Bagian 43

216 6 0
                                    

Saluna menarik Jiboy, membawanya ke taman sekolah,

"Kamu bikin Riana nangis,kan?"

"Ya iyalah dia pasti nangis. Aku,kan abis nolak dia. Aku memperjelas perasaan aku ke dia. Lagian mau gimana juga aku gak bakalan suka sama dia."

"Tapi jangan ngomong sesuatu yang kejam dong."

"Kamu sendiri emang gak nangis waktu bang Ben nolak kamu berkali-kali?? Menurut aku itu wajar. Abis ini juga baikan."

"Iya, aku sedih pas bang Ben nolak aku, tapi dia gak pernah ngomong jahat sampe aku nangis."

"Ya ampun, negatif thinking banget,sih,"

"Ayo kita cari dia, dan kamu harus minta maaf ke dia."

"Ap__," lagi-lagi Saluna menarik tangan Jiboy untuk mencari Riana.

*

Riana kini berada di UKS, ia bangun setelah berisitirahat sejenak. Setelah menangis tadi rasanya kepalanya sangat sakit. Kini ia sudah terduduk sambil memegangi kepalanya,

Tiba-tiba ada orang yang datang, Riana yang penasaran, menggeser tirai pembatas sedikit,

"Sssh..., Permisi, ibu, ada siswa yang terluka, nih...,"

Terdengar suara seseorang,

"Aduh, parah bet, dah ya, permisi..., Ada siswa sakit di sini...,"

"Di sini adanya siswa yang lagi sakit." Kata Riana menjawab siswa tadi,

"Eh, ada di cantik Riana, hai, aduh, sssh..," ia menahan rasa sakit.

"Lu__,"

"Andre, gue Andre. Anak IIS satu." Katanya memperkenalkan diri.

"Siapa juga yang mau tau nama lu !!" Kata Riana.

"Ehehe..., Siapa tau lu mau tau. Oh,iya Bu Suci mana? Gue terluka, nih."

"Gak tau, tadi gue tidur karena pusing dan Bu Suci udah ga ada."

"Yah.., lu tau,ga dimana obat buat memar, gue ketimpuk bola voli, nih udah gitu pake jatoh lagi."

"Ma,mana gue tau!"

"Ya udah, gue cari sendiri,deh." Kata Andre. Andre lalu mengobrak-abrik UKS,

"He,hey.., jangan berantakin UKS, gu,gue bantu cari!" Kata Riana yang merasa risih,

"Wah, enak,nih dibantuin cewe cantik."

"Berisik! Mau dibantuin,ga??"

"Iya,iya."

Mereka berdua akhirnya mencari,

"Ssh...," Kini Riana yang merintih,

"Eh, lu masih sakit? Waduh, udah, deh lu tidur aja. Gue bisa sendiri." Kata Andre.

"Enggak, gak apa-apa.., eh ini deh kayaknya." Kata Riana. Andre segera menghampirinya,

"Wah iya, makasih ya." Katanya, kini Riana bisa melihat memar di wajah Andre,

"Lu.., lu mau gue bantu obatin?" Tanya Riana.

"Hah? Elu? Mau bantuin gue?? ya ampun, udah cantik, baik lagi. Eneng yang di depan udah punya cowo belum?"

"Ih, dasar ! Mau diobatin ga??"

"Iya,iya, bercanda, kali."

"Si,sini.., tutup mata kamu,ya, memarnya dekat mata."

"Sip, gue tutup mata,ya."

Riana lalu mengoleskan salep memar di tulang pipi Andre.

"Ssh..," rintihnya,

"Ma,maaf...,"

"Gak apa-apa. Tahan dikit bisa,kok gue." Kata Andre, lalu Riana kembali mengoleskan nya.

"Udah." Kata Riana.

"Thanks, ya. Udah, lu istirahat lagi, maaf pengganggu ini datang di saat yang tidak tepat."

"I,iya..,"

"Moga cepet move on ya." Kata Andre lalu pergi.

"Eh? Ma,maksud dia apa?"

*

Jiboy masih cemberut sambil ditarik oleh Saluna,

"Saluna, sebenarnya kita mau kemana,sih? Riana udah pulang kali."

"Enggak, dia pasti masih di sekolah."

"Lagian buat apa kita harus datengin dia?"

"Kamu harus minta maaf."

"Aku udah minta maaf, tapi dia gak mau maafin aku."

"Bukan tentang perasaan kamu, tapi tentang kata-kata kamu."

"Ya ampun, emang aku ngomong apa,sih ke dia? Kenapa, sih kamu kayak gini? Emangnya kamu gak suka sama aku??"

Saluna berhenti,

"Aku.., apaan,sih nanya begitu? Bentar lagi juga mau putus!!" Kata Saluna,

Jiboy tak bisa berkata apa-apa,

"Ck, mungkin dia di UKS, biasanya,kan itu tempat kabur anak-anak." Kata Jiboy.

"Oh,iya, bener, ayo kita ke sana!"

*

Riana baru saja meminta izin untuk pulang, rasa pusingnya ini tidak hilang juga, baru saja mau keluar tiba-tiba ia dicegat.

"Kalian...,"

*
*
*


Sebuah Pelarian (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang