Extra 7 : Jawaban Saluna

509 11 1
                                    

Saluna duduk ditemani dengan segelas caramel machiato dan cake tiramisu di cafe yang dikelola oleh Jiboy dan Samsul. Ia berkali-kali melihat jam tangannya,

"Ini sudah lebih dari satu jam. Kenapa Jiboy belum Dateng...," katanya. Ia lalu memandang jari manisnya, sebuah cincin dengan berlian kecil di tengahnya sudah terpasang di sana.

Entah kenapa tiba-tiba dadanya sesak, rasanya air matanya mau jatuh lagi,
"Apa Jiboy gak akan datang?" Katanya berbicara sendiri. Dari tadi ia sudah menghubunginya, tetapi ponsel Jiboy tidak aktif.

"Jef..., Apa kamu semarah itu? Apa pertimbangan aku bikin kamu mau put__, enggak. Aku gak boleh mikir gitu." Kata Saluna segera menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Bahkan kata Samsul dia gak ada di sini." Saluna menggigit bibirnya untuk menahan air matanya untuk tidak keluar.

Ia lalu melihat ke sekeliling cafe,
"Jef..., Semoga kamu mau nemuin aku besok." Kata Saluna bicara sendiri lalu ia beranjak dan pergi.

Setelah Saluna pergi, Jiboy membuka kupluk jaketnya. Dari tadi ia duduk di belakang Saluna.
"Sorry, Saluna, kamu harus memikirkan matang-matang untuk memutuskan." Kata Jiboy bicara sendiri.

*

Saluna berjalan sendiri di mall. Ia baru saja menghadiri acara pameran makanan vegetarian. Padahal acaranya sangat meriah dan seru, bahkan ada lomba masak. Saluna yang tadinya ingin ikut, mengurungkan niatnya. Perasaannya masih kacau sekarang.

Kini ia sampai di supermarket.
"Puding coklat, sepertinya puding coklat akan membuat moodku lebih baik." Katanya bicara sendiri. akhirnya ia masuk ke supermarket itu.

Di sisi lain,

"Mumpung lagi di mall gue ke supermarket kali, ya? Hari ini Ibu gak ada di rumah. Pasti gak ada makanan. Huuh...., Nasib anak bungsu gini,nih...," Keluh Jiboy lalu masuk ke supermarket.

Ia langsung mencari mie instan di sana setelah memasukkan beberapa camilan di keranjangnya.

"Ahaha...," Tiba-tiba ada suara tawa yang sangat familiar di telinganya. Jiboy berusaha mencari asal suara itu untuk mengetahui apakah itu orang yang dikenalnya atau bukan. Ia langsung bersembunyi saat melihat Saluna sedang berbincang-bincang dengan seorang laki-laki,

"Siapa itu?" Gumam Jiboy lalu memperhatikan punggung laki-laki itu.

"Kok agak familiar,ya__," matanya segera terbelalak saat menyadari siapa laki-laki itu,
"Bang Ben???" Katanya tanpa suara.

Bang Ben lalu mengambil tangan Saluna, Ia lalu tersenyum lebar, Begitu juga Saluna,
"Will You marry me?" Samar-samar terdengar suara Bang Ben.

Mendengar itu Jiboy mengepalkan tangannya. Rasanya darahnya langsung mendidih, ingin rasanya ia meninju wajah sepupunya itu.

"Gak, please, ini bukan mimpi,kan?? Saluna, apa semudah itu kamu berpaling dari aku??" Batin Jiboy, ia lalu pergi dari sana tanpa mengetahui jawaban Saluna.

*

Saluna memasukkan bubuk kokoa ke keranjang belanjanya,

"Loh, Saluna? Kamu di sini?" Tiba-tiba ada yang menyebut namanya, membuat Saluna berbalik,

Langsung terukir senyum di wajahnya ketika mengetahui siapa yang menyapanya,
"Bang Ben ??! Udah lama gak ketemu !!" Kata Saluna.

"Ahaha..., Saluna sibuk pacaran, sih sama Jiboy...," Ledek Ben.

Mendengar nama Jiboy bukannya membuat Saluna tersenyum malah sedih, hal itu tak luput dari perhatian Ben,

"Kenapa Saluna, kok muka kamu sedih? Kalian lagi berantem,ya?" Tebak Ben.

Sebuah Pelarian (END)Where stories live. Discover now