Extra 6 : Tidak Yakin

218 3 0
                                    

Raymond datang ke rumah Samsul. Samsul adalah Juniornya saat masih di FC dulu. Malam ini orang tua Samsul tidak ada di rumah, Raymond masuk begitu saja.

Raymond masuk ke kamar Samsul,

"Wah, Anj*ng lu pada!!!" Kata Raymond sambil membanting tas.

"Apaan, sih lu Bang Ray, dateng-dateng langsung berkata kasar, hatiku yang lembut tersakiti, niih." Kata Samsul yang sibuk main PS dengan Jiboy.

Raymond menghampiri Samsul dan duduk di pundaknya,
"Sialan, lu berat tau!!" Kata Samsul.

"Lagian lu pada, gue ke sini karena khawatir, eh, lu berdua malah asyik main PS. Parah, parah!!" Kata Raymond lalu berdiri dan duduk di samping Samsul,

"Oh iya!" Kata Raymond tiba-tiba.

"Napa lagi, sih lu bang?" Tanya Jiboy,

"Gue bawa mahakarya gue di tas, dan gue lempar tas gue!! Sial !!!" Kata Raymond beranjak dan mengambil tasnya,

"Mahakarya apa lagi, sekarang,kan lagi galau, bang suasananya." Kata Samsul lagi.

BLETAK!

Jiboy langsung menempeleng kepala Samsul.

"Sakit, bego!!" Kata Samsul.

"Bodo." Kata Jiboy. "Yes! Gol!!"

"Wah, curang lu, tadi siasat lu ya, jitak gue???" Kata Samsul tak terima.

"Ya ampun, mahakarya gue masih aman." Kata Raymond lega.

"Mahakarya apaan, sih bang?" Tanya Samsul yang sudah muak bermain PS lagi.

"Puding coklat." Kata Raymond.

"Wah.., yang ini gak bisa ditolak!!" Kata Samsul langsung beranjak dan mendatangi Raymond.

"Eh, kita butuh sendok, nih." Kata Samsul bersemangat.

"Gue ambil dulu di dapur, ya." Kata Samsul.

"buruan, gue juga mau makan, nih." Kata Raymond. Samsul langsung keluar kamar dan pergi ke dapur.

Diam-diam Raymond melirik ke arah Jiboy yang masih sibuk dengan Playstationnya.

"Lu main sendiri aja, kek ansos aja lu." Sindir Raymond.

"Ngapain, sih lu kesini?" Kata Jiboy.

"Yah.., gue kan kangen sama junior gue. Semenjak gue keluar, udah lama gak ngumpul bareng."

"Alasan lu!" Kata Jiboy.

"Oke, gue jujur, gue ke sini karena Saluna pulang-pulang nangis." Kata Raymond yang mulai serius kali ini.

"Ck..,"

"Tenang, bro, gue itu bukan tipe orang yang apa-apa langsung tersulut emosi. Gue juga paham sifat adek gue," kata Raymond lalu duduk di samping Jiboy,
"Air mata Saluna itu gak akan menetes karena kesalahan orang lain...,"

Mendengar itu, tangan Jiboy yang sedang asyik memainkan stik langsung berhenti,

"Pasti dia merasa ada yang salah dalam dirinya." Lanjut Raymond dan hal itu berhasil membuat Jiboy menoleh,

"Yah..., Tapi kalo lu jadi adek ipar gue, gue setuju-setuju aja." Kata Raymond.

"Hah? Siapa yang mau jadi adek ipar lu, Bang?" Tanya Samsul yang tiba-tiba datang.

"Tuh..., Soulmate lu." Kata Raymond sambil cengar-cengir.

"Sialan lu, bang." Kata Jiboy lalu sibuk dengan PS nya lagi.

"Woy, Jiboy, lu ngelamar Saluna?" Tanya Samsul.

"Hm...," Kata Jiboy malas.

"Ooh.., jadi ini alasan lu galau. Hahaha...," Tawa Samsul langsung pecah.

"Woy, sendok mana sendok?" Pinta Raymond.

"Oh, iya nih Bang." Kata Samsul memberikannya pada Raymond.

"Woy, Jiboy, kalo lu ngelamar Saluna, terus ngapa lu galau? Emang lu ditolak?"

Brak !!

Jiboy langsung membanting stik PS nya.

"Anj*ng lu semua !!!" Kata Jiboy marah. Raymond dan Samsul terpaku sambil memandang Jiboy.

"Iya, Saluna emang nolak gue, dia mungkin..., Mungkin...,"

"Bukannya Saluna belum jawab, ya?" Potong Raymond.

Jiboy langsung menoleh,
"Tapi dia gak langsung nerima gue !! Apa artinya itu ???"

"Kenapa lu gak berusaha meyakinkan dia?" Tanya Raymond.

Deg !

Saat itu juga Jiboy langsung tertohok.

"Jangan nyerah, bro. Lu,kan udah dapet restu dari gue."

"Sok bijak lu !" Kata Jiboy.

"Yah..., Terserah lu daah." Kata Raymond lalu menoleh ke arah Samsul yang sedang asyik menikmati puding buatana Raymond,

"Woy, Samsul !!! Gece juga lu !! Bagi gue , Napa!!" Protes Raymond.

"Lagian, lu berdua serius amat, dah...,"

Drrrt...,
Drrt...,

Tiba-tiba ponsel Jiboy berdering. Jiboy langsung mengambil ponselnya dan melihat layar ponselnya,

"Saluna ....," Kata Jiboy.

"Wah, Ade gue mau ngasih jawaban, tuh...," Kata Raymond.

Jiboy buru-buru mereject telpon dari Saluna.  Ia lalu melempar ponselnya.

"Lah? Napa lu? Tuh, siapa tau, lu diterima." Kata Samsul.

"Gak, dia bilang Minggu depan, keputusannya saat ini pasti keputusan gegabah. Gue belum siap!" Kata Jiboy.

Ting !

Tiba-tiba ada pesan masuk di ponsel Jiboy,

"Tuh, adek gue ngirim pesan kali." Kata Raymond.

"Enggak, lu aja yang liat, Bang." Kata Jiboy.

Raymond langsung mengambilnya dan membaca pesan yang tertera di layar ponsel.

"Besok ketemu di cafe jam 9 pagi ya."

"Haha..., Adek gue emang dah." Kata Raymond setelah membacakan isi pesan dari Saluna.

"Cafe?"

"Iya, dia pasti mau bicarain lamaran lu. Siapin mental aja." Kata Raymond.

Jiboy hanya bisa menggigit bibirnya khawatir.

Sebuah Pelarian (END)Where stories live. Discover now