Bagian 20

241 5 0
                                    

Jiboy dan Edo mendatangi rumah Saluna.

Dari tadi Edo terus-terusan memandangi Jiboy,

"Kenapa, lu?" Tanya Jiboy yang terusik.
"Hari ini keknya lu sumringah banget dah, Jef." Kata Edo. Meskipun ia 5 tahun lebih muda dari Jefri, tetapi ia tidak pernah memanggil Jefri dengan embel-embel Abang karena ayahnya adalah kakak dari ibunya Jefri.
"Ah, masa iya?" Kata Jiboy masih senyum-senyum sendiri.

"Assalamualaikum...," Kata Edo saat sampai rumah Saluna,
"Do, Edo !" Kata Array yang langsung menghampiri Edo tanpa menjawab salam,
"Woy, adabnya jawab salam dulu!" Kata Edo menginginkan,
"Eh, iya wa Alaikum salam." Kata Array.
"Nah, sekarang kenapa, dah Lu?" Tanya Edo.

"Woaah...., Saluna udah siap, nih." Kata Jiboy tiba-tiba.
"Oh, pantesan Jefri bahagia__, eh, kak Saluna tobat??!" Kata Edo kaget.

"Haai..., Akhirnya keinginan kalian terwujud." Sapa Saluna.
"Alhamdulillah anak papa sudah sadar. Saluna bilang ini gara-gara nak Jefri,ya?" Tanya pak Robynson.
"Iya, pak. Katanya dia harus cantik dan langsing kalau mau jadi pacarnya Jefri." Kata Jiboy agak melebih-lebihkan.
"Waah.., keberadaan nak Jefri membawa pengaruh yang baik buat Saluna. Papa berharap kalian langgeng sampai nikah. Hahaha....,"
Saluna lalu menyenggol sikut pak Robynson, "papa....," Katanya malu dengan apa yang dikatakan papanya.

"Mana mungkin sampe nikah. Jefri aja masih suka sama Mira dan Mira kemungkinan besar masih suka sama Jefri. Aku ini yang seharusnya segera pergi dari hidup mereka." Batin Saluna.

"Saluna, kok murung, sih? Yang semangat Doong...," Kata pak Robynson.
"Ah, iya. Semangat!!" Kata Saluna.
"Gak ada jus lagi,nih?" Sindir Edo.
"Oh, iya. Sebentar, kakak Saluna ambilin, ya." Kata Saluna lalu masuk lagi ke dalam rumahnya.

*

Kali ini mereka pergi ke car free day dengan berlari, diantara semuanya, Saluna yang paling lambat, menyadari itu Jiboy memisahkan diri.

Kini Jiboy berlari pelan di samping Saluna.

"Gimana? Udah capek??" Ledeknya.
"Eng.., gak...," Kata Saluna yang berusaha mengatur napasnya.
"Beneran??" Tanya Jiboy.

Akhirnya Saluna berhenti, ia terengah-engah karena masih pengalaman pertama,

"Ugh.., Jefri adalah manusia termenyebalkan yang pernah ada di muka bumi ini....," Keluh Saluna.

Jiboy menghampiri nya, "wa elah, lebay Amet lu, kayak jaman Joko Tingkir aja ngomongnya." Kata Jiboy.
"Lagian, bukannya motivasi, malah diledek !!!" Kata Saluna kesal.
"Nih...," Kata Jiboy lalu memberikan sebotol air mineral.
"Hah?"
"Kenapa? Minum, nanti dehidrasi." Kata Jiboy lagi.
"Kapan kamu bawa ini, pake apa?" Tanya Saluna.
"Bawa tas gue, nih." Kata Jiboy sambil menunjukkan waist bag nya.
"Whoaa.., orang yang sering olahraga emang beda."
"Udah, minum dulu. Nanti kita lanjutin lagi. Pelan-pelan aja, gak usah ngejar mereka yang udah pro."
"Kamu nanti kalau haus gimana?" Tanya Saluna.
"Gampang, nanti juga banyak yang jual minum di car free day."

Tanpa protes lagi, Saluna langsung meneguk air itu,

"Yaah.., habis...," Kata Saluna.
"Dasar emang...," Kata Jiboy.
"Makasih ya Jef...,"
"Iya..., Uhm....,"

Saluna hendak berlari, tapi dicegah oleh Jiboy,
"Kenapa, Jef? Eh? Kok muka kamu merah??" Tanya Saluna.
"Ke,kenapa manggil gue pake nama gue,sih?" Tanyanya.
"Ya ampun, Jef, ini yang bodoh itu aku atau kamu? Sumpah, pertanyaan terbodoh yang pernah aku denger."
"Panggil Jiboy aja!" Kata Jiboy.
"Lah? Kan kamu yang minta manggilnya khusus?"
"Iya..., Tapi, pokoknya panggil Jiboy aja!!" Tegas Jiboy lalu berlari meninggalkan Saluna.
"Iih...., Plin-plan deh, nih anak." Kata Saluna lalu berlari mengejar Jiboy.

"Sialan, kenapa gue bisa deg-degan gini pas dia manggil nama gue??" Batin Jiboy.

*

Array mengipas-ngipaskan tangannya kepada Saluna,

"Duuh, kok kalian pada jago-jago banget,sih??" Tanya Saluna yang kelelahan.
"Yah, Array sama yang lainnya,kan udah sering, kak. Makanya jadi bisa karena terbiasa." Kata Array.
"Jadi kakak harus membiasakan juga, gitu?" Tanya Saluna.
"Iya, lihat, tuh buktinya papa yang masih fit di usia segitu." Kata Array.
"Iya, papa gak ada capeknya." Kata Saluna.

Tiba-tiba mata Array terusik dengan pemandangan yang seharusnya tidak ia lihat,
"Kak Saluna...," Kata Array.
"Hm?"
"Lihat, itu Jiboy sama siapa?" Tanya Array yang melihat Jiboy sedang bersama seorang perempuan.

"Ah, mana?? kakak gak liat. kamu salah orang kali, ayo, kita lari lagi." Kata Saluna lalu beranjak dan menarik tangan Array.

"Semangat Jefri...," Batin Saluna yang sebenarnya melihat apa yang Array lihat.

*

Sebuah Pelarian (END)Where stories live. Discover now