Part 14: Strategi

1.8K 65 2
                                    


Part 14 : Mengatur Strategi

Stelah 2 hari di Bogor, Farah kembali ke Jakarta. Ia ingin kembali fokus mengurusi kliniknya. Beberapa jadwal kontrak kerja kepada Dokter gigi dan Dokter Kandungan sempat tertunda. Mereka ingin membuka Praktek di Klinik Farah dan Farah sebagai pemilik harus menyiapkan kontrak kerjanya.

Meski ia akan kembali sibuk, pikirannya terhadap masalah pribadinya dengan Kemal adalah yang paling menyita waktu. Ia bingung harus bagaimana membatalkan pernikahan yang hanya akan dilaksanakan 2 bulan lagi, sementara dalam perjanjian sepihak ia dengan Ke mal adalah Farah hanya bisa menolak Kemal apabila ia mendapati keburukan nyata darinya.

Farah mulai searching sosial media milik Kemal yang otomatis terhubung karena no WA Kemal yang tersimpan di hp Farah, ia melihat Instagramnya, terkunci. Farah terpaksa memfollow Kemal, dan baru bisa ia lihat setelah diterima olehnya. Farah mengecek semua gambar disana, ada sekita 400 moment yang dibagikan, tapi, semua gambar hanyalah gambar Kemal baik bersama keluarganya ataupun teman laki-lakinya. Tidak ada satupun gambar Kemal bersama seorang wanita disana.

Farah kecewa. Ia kembali melamun dan berangan andai saja ada satu keajaiban yang membantunya.

....

Jadwal Klinik Al-Khair menerima pasien BPJS ada 2 shift. Shift Pagi dan sore. Hari ini Afif kebagian Shift sore. Sedang dokter Lala kebagian shift pagi. Shift Sore dimulai dari jam 16.00 - 21.00. Afif hari ini datang sedikit terlambat, sekitar jam 16.15. Beberapa pasien tampak sudah menunggu. Afif tak menunggu lama lagi, ia langsung masuk dan meminta asistennya memanggil pasien untuk masuk.

Sekitar jam 5 sore, Kemal datang ke Klinik Farah. Sewaktu mengantar Farah ke klinik tempo hari, Kemal melohat Afif. Ia mengenali sosok dokter tampan itu. Ia tak ingin rencananya gagal. Maka hari ini ia akan membungkam Afif.

Kemal meminta izin kepada asisten Afif untuk masuk menwmuinya, katanya ia adalah teman dekatnya dan hal yang akan dibicarakan adalah hal keluarga yang sangat penting. Sayangnya, asisten itu ceroboh, bukannya bertanya dulu ia malah langsung mempersilahkan Kemal.

"Selamat sore" Afif menyapa pasiennya sambil masih menulis

"Sore, Dok" jawab Kemal

"Lo?" Tanya Afif

"Bener dugaan gue. Lo kenal gue kan. Kita pernah ketemu disekitaran Kemang, dan Lo kenal Dela kan"

Afif terdiam

"Denger-denger, udah setahunan ini CV Lo ke banyak Rumah Sakit belum ada yang di approve ya"

Afif masih diam

"Kalo Lo mau, gue bisa kok, bantu Lo masuk Rumah Sakit gue, tapi ada syaratnya"

"Syarat?"

"Yup. Lo tau la kan ya, di Klinik ini tu ada berlian, nah itu berlian lagi gue incer. Kalo Lo gak ikut campur urusan gue, ngerti kan lo sebagai sesama laki" Kemal mela jutkan dengan tambah angkuh

"Bro! Jadi gini ya, tuduhan Lo ke Gue kalo Gue gak diterima-terima sama banyak Rumah Sakit, itu salah. Buktinya sudah setengah tahun ini gue kerja kok di Rumah Sakit harapan kita. Dan yang terakhir, Gue paham kok berlian itu siapa dan maksud Lo apa. Tapi, yang perlu Lo inget dalam otak Lo, gue gak kayak Lo, lelaki yang berbuat apapun demi keinginan"

"Halah, Bullshit" potong Kemal

"Gak usah ngomong jorok deh Lo, ini tempat kerja gue, dan diluar pasien lagi nungguin gue. Kalo lo pengen gue bungkam tentang Lo didepan Farah, fine! Gue diem. Tapi yang pasti Lo harus tau, jodoh itu sejebis bro. Tikus busuk kayak Lo, gak bakal dapat berlian mahal kayak Farah"

"Kurang ajar Lo ya, Lo tunggu ya pembalasan gue!" Kemal keluar

...

Di parkiran Klinik, Farah melihat mobil Kemal yg keluar dari parkiran Klinik dengan sangat ngebut. Farah turun dari mobil keheranan.

Sesampai didalam, ia bertanya kepada anak-anak, apa keperluan Kemal datang, mereka menjawab ia habis dari ruangan Afif. Farah melibat pasien yang masih ramai, ia mengurungkan niat untuk bertanya kepada Afif.

Tepat jam 9 malam, Afif keluar ruangannya dan terlihat buru-buru keluar dari Klinik.

"Afif!" Farah berteriak sambil mengejar

"Tunggu!"

Afif berhenti didepan mobilnya, ia sudah pindah kerumah disekitaran daerah Kemang.

"Fif, tadi kata anak-anak Kemal nyari kamu, ngapain?"

"Oh, itu. Emang, kenapa kamu nanya?"

"Jawab dulu pertanyaanku" desak Farah

"Kalau kau tak menjawab, akupun tak mau!" Jawab Afif

"Baiklah Kemal, sebenarnya aku dijebak olehnya"

"Maksudnya? Kamu hamil?" Afif teriak

"Sshhhhtttt, iih bukan! Amit-amit aku zina! Bukan hamil."

"Jadi, apa?"

"Panjang ceritanya, intinya karena terjebak aku terpaksa menerima lamarannya"

"Dasar tikus kotor!" Jawab Afif geram

"Apa?" Farah kurang dengar, Afif diam

"Lalu, apa yang ia katakan padamu tadi?"

"Oh, ia mengancamku agar tak memberitahumu siapa sebenarnya dirinya"

"Maksudnya?"

"Aku sudah pernah memperingatkanmu kan Farah? Semoga Allah membantumu sekarang. Aku tidak bisa berbicara lebih lagi" Afif masuk mobil, menguncinya dan mulai menghidupkan starter

"Afif, Afif tunggu. Iih, Afif kita belum selesai" Farah menggedor kaca mobil Afif, laki-laki itu terus saja berlalu meninggalkan Farah.

...

Farah kembali masuk ke ruang Apotek. Ia mengambil tasnya dan bersiap pulang. Sepanjang perjalanan ia selalu terngiang dengan perkataan Afif. Lelaki kaya dan berkuasa seperti Kemal pasti banyak rahasia, pikir Farah.

Sesampai dirumah Farah sibuk menstalking Ig Kemal, mulai dari mengikuti siapa saja yang sering like fotonya, hingga memperhatikan satu persatu teman-teman yang di tag oleh Kemal. Hasilnya, nihil. Farah tak menemukan apapun.

My Arabian HusbandWhere stories live. Discover now