Part 17 : Rencana Ke Jeddah

1.7K 61 1
                                    

Part 17 : Rencana Ke Jeddah

Farah mengirim pesan WA meminta Rahman dan Rahim naik kekamarnya. Mereka bertiga kembali berbicara di balkon

"Sudah kalian pikirkan caranya?"

"Kak, kami disini disuruh Umi Hana untuk belajar ekspor impor barang sama Abi Mohannad, kalau pulang sekarang sementara kami baru sebentar disini, kami takut dimarahi" jawab Rahim

"Ya Allah, pikir dong, apa kek ketinggalan apa gitu ada urusan kampus atau apa"

"Sebenarnya ada, Kak"

"Nah, kan. Apa?" Farah antusias

"Aku masih memiliki beberapa urusan dikampus yang mengharuskanku kembali, untuk melanjutkan studi S3 ku"

"Alhamdulillah. Lalu, kapan kita berangkat?" Desak Farah

...

King Fahad General Hospital Jeddah

Di Jeddah, Farouq sedang terbaring sendirian di ruang rawat inap kelas VVIP room. Semenjak sakit beberapa hari yang lalu, ia tak ingin berjumpa dengam siapapun kecuali ayah dan ibunya.

Semua keluarganya heran, dokterpun seakan bertanya, ia didiaknosa baik-baik saja tetapi tekanan darah terus rendah disertai nafsu makan yang tak kunjung kembali. Saru-satunya nutrisi yang ia dapat hanyalah dari selang infus yang meneteskan cairan ke nadinya.

Ruangan besar itu didominasi warna putih, tak ada siapapun disana selain Farouq dan alat tulisnya. Sejak pertama masuk rumah sakit ia seakan tak berhenti berkarya, tetapi tak ada siapapun yang tau apa isinya karena ketika buku itu dibuka muncul kalimat :
"Kecuali Farouq, tidak ada siapapun yang boleh membukanya!!!"

Meski itu adalah Ibu ataupun Ayah kandung Farouq sendiri, mereka sangat menjaga privasi anaknya. Disamping itu kasih sayang mereka yang luar biasa kepada anak laki-laki mereka satu-satunya ini juga menghalangi mereka menuruti rasa penasarannya.

...

"Kakak, kita berangkat lusa" Rahman berbicara dengan Farah

"Benarkah? Surat-suratnya?"

"Semua sudah beres, tinggal izin dari Abi dan umi Mohannad"

Mereka bergegas mencari kedua orang tua itu. Terlihat keduanya sedang bersantai di gazebo belakang rumah, sambil menikmati secangkir kopi dan pisang rebus.

"Abi lagi apa?" Farah menyapa

"Ini, diet gula, makan pisang rebus" jawabnya

"Ambilah" jawab Madame Mohannad

"Mik, kata Rahman besok dia mau ke Jeddah"

"Besok? Ngapain? Wong dia disuruh belajar bisnis kok disini"

"Iya, Mik. Cuman ternyata dari Universitas Madinah katanya berkas Rahman masih ada yang kurang, kalau gak diselesaikan gak bisa ikut S3 ke Harvard"

"Lah, iya toh?" Sambung Tuan Mohannad

"Terus, kamu balik sendiri?" Tanya Abi

"Rencananya sih gitu"

"Ya udah, ajak aja Farah sekalian. Soalnya kata Umi kemaren, kakakmu kalo lagi buat kue banyak tu tandanya lagi sedih. Siapa tau kalau ke Jeddah jadi bahagia" Farah gembira bukan main mendengar ini

"Beneran, Bi?"

"Lah, iya. Passport kamu kan masih aktif, tinggal urus visa biar Abi yang urus gampang"

"Serius, Bi. Ya Allah makasih Abi" Farah tersenyum sumringah

...

My Arabian HusbandWhere stories live. Discover now