Part 19 : Penculikan

1.7K 66 1
                                    


Rahman mengatur pertemuan kakak sepupunya dengan farouq. Mereka berjumpa di salah satu lapangan tempat sedang diberlangsungkannya sebuah acara konser music di Riyadh. Rahman pergi berkendara dengan Farah sedang Farouq membawa mobilnya sendirian.

Pertemuan mereka berjalan sempurna. Farah seperti biasa terlihat memesona ditambah lagi dengan niqob dan pakaian syar'I ia tampak seperti bangsawan Arab seutuhnya, ketiganya duduk di sebuah café, kemudian berbincang. Farah dan Farouq kompak memesan kopi susu hangat dengan croissant.

"Ada sesuatu yang ingin aku tunjukan kepadamu" kata farouq

"Apa itu?" tanya Farah

"ikutlah denganku kalian berdua, aku akan menunjukan kepada kalian sesuatu"

Rahman dan Farah setuju dengan Farouq. Mereka bertiga berjalan meninggalkan kafe menuju mobil Farouq. Farouq berjalan mendahului, membuka pintu mobil dan ingin masuk kedalamnya.

"Halo, tuan Farouq" sapa seseorang yang sudah duduk manis di kursi kemudi mobilnya mengejutkan Farouq. Ia mundur, seketika ingin berlari, tak disangka kedua tangannya sudah dipegang oleh 2 lelaki kekar bertutup kepala. Farouq dipaksa masuk kedalam mobil, dengan rahman yang sudah berada di baris ketiga mobil dan dijaga 2 orang laki-laki serta ia yang dipaksa duduk bersebelahan dengan Farah yang sudah ditutup bagian mata cadarnya.

Kejadian begitu cepat berlalu, seketika ketiganya sudah sampai di gurun pasir dengan mata tertutup. Ketiganya dipaksa masuk kedalam sebuah gubuk kecil di padang pasir. Kemudian penculik mulai berorasi.

Salah satu dari penculik membuka mata ketiganya, pandangan mereka tampak kabur dan keringat sangat jelas mengalir di dahi-dahi mereka.

"Masih ingat aku?" suara taka sing ditelinga Farah

"K-kau?" Farouq terbata

"Ya. Aku Bambang. Lelaki tua yang dulu kau usir saat ketahuan mengambil cincinmu. Aku berhasil sejauh ini. Dan luar biasanya aku tidak hanya menangkapmu melainkan beserta dengan saudara dan juga istrimu. Aku penasaran, pasti istrimu cantik" wajah bambang berubah

"Jangan gaanggu dia" Bentak farouq

"benarkah itu?"

"Benarkah aku tak boleh mengganggunya?"

"Aku tambah penasaran bagaimana rupa istri dari seorang tuan Farouq, pastilah ia cantik"

"Cuuh" Farouq meludahi Bambang

"Plaak" tamparan keras mendarat dipipi Farouq

"berani kau meludahiku? Apa kau tidak tau sebentar lagi kau akan jadi kadal gurun yang akan kami sembelih?" bentak Bambang

"Aku tak peduli. Jangan ganggu mereka!"

"hei, buka cadar wanita itu" desak Bambang

Seorang penculik membuka cadar Farah, sehingga tersingkap wajahnya yang indah.

"Kau?"

"Kau wanita sok yang mengadukan bahwa aku mencuri cincin lelaki sorban ini kan?"

Farah diam

"Ah, aku ingat. Ternyata benar kau. Luar biasa luar biasa, sekali menepuk nyamuk, 3 korban yang mati" ia tertawa kekeh

"Aku penasaran, kira-kira berapa uang yang akan diberikan keluarga mereka untuk ketiga kepala ini"

"Hahahahahaha" semua penculik tertawa terbahak

"1 juta dolar?"

"2 juta dolar?"

"atau 3 juta dolar?"

"Ah, aku minta 6 juta dolar. Per kepala 2 juta dolar. Kecil kan?"

"Yah kecilah, paling hitungan mereka jual masing-masing 1 buah rumah"

"Hahahahaha" Bambang tertawa puas

"Apa kau pikir kau akan lolos begitu saja?" ejek farouq

"Apa maksudmu?" Bambang marah sambil menendang wajah Farouq, Farouq tersungkur dan hidungnya bersimbah darah

"Berani kau menyanggah ucapanku? Aku ini bos disini, tau kau?"

"Bos? Kau pikir kau hebat dengan menculik kami seperti ini?"

"tentu, setidaknya dengan kematianmu akan mengobati sakit hatiku karena kematian puteraku satu-satunya"

"taukah kau, setelah kejadian itu aku pulang kerumah. Rumah kami kebakaran, semua harta kami habis terbakar, hanya uang pemberianmu satu-satunya yang kami miliki. Keluarga mempelai perempuan tak ingin menerima jumlah uang mahar yang kurang sehingga mereka membatalkan pernikahan anak kami. Sampai anakku satu-satunya depresi dan akhirnya gantung diri"

"kau tau? Betapa hancurnya aku saat itu. dan semua ini tidak akan terjadi jika cicincin itu ada bersamaku, jika kau tidak memecatku!"

"Bodoh!" ejek Farah

"Itu adalah buah kesalahanmu. Bukan kami!" nbentak farah

"Kau pencuri, dan apapun alasanmu tidak akan menjadikanmu seorang yang alim"

"Wanita laknat!" 'Plak!' bambang menampar wajah Farah sekeras tenaga sampai ia jatuh dan pingsan

"Kenapa kau diam? Lidahmu kelu? Atau malaikat sudah mencabut nyawamu?" ejek bambang

"Bajingan!" teriak farouq

Rahman terdiam, air matanya menetes melihat kakaknya jatuh tersungkur dan tak bergerak lagi, tubuhnya menggigil ketakutan.

"Hahahahaha" Bambang tertawa puas

"periksa wanita itu"

Seorang penculik membalikkan tubuh Farah dengan kakinya, kemudian membungkuk untuk memeriksa.

"Ia hanya pingsan" katanya

"Oh, ternyata ia belum mati" hina Bambang

"Kau pikir kau hebat? Huh?" ceringai Farouq

"Apa maksudmu? Tentu kami hebat. Lihatlah orang-orang ini. Lihatlah mereka. Mereka semua adalah korban kebiadabanmu" jawab Bambang

"Ini Ahmed, seorang tukang kebun Somalia, ia kau usir dari rumahmu saat intrinya sedang hamil besar, dan akhirnya istrinya mati saat melahirkan"

"itu karna dia sendiri, ia tak pernah bekerja, melainkan hanya minum soda dikamarnya"

"Ah!" bentak Bambang

"Dan ini Mahmud"

"tangan kirinya setelah kau menjebloskanya ke penjara"

"Itulah hukuman untuk seorang pencuri" Jawab farouq

"Diam!" bentak Bambang

"Kami semua adalah korban manusia sepertimu. Dan kau harus merasakan pembalasan kami"

"Kau pikir aku takut dengan ancamanmu!" tegas Farouq

"Apa?" bentak Bambang keheranan. Bambang geran kemudian mengambil sebuah pedang dan mengayunkan kea rah leher Farouq

"Ddbrrrakkkk" pintu didobrak

"Jangan bergerak kami polisi"

Seketika 20 polisi bersenjata lengkap memenuhi ruangan. Bambang dan kawanannya kelabakan.

Polisi menahan semua penjahat, dan melepaskan semua tahanan. Beberapa orang polisi wanita tampak memegangi Farah kemudian memebawanya dengan tandu menuju ambulance yang sudah siap di gurun yang luas itu. Farouq dan Rahman dibebaskan kemudian dituntun menuju luar ruangan.

"Kalian akan mati! Kalian akan mati!" teriak Bambang

Polisi menyeretnya menuju mobil.

Farah, Farouq dan Rahman dibawa ke Rumah sakit. Ketiganya butuh pengobatan pasca trauma akibat penculikan yang mereka alami.

My Arabian HusbandWhere stories live. Discover now