Part 26 Kembar

2.1K 51 0
                                    

Follow dan Vote.

Sudah memasuki minggu terakhir liburan mereka berdua sebelum farouq harus kembali aktif bekerja. Terhitung sudah hampir 3 bulan mereka menghabiskan waktu intim berdua. Berat badan merekapun masing-masing bertambah 5 kilogram. Tampak cabi dan lucu disetiap foto-fotonya.

"Sayang. Minggu derpan kita harus kembali ke Riyadh lagi. Pekerjaanku sudah menunggu"

"Ah, sayang. Aku rasanya tidak ingin meninggalkan kota ini. Kota Cappadocia. Lihatlah sekeliling mas, balon udara, the, kebabnya, semuanya Maas" rengek Farah

"Baiklah, kita nikmati dulu masa-masa ini ya"

"Sebelum ke Riyadh, aku ada beberapa hal yang harus diurus di Dubai. Tak apa kan?" kata Farouq

"kemanapun dirimu aku ikut sayang" manja Farah

Keduanya saling menatap, ersenyum dan berpelukan.

..........

"OK sayang. Sudah siap ke Riyadh?"

"Bentar-bentar. Kita ke Dubai Cuma mau ngambil jam aku yang waktu itu pecah? Mas serius" tanya Farah heran Farouq tersenyum

"kamu tau? Jam ini jadi salah satu bukti awal cinta ini tumbuh dihati aku. Dan aku mau kamu lebih sering pake jam ini disbanding jam kamu yang lain nantinya"

"Ah kamu manis banget maaas"

"kayak gula ya? Hehe. Yuk ah kita berangkat. Aku takut kita telat pesawat"

"Iya Mas"

"Eh Mas mas bentar deh, aku ke toilet dulu ya bentar"

"Huek—Hueek" farah muntah

"Sayang kamu gak papa"

"I'm good honey, hueek—"

Farah berjalan keluar

"Are you okey?"

"im o—" Farah pingsan

Farouq panik. Ia keluar dan memanggil beberapa orang bodyguardnya untuk kemudian meminta mereka memanggil pihak hotel. Farah kemudian dibawa kerumah sakit terdekat dengan bantuan Farouq. Farouq memanggil-manggil nama istrinya sepanjang perjalanan tetapi tidak ada respon.

Sesampai dirumah sakit perawat dengan sigap membawa tubh Fraah kedalam ruangan untuk terlebih dahulu membuatnya sadar.

"Sayang sayang kamu sadar"

"Kita sudah di Riyadh ya?" tanya Farah

"Belum sayang. Kamu tadi pingsan jadi kita lagi periksa kerumahsakit dulu"

"Dokter datang mendekati Frah dan memeriksa detak jantungnya. Ia menanyakan beberapa hal kepada farah untuk mengetahui apakah ia sudah benar-benar sadar atau belum"

"Apa ibu sudah Haid?" tanya dokter

"Belum dok"

"Kapan terakhir ibu haid?"

" Saya lupa dok , tapi sepertinya sudah lama sekali"

"Kenapa istri saya belum diinfuse,Dok?"

"Saya tidak bisa Pak" jawab seorang dokter asal Singapura itu

"Apa alasannya? Dia itu sakit!" bentak farouq

"Saya mendiaknosa bahwa ibu Farah hamil. Saya akan merujuk ibu untuk diperiksa kandungannya ke dokter kandungan. Bapak tolong temani ya"

Farouq menjadi istri yang siaga, ia tak pernah meninggalkan istrinya barang sedetikpun. Farouq member istrinya susu dan makanan untuk menambah tenaganya.

"Sayang ayo kita ke dokter kandungan" ajak Farah bahagia

"Mari sayang, tapi kau naik ini" jawab farouq sambil menunjuk wheel chair

"Aku masih bisa berjalan sayaaang" rengek farah

"Tidak. Aku akan mendorongmu. Kau tidak bol;eh lelah. Itu perintah"

Farah naik ke kursi roda sambil sedikit manyun minta perhatian suaminya.

Farouq mendorong Farah menuju ruangan dokter kandungan. Keduanya kemudian masuk dan bertemu dokter yang ternyata adalah dokter dari Malaysia. Dokter itu tampak senang melayani farah, terlebih saat tau bahwa Farah berasal dari Indonesia.

"Mari, saye periksa perutnya" kata dokter Mala ramah

"Jadi sudah ingat kapan haid terakhir?" tanya dokter

"Ingat dok, 25 April"

"oh, sudah lama ye, patutlah bayi dah besar"

"sudah besar?" tanya Farouq

"iya Pak, mereka sudah 13 minggu. Tengok ni" kata dokter Mala menunjuk monitor

"Saya tak paham dok, itu yang satunya apa? plasenta kah?"

Dokter Mala tertawa "Bukan, Pak. Anak bapak ini kembar"

"kembar?" jawab Farah

"Iya Buk. Coba lihat keduanya. Ini kepalanya ada 2, kakinya ada 4, tangannya ada 4"

"Masyaa Allah, Alhamdulillah ya Allah" Farouq berbalik kemudian sujud syukur dilantai. Ia reflex berdiri lagi cepat kemudian menciumi kening istrinya.

"Alhamdulillah ye sudah dapat cahaya mata, jadi tolong rawat betul-betul"

"Alhamdulillah, tapi dok hari ini jadwal kami pulang ke Riyadh. Apa boleh saya naik pesawat?" tanya Farah

"Tidak sayang. Demi Allah kita tidak akan kemanapun. Aku akan merawatmu disini. Aku tak akan mau menanggung penderitaan karena kita!"

"maksudnya"

"Tidak. Kita tidak akan kembali ke Riyadh!" jawab Farouq

Kemudian dokter Mala kembali ke mejanya. Ia kemudian meresepkan beberapa vitamin dan merekomendasikan susu terbaik untuk tumbuh kembang janin. Ia juga menyrankan agar Farh mengubah dietnya menjadi diet yang bergizi sebab kandungannya ada 2 yang harus dijaga.

My Arabian HusbandHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin