Part 10 Istiqlal

2K 72 2
                                    

Part 10 : Istiqlal

Follow, Komen dan Vote

.....................

"Tiing tiing tiing tiing" Alarm hp Farah memekak ke seluruh ruangan kamarnya. Jam 4 pagi tepatnya. Farah baru tidur sebentar, hanya kurang dari 2 jam. Ia bangun lalu bersegera mandi.

Selepas mandi Farah melaksanakan sholat tahajud dan witir. Kemudian, ia turun kebawah, menuju dapur mencari-cari makanan yang bisa ia santap untuk sahur. Farah memasak omelet untuk dirinya dan meminum segelas susu. Bismillah ia niat puasa hari senin ini.

Adzan subuh menggema, terdengar jelas karena rumah Farah berseberangan dengan masjid komplek. Ia membereskan piringnya, naik ke kamar lagi untuk sholat qobla subuh juga sholat subuh.

Farah tidak memiliki jadwal tetap di Klinik, karena ia adalah pemilik sekaligus apotekernya. Berhubung masih lelah setelah kejadian di Bali, setelah langit memerah dan ia mengkhatamkan surat Al-Baqoroh, Farah memilih untuk melanjutkan tidurnya.

Ia bangun jam 11 siang, tubuhnya sudah terasa segar kembali. Ia mandi kemudia bersiap sholat dzuhur. Selepas sholat, Farah mengganti pakaiannya, bersiap untuk ke Klinik. Sebelum berangkat, Farah mampir ke dapur, ia membuat roti isi dan memasukannya kedalam wadah tupperware berwarna pink kesukaannya. Tak lupa ia memasukan 3 biji kurma kedalam air untuk dinikmati saat berbuka nanti.

.....

Hari sudah sore, Farouq meminta sopirnya untuk menuju masjid istiqlal Jakarta menemui seorang temannya yang dulu pernah bersama ketika masih menjadi mahasiswa di Universita Madinah. Farouq bertemu dengan Sultan lelaki asli Indonesia perpaduan Betawi dan Aceh. Mereka mengobrol di pelataran teras masjid, sampai waktu mendekati adzan tiba.

"Ayolah, Farouq. Kau memimpin, aku rindu ingin mendengar suaramu" kata Sultan

"Ah, kau ada-ada saja. Ini Indonesia. Bukan Saudi. Aku tidak bisa seenaknya saja menjadi Imam disini" elaknya

"Tidak, aku yang akan bicara kepada pengurus. Ah, Pak Ahmad" Sultan melambaikan tangannya. Mereka bertiga bersalaman

"Siapa yang akan jadi Imam hari ini?" Tanya sultan

"Entahlah, kebetulan Imam hari ini sedang berhalangan kemari. Kalau tidak kau saja yang jadi imam, bagaimana?" Tanya Pak Ahmad kepada Sultan

"Nah, qodarullah. Begini Pak Ahmad, kenalkan ini temanku, dia asli Arab Saudi. Tapi dia fasih 5 bahasa. Jadi jangan heran bahasa Indonesianya bagus, dia ini Doktor Hadist lulusan Universitas Madinah. Kami berjumpa dulu sekali saat saya mengenyam pendidikan S1 disana. Bagaimana kalau dia saja yang menjadi Imam?" Jelas Sultan panjang lebar

"Wah, boleh. Dengan zenang hati. Masjid inikan rumah Allah, semua hamba Allah yang mumpuni jelas saya persilahkan untuk menjadi Imam disini"

"Alhamdulillah. Nah, ayo Farouq. Kita siap-siap"

My Arabian HusbandWhere stories live. Discover now