Bagian 46

209 6 0
                                    

Riana mencicipi donat pemberian Andre,

"Tau aja dia gue suka donat." Kata Riana.

April dan Utari hanya memandangnya heran,

"Lu sama Andre lagi pedekate,ya? Makanya mau ngelupain Jiboy?" Tebak April.

"Enggak." Jawab Riana.

"Terus, lu kok bisa seramah itu sama Andre. Dia anak kelas mana lagi, seragamnya, sih seragam sekolah kita." Tanya Utari.

"IIS satu, seangkatan kita." Kata Riana. Wajahnya yang dari tadi lesu kini sudah berubah agak ceria.

"Tapi aneh, deh. Dia kok tau kalo lu lagi patah hati." Tanya April lagi.

Riana berhenti memakan donatnya, "gue juga gak ngerti, darimana dia tau kalo gue lagi patah hati." Kata Riana lalu melanjutkan acara makannya lagi.

"Eh, ini gak dikasih guna-guna,kan?" Tanya Utari.

"Hush! Lu mah mikirnya gitu Mulu. Pas Jiboy jadian sama Saluna juga mikirnya dia guna-guna Jiboy. Jangan sembarangan!" Kata Riana.

"Lagian, dia mah menang berotot aja, tapi gak cakep-cakep amet." Kata Utari.

"Ini mah fix, lu beneran diguna-guna sama dia!" Tambah April.

"Udah, ah ! Jangan bilang gitu lagi, ngomong-ngomong kalian mau?" Tawar Riana.

"Enggak, buat lu aja!" Kata April dan Utari kompak.

*

Hari Sabtu,

Saluna di kamarnya sedang memandang dirinya di depan cermin. Ia memandang dirinya dengan aneh,

"Cermin, cermin..., Siapa yang paling cantik di dunia ini...," Kata Saluna ngelantur.

"Dirimu yang mulia....," Kata seseorang dari belakang, Saluna segera berbalik,

"Array !" Kata Saluna.

Array langsung datang pada Saluna dan memeluknya,

"Kak Saluna, dari dulu kakak juga udah cantik, gak perlu nanya lagi, apalagi ke cermin." Kata Array.

"Tapi, rasanya aneh aja, kok pipi kakak hilang,ya."

"Itu karena kakak udah turun berat badannya." Kata Array sambil melepas pelukannya. Ia lalu memperhatikan penampilan Saluna.

"Kak, hari ini kok dandan, mau kemana?" Tanya Array.

"Kaka mau nge date." Kata Saluna malu-malu.

"Nge date. Oh.., eeh??? Nge date??! Sama Jiboy???"

Saluna mengangguk,

"Yaah..., Berarti gak bisa nemenin Array main game?"

"Yah, kamu ngapain juga main game ditemenin kakak, minta aja sama bang Ray."

"Bang Ray sibuk, tugasnya numpuk. Edo juga lagi nemenin kakak kembarnya jalan-jalan soalnya mau balik lagi ke Turki bentar lagi."

"Ya ampun..., Kasihan banget, sih adiknya kakak Saluna..., Sini, sini dipeluk dulu...," Kata Saluna memanjakan adik laki-laki nya,

"Udah, ah kak! Kalo gitu Array main sendirian aja. Main online juga berasa main bareng-bareng." Kata Array lalu pergi.

"Ya ampun, anak itu. Kasihan juga, setiap hari dia belajar, cuman akhir Minggu doang bisa main game." Kata Saluna.

"Array..., Array...," Panggil Saluna.

*

Kini mereka sudah ada di bioskop,
Mereka melihat poster-poster film yang sedang tayang, Jiboy dari tadi menunggu Saluna menetapkan pilihannya,

"Kamu mau nonton apa, Jef?" Tanya Saluna.

"Avengers end game." Kata Jiboy.

"Kok kamu udah nentuin pilihan?? Duuh, aku nonton apa, ya?"

"Kamu suka film apa?" Tanya Jiboy.

"Apa aja. Uhmm..., Pokemon deh, detective Pikachu !" Kata Saluna bersemangat.

"Oke pilihan sudah ditentukan, sekarang kita beli tiketnya."

*
Film sudah mau selesai, tapi dari tadi Jiboy tak bisa berhenti memandang Saluna. Ia terlihat sangat serius saat melihat makhluk yang keluar dari bola itu di depan layar bioskop.

"Cantik banget, sih...," Gumamnya,

"Kamu ngomong apa, Jef?" Tanya Saluna.

"Eeh? Enggak, enggak ngomong apa-apa."

"Kamu, tuh ke bioskop sama aku mau nonton film atau mau nonton aku nonton film?"

"Eh, apa nonton apa?" Kata Jiboy bingung.

"Kamu kira aku gak nyadar??" Kini Saluna menghadap Jiboy.

"Nyadar apa?"

"Kamu dari tadi ngeliatin aku Mulu ! Kan filmnya disitu!" Kata Saluna menunjuk layar.

Jiboy kaget, lalu tiba-tiba tertawa tanpa suara,

"Kok ketawa."

"Lagi marah aja kamu cantik, ya ampun aku ini." Kata Jiboy lalu kembali melihat layar.

"Yeeh, dikiran mau ngomong apa.., gak perlu pencitraan kali di sini." kata Saluna sambil memanyunkan mulutnya,

"Apa-apaan, sih Jefri. Telat tau kalo ngomong kaya gitu sekarang. Nyebelin!" Batin Saluna kesal.

Jiboy mengernyitkan dahinya,
"Kok pencitraan,sih. Tapi gak apa-apa, dibikin kesel dulu, biar seru." Batin Jiboy sambil senyum-senyum.

"Ngapain senyum-senyum ??!" Tanya Saluna yang moodnya sudah kacau.

"Enggak, nontonnya lanjutin. Gih." Kata Jiboy.

*
*
*

Sebuah Pelarian (END)Where stories live. Discover now