Bagian 48

217 6 0
                                    

Rifky membawa gadisnya pergi sambil menggandeng tangannya,

"Eeh?" Kata Saluna tiba-tiba.

"Kenapa?" Tanya Jiboy.

"Kok, kaya liat Sharena?" Kata Saluna.

"Hah? Sharena? Mana mungkin. Mirip doang ,kali. Kalo emang dia, harusnya kan datengin kamu dengan hebohnya."

"Iya,ya. Pasti bukan dia. Oke, lanjutin makannya." Kata Saluna.

"Tapi, Saluna, lu tau, ga kalo Rifky udah punya cewe?" Tanya Jiboy tiba-tiba.

"Rifky? Cewe? Eeeh???"

"Iya, tau,gak?"

"Kamu tau darimana?? Dia gak pernah cerita,tuh, apa udah ada perkembangan diantara dia sama Sharena??"

"Bisa jadi. Tapi, bisa juga ceweknya bukan Sharena."

"Kamu bisa nebak Rifky punya cewe darimana?"

"Soalnya selama di camp, dia itu selalu telponan tiap malem, kata anak-anak sekamarnya sama cewe."

"Hmmm..., Ada yang perlu diselidiki,nih."

"Tapi, menurut aku, Saluna, tunggu dia cerita aja. Jangan memaksakan."

"Ya, apa yang kamu bilang juga ga salah,sih. Cuman sedih aja gitu, aku,kan sahabat dia dari kecil, masa gak ngasih tau, sih kabar baik begitu."

"Waktu kita jadian, kamu juga ga ngasih tau siapa-siapa, cuman kebetulan aja kepergok, akhirnya jujur."

"Pacaran sama kamu,kan bukan kabar bahagia."

Mendengar itu, tiba-tiba Jiboy terhenti dari aktivitas makannya,

"Oh,iya..," katanya, "kamu bener juga." Lalu langsung melahap makanan yang sudah sempat ia ambil dengan sendoknya.

"Kamu jangan sedih,ya Jeef.., meskipun jadian sama kamu bukan kabar bahagia, tapi kenal kamu itu cukup menyenangkan. Aku tau, kamu itu orang yang baik banget, keluarga kamu juga baik banget, jadi aku tetep gak nyesel kok, bahkan kalau jadi mantan kamu."

Jiboy tak menjawab apa-apa.

Saluna lalu memakan makanannya,

"Tapi, Jef, pertandingan kamu, kan masih sembilan hari lagi, kemungkinan kita bakalan putus, meskipun gitu, aku boleh,kan datang buat dukung kamu?"

Jiboy hanya diam tak menjawab,

"Jef..., Kamu kenapa?" Tanya Saluna.

Jiboy mengehela napas, lalu mengangkat kepalanya dan tersenyum, "oh,iya Saluna, aku punya hadiah buat kamu. Aku denger tim kamu dapet juara dua di lomba cerdas cermat kemarin,kan? Beritanya ada di Mading." Kata Jiboy lalu mengeluarkan sesuatu dari tasnya.

Sebuah kotak kecil dengan hiasan pita pink.

"Apa itu Jef?" Tanya Saluna.

"Buka aja di rumah." Kata Jiboy.

"Makasih, ya Jef. Kamu kasih aku selamat aja sebenarnya aku udah seneng banget," kata Saluna sambil menerimanya. "Oh iya, Tapi, Jef, kamu belum jawab pertanyaanku tadi."

"Pertanyaan yang mana?"

"Tuh,kan pasti kamu gak dengerin aku, deh. Kamu sibuk sama makanan kamu. Capek aku, tuh kalo ngomong panjang lebar, udahannya kamu gak dengerin."

"Hehe.., maaf, ya Saluna. Emangnya kamu ngomong apa?"

"Ck, udah ah, males ngulang lagi!"

"Duuh, jangan ngambek dong.., maaf,ya."

"Ck, untung kamu ngasih aku hadiah, jadi, aku maafin deh, tapi lain kali enggak akan aku maafin loh!" Ancam Saluna.

"Iya,iya...," Kata Jiboy sambil tersenyum,

"Maaf,ya Saluna, aku bukannya gak dengerin, tapi aku cuman gak mau bahas itu."

"Kalo dimaafin, senyum, dong ,ya...," Bujuk Jiboy.

*

Raymond duduk di depan kelas yang katanya adalah ruang seminar proposal. Berkali-kali ia melihat jam tangannya,

Cklek

Pintu ruangan itu terbuka,

"Kakak cantik...," Panggil Raymond.

"Elu? Kok di sini? Ngapain? Ini,kan hari Sabtu." Kata Jelita kaget.

"Aku mau dampingin kakak cantik...," Kata Raymond.

"Gue gak butuh." Kata Jelita lalu duduk di bangku depan ruangan seminar proposal nya. Raymond mengikutinya dengan duduk di sampingnya,

"Meskipun kakak bilang gitu, aku bakalan tetep nemenin kakak. Lihat aja, aku bakalan segera nyusul kakak. Supaya kakak ga harus nunggu lama-lama buat aku nikahin."

Jelita menoleh ke arah Raymond, lalu menjitak Kepala Raymond, "gak usah ngimpi lu!!" Kata Jelita.

"Yah, kakak, kalo punya keinginan mah dijadiin mimpi, perlahan-lahan diwujudkan." Kata Raymond percaya diri.

"Haduuh..., Gue gak ngerti lagi sama lu deh. Aneh!!" Kata Jelita.

"Kak, aku sayang banget Loh sama kakak."

"Berisik!" Kata Jelita cuek.

*
*
*

Sebuah Pelarian (END)Where stories live. Discover now