemuan kali ini haruslah berkesan untuk Farouq, Farah sibuk memikirkan hadiah apa yang ingin ia berikan kepada orang special tersebut. Farah sempat mondar mandir didalam kamarnya, membuka dan menutup pintu lemari sambil berpikir.

Rupanya, Allah memberinya jalan. Hidungnya mencium bau kue madu yang sangat manis. Ia tersenyum.

Farah mengambil alih dapur, beberapa pekerja yang tidak bisa berbahasa Indonesi tampak berbincang sambil memperthatikan Farah memasak. Farah mulai mengayak tepuk, mengosok telur dan menakar susu. Ia mencampur semua bahan, membuat croissant, milkbath, dan pudding.

"Makanan manis untuk pria termanis" gumamnya sambil tersenyum

.....

Pertemuan diatur, sore hari selepas sholat Ashar di keramaian Kota Riyadh. Ya, butuh perjalanan jauh untuk keduanya bertemu.

Karena kejadian terakhir, kedua orang tua Rahman hanya mengijinkan farah pergi ditemani Rahman. Mereka takut sesuatu yang buruk seperti kemarin akan terjadi lagi.

Mobil berjalan menuju keramaian kota Riyadh, kemudian parkir didepan sebuah Mall yang sudah ditentuklan.

Farouq tampak berjalan cepat, membuka pintu mobil dan segera masuk. Ia duduk bersebelahan dengan farah di barisan kedua mobil.

"Assalamu 'alaikum" farah menyapa dengan senyuman.

"walaikumussalam" Farouq terkesima dengan keindahan wajah farah

"Ehem" Rahman sedikit batuk kode

"Eh, Farah. Kau jadi pulang ke Indonesia besok?" tanya Farouq

"Insyaa Allah" jawab Farah

"Aku ada sedikit hadiah untukmu"

"Benarkah?" Farah terkejut

"Ini" Farouq mengambil sebuah kotak dari kantong thobe nya kemudian membrikan itu kepada Farah. Farah membuka kotak itu dan tersenyum.

"Aku juga punya hadiah untukmu"

"Apa itu"

"ini" farah membuka keranjang makanan yang menjadi penghalang keduanya. Ia membuka dan mengambil sepotong croissant dan sebuah cup minuman halawa manis

"Boleh aku memakannya?" tanya Farouq

"Tentu, ini semua untukmu" jawab farah

"Untukku" celetuk Rahman

"Kau ada dirumah. Aku lupa membawakan untukmu"

"Yah, udah capek-capek nemenin malah gak inget"

"Ini" farouq memberikan sepotong croissant untuk Rahman sambil tersenyum

"Alhamdulillah, kalo rejeki emang gak kemana" polah rahman

Mereka semua tertawa.

Mereka kemudian makan bersama, sambil berbincang dan tertawa.

Hp Rahman sudah bergetar-getar. Tanda Ibunya sudah menelpon menyuruh mereka pulang. Farouq bersiap membersihkan wajah dan menutup keranjang makanan.

"Farouq" panggil farah

Farah menatap Farouq kosong penuh harap ingin mengungkap sesuatu yang serius

"Anting-anting ini? Apa kau akan melihatku memakainya?" tanya Farah serius. Dari setir depan Rahman bergidik, ia memperhatikan betul wajah kakaknya saat menyanyakan itu kepada farouq. Rahman juga sudah dewasa, ia sudah paham apa maksud kakaknya.

"Farah" Farouq menatap mata indah itu hangat

"Hanya ada 1 alasan Aku memberimu hadiah itu. dan bersamaan dengan itu aku melafaskan janjiku dihadapanmu dan Robb kita bahwa aku akan segera melihatmu memakainya. Tunggulah aku di negrimu"

Farah tersenyum bahagia. Ia tak menyangka akan dilamar dengan jalan yang paling romantic menurutnya. Bukan dengan bunga atau kejutan, tapi lebih klepada tanda cinta yang hanya ada 1 jalan untuk mewujudkanya yaitu ikatan suci pernikahan.

Mereka berpisah. Farah dan farouq sudah mendapatkan jawaban mereka.

Mobil seakan berjalan dipadang landai, hati bahagia Farah seolah merasakan udara sejuk sampai ketulang.

"Kak, nanti aku akan member hadiah anting-anting juga kepada calon istrimu" Rahman berceloteh

Farah tersenyum manis.

My Arabian HusbandWhere stories live. Discover now