Part 13: Teknik maryam

1.9K 67 0
                                    

Part 13 : Teknik Maryam


hay hay hay

happy reading

jangn lupa Vote

........

"Farah Kau sudah bangun?" Syahila mengetuk pintu kamar Farah

"Iya, sudah" Farah membuka pintu

"Makan dulu yuk, Aku sudah menyiapkan sarapan untukkmu"

"Aku sedang puasa" jawab Farah

"Oh, ya sudah. Kalau begitu, temani alu jalan-jalan pagi yuk. Aku ingin memperlancar proses kelahiranku, kamu tau sendiri kan Mas Ismail sedang tidak di sini"

"Baiklah. Tunggu sebentar ya. Aku ganti pakaian dulu"

Farah mengganti pakaiannya kemudian keluar untuk jalan-jalan pagi bersama Syahila.

"Kamu ada sepatu"

"Banyak! Tuh pilih aja" jawab Syahila

Farah memilih sepatu berwarna abu-abu dengan list putih yang sederhana.

"Ayo kita jalan-jalan" ajak Farah

Seorang pembantu menemani meteka keluar, membantu membuka dan mengunci lagi pintu pagar dari dalam. Suasana komplek begitu asri, udara yang bersih, gunung yang berkabut terlihat jelas dibelakang mereka dan cuaca dingin sudah dihalau mereka dengan jaket tebal yang mereka kenakan.

"Farah, sebenarnya aku sudah tanda-tanda mau lahiran"

"Benarkah? Kapan? Apa tidak bahaya kita jalan-jalan begini?" Tanya Farah

"Insyaa Allah tidak. Soalnya kontraksinya masih lama, kadang masih 3 jam sekali"

"Kenapa kalau masih 3 jam sekali"

"Artinya masih lama, kalau sudah mendekati melahirkan itu kontraksi akan semakin cepat, bisa 30 detik sampai 1 menit sekali"

"Ooh, lalu apa yang kau rasakan?"

"Ya nyeri. Aduuh tunggu sebentar!" Syahila diam, kaki tangannya tegang dan wajahnya menahan sakit yang luar biasa

"Kau tidak apa-apa? Apa harus aku antar kerumah sakit?" Farah panik. Benar-benar panik

Syahila tertawa sambil menahan sakit

"Kenapq kau tertawa?"

"Kau terlalu panik. Sebuta saja nama Allah panikmu akan hilang"

"Kau? Sudah?" Farah bertanya apa ontraksinya sudah berlalu?

"Sudah, ayo jalan lagi. Didepan banyak yang jualan, kita jajan dulu"

Farah menemani iparnya yang berjalan kepayahan. Perutnya yang besar membuatnya susah berjalan. Mereka berjalan pelan-pelan. Tak lama mereka sampai ditempat tujuan, banyak pedagang yang berjualan di taman komplek, karena ini hari senin dan taman komplek dekat dengan TK. Mereka berdua melewati pedagang cilok, cilor, cilung . Perut Farah yang tidak sahur mulai keriukan.

"Kau lapar?" Tanya Syahila

"Hehe iya" jawab Farah

"Ayo, kita sarapan."

"Tapi, shaumku?"

"Ya, terserah. Kalau kuat kau boleh lanjutkan, tapi kalau tidak ya silqhlan batalkan. Seingatku kau sejak kemarin sampai dirumahku belum makan"

Benar, Farah baru ingat. Ia sudah tidak makan apapun sejak diJakarta.

"Baiklah. Aku akan membatalkan niat shaumku"

My Arabian HusbandWhere stories live. Discover now