Part 22 Salamah

1.8K 57 0
                                    

Part 22 Salamah

"Umi, aku datang. Apa kau sudah membaik" pujuk Farouq kepada Ibunya yang sedang berbaring

"Oh, anakku. Alhamdulillah aku baik atas izin Allah" sambil membiarkan Farouq mencium tangannya

"Aku sudah berbincang dengan kerabat kita, dan kami akan segera menjodohkanmu"

"Tidak Umi, aku tidak mau"

"Apa kau ingin melihatku menanggung semua penderitaan ini?"

"Jangan keras kepala, surgamu terletak di keredhoanku"

Farouq terdiam.

....

Beberapa hari kemudian, Ibunda Farouq dan kerabatnya merencanakan pertemuan rahasia, pertemuan yang hanya akan di hadiri oleh beberapa orang penting.

...

Selepas pulang dari kantor, Farouq meminta sopirnya ke sebuah Mall Riyadh. Farouq berniat membelikan abaya hitam indah kemudian akan mengirimkannya untuk Farah di Indonesia.

Ia mulai langkah kakinya masuk ke toko yang paling ramai dan lengkap disana.

Farouq meminta bantuan penjaga toko, memilohkan abaya hitam indah lengkap dengan niqobnya. Ia menunjukkan semuannya mulai dari yang bersulam benang emas, bermandikan swarovski, berpayet permata, berbahan dasar sutra terbaik serta abaya dengan motif tumpuk.

Farouq memilih semuanya, total ada 20 abaya yang ia beli. Ia meminta untuk segera di packan.

Tak berapa lama keributan terjadi. Seorang wanita berteriak-teriak ia telah kecurian.

"Pencuri, ada pencuri. Pencuri" begitu teriaknya

Farouq melihat dari kejauhan, seorang wanita berabaya berteriak kehilangan.

"Apa yang hilang nyonya" tanya pramuniaga

"Dompetku, dompetku hilang. Semua milikku disana"

Mereka kemudian bersegera mencari dimana dompet itu. Sebagian lagi melihat di cctv toko.

Farouq membungkuk, melihat sesuatu dibawah gamis yang menjuntai.

"Permisi, maaf apa ini dompetmu" ia berkata. Semua orang ditoko itu memandang kearahnya

"Kau pencurinya!" Hardik seorang laki-laki

"Bukan. Aku hanya menemukannya dibawah sana" jawab Farouq

"Ah, khazab. Tidak ada pencuri yang akan mengaku. Sudah bawa saja dia ke polisi syariah yang sedang berpatroli" teriak laki-laki itu

"Eh, tunggu tunggu" seorang pria melerai

"Aku manager toko ini. Maafkan aku atas ketidaknyamanan ini. Nyonya ini telah lalai menjatihkan dompetnya kemudian pria ini menyelamatkannya"

"Benarkah?" Jawab wanita itu

"Iya, semua sudah ada di kamera pemantau kami. Kalau tidak percaya ayo ikut aku"

Beberapa orang ikut manajer itu dan memperhatikan cctv

"Syukron karena telah membantuku"

Wanita itu berbicara

Farouq hanya mengangguk

"Aku salamah" katanya

"Maaf. Aku buru-buru. Lain kali lebih waspada!" Pesan Farouq padanya lalu pergi

Salamah terdiam lalu melanjutkan

"Aku Salamah, kita pernah berjumpa sekali waktu di Indonesia. Apa kau ingat?" Lalu salamah tersenyum

...

"Aku ada janji bertemu dokter hari ini, apa kau bisa mengantarku?" Ibunda Farouq menelpon

"Jam berapa?"

"Selepas Dzuhur"

"Insyaa Allah"

...

"Batalkan semua janjiku hari ini, aku tidak akan kembali setelah makan siang"

"Baik tuan" jawab asisten Farouq

...

Farouq menuntun ibunya. Membawanya masuk menemui dokter penyakit dalam eluarganya

Dokter itu memeriksa, kemudian menerangkan kondisinya.

"Perut nyonya bermasalah, apa makanmu baik-baik saja akhir-akhir ini?"

"Tidak dokter. Aku todak selera makan"

"Nyonya, kau harus makan teratur. Lakukan pola diet swpweti yang aku jelaskan padamu"

"Tuan, bantu ibumu untuk sembuhbya" Farouq terdiam sedih

...

"Kita pulang" totah Farouq kepada Supirnya

"Tidak kita akan kerumah saudariku"

"Amati"

"Kau ingin aku sembuh kan?"

Farouq terdiam

"Jalan" titah nyonya besar itu

...

My Arabian HusbandDove le storie prendono vita. Scoprilo ora