"Mata biru mu! Ah, sepertinya aku jatuh cinta"
-------------------
WAJIB FOLLOW DAN VOTE!
----------
"Mau kemana, Rah?" Tanya Madame Mohannad
"Mau ke Mall, Mik. Ada urusan"
"Gak ke klinik?"
"Belum tau, Mik"
***************
Mobil melaju meninggalkan rumah berpagar hitam tinggi. Melaju mengencang kearah pusat kota. Mini cooper kecil itu ikut menyempil diantara deretan 'queue' parkiran sebuah Mall ternama Jakarta, "Plaza Indonesia".
Turun dari mobil, menggunakan kaca mata hitam, Farah berjalan kearah dalam Mall. Dari kejauhan ia melihat seorang maling kecil yang bekerja sangat cepat mengambil dompet dari tas coklat seorang wanita bergamis hitam pekat. Maling itu, berjalan kearah Farah dengan setengah berlari. Dengan sigap, Farah berjalan tak kalah cepat kearah maling yang berjalan celingukan.
"Bruugh"
Tangan kiri Farah menghantam tangan kanan sang maling yg sedang berusaha memasukan dompet hitam itu kedalam kantung jaketnya. Dompet hitam itu melayang jatuh ke atas paping blok. Sigap, Farah memungutnya dan berlari kearah wanita bergamis hitam yang sudah berjalan menuju pintu masuk mall. 'Maling kecil' memandangi Farah dalam-dalam. Menghafal dari warna sepatu sampai corak hijabnya.
"Nona, ini dompet ana terjatuh diparkiran" Farah menepuk pundak wanita itu
"Benarkah?" Ia memeriksa tasnya
"Ah, Kau benar" sambil memeriksa isi dompet
"Terima kasih ya"
"Sama-sama"
"Sebagai ucapan terimakasih ku, Aku ingin mengajakmu makan bersama, bagaimana?"
"Ah, maaf. Aku sedang terburu-buru sekarang"
"Wah, sayang sekali. Aku Salamah. Dan Kau?" Sambil mengulurkan tangannya
"Aku Farah"
"Senang berkenalan denganmu, Farah" wanita itu membuka kacamata coklatnya, sehingganya wajah cantiknya terlihat jelas dimata Farah
"Aku juga" Farah pun membuka kacamata hitamnya, menonjolkan dengan jelas bola mata bening dan besar milik Farah.
"Bolehkah aku meminta nomer HP mu? Aku ingin mengundangmu kerumahku kapan-kapan" ajak Salamah
YOU ARE READING
My Arabian Husband
Spiritual"Daripada menikah dengan lelaki pezina, lebih baik aku menjadi istri ke empat bandot tua!" teriakan Farah memenuhi kamarnya disusul dengan tangisan meraung yang mengiba. Madame Mohannad memeluk putrinya, mengusap-usap lembut rambut lurus panjangnya...
