Extra 1 : Nikah?

278 6 0
                                    

Jiboy membaca pesan dari Saluna sambil senyum-senyum sendiri, gadis yang berhasil mengambil hatinya itu sedang bercerita insiden yang terjadi saat praktek membuat bakery di kampusnya. Ya, sekarang mereka sudah menjadi mahasiswa dan tidak satu universitas. Saluna mengambil jurusan tataboga, sedangkan Jiboy mengambil jurusan Manajemen Bisnis.

"Konyol, hahaha..., Namanya juga anak baru, ada aja kekacauannya." Kata Jiboy berbicara sendiri.

"Jiboy!!" Kata Samsul yang tiba-tiba datang dari belakang dan merangkulnya, ya, teman SMA nya yang selalu bersamanya itu juga satu jurusan dan satu universitas dengannya.

"Weh, Bro!" Kata Jiboy,

"Lu nanti ada kelas Pak Edward?" Tanya Samsul.

"Enggak, gue gak ngambil kelas pak Edward, tapi Pak Steven. Gue menghindari dosen kek dia." Kata Jiboy.

"Yah, apes dong gue."

"Sabar aja, bro."

"Ya udah, heh, lu masih sama Saluna?" Kata Samsul sambil melirik layar ponsel Jiboy,

"Heh, mata lu ya, ngintip bae!!" Kata Jiboy langsung menempelkan ponsel ke dadanya, agar Samsul tidak bisa melihat layar ponselnya,

"Hehe, eh, berarti lu langgeng juga sama dia,ya...," Kata Samsul.

"Yah, bagus dong. Emangnya Napa, dah tiba-tiba lu bahas itu?"

"Hm..., Kalo diitung-itung, berarti lu sama dia udah pacaran selama tiga tahun, ga niat nikah, bro?" Tanya Samsul.

"Hah?"

"Eheh, nge tes doang gue. Kalo gitu, gue duluan ya, nanti kena Omelan pak Edward." Kata Samsul sambil menepuk pundak Jiboy lalu pergi.

"Apa? Ni,nikah?" Gumam Jiboy.

*

Hari ini adalah malam Minggu, semua anggota keluarga Abdullah berkumpul termasuk kakak tertua beserta menantu pertama mereka, susasana makan malam yang biasanya sunyi sepi, sekarang menjadi ramai karena kehadiran dua cucu keluarga Abdullah,

"Mahes, ayo makan dulu, sayang...," Kata Hana memanggil putra sulungnya.

"Mahes masih mau main, ma!" Kata Mahes yang sibuk berlarian dengan adik perempuannya Anika.

"Ayah, Hana makan bareng anak-anak, ya?" Kata Hana minta izin pada ayahnya.

"Ya, silahkan. Di usia segini, anak-anak harus bersenang-senang." Kata Pak Abdullah.

Hana lalu keluar dari mejanya.

"Anakmu, aktif semua,ya Dirga...," Kata Bu Abdullah menyapa menantunya.

"Iya, bu. Sama kayak mama dan papanya." Kata Dirga.

"Kamu gak ada niatan nambah lagi, Dirga?" Tanya pak Abdullah.

"Eh? Umm..., Pemerintah, kan menganjurkan dua anak cukup." Kata Dirga.

"Oh, iya,ya." Kata pak Abdullah, "kalau gitu, dua anak Ayah yang lain, kapan mau nikah?"

"Uhuk!!"

Jelita dan Jiboy langsung tersedak mendengar pertanyaan ayah mereka.

"Mba Jel dulu,tuh yah. Dia,kan perempuan." Kata Jiboy melempar umpan.

"Yee..., Gue,kan belum ada pasangannya, mending Jefri aja, dia,kan udah ada Saluna, penghasilan juga udah ada dari club."

"Gue,kan udah ga di club lagi, mba." Kata Jiboy.

"Lu kira, gue gak tau, lu ada usaha kecil-kecilan,kan sama siapa tuh sobat Lu, Samuel?"

"Samsul, mba." Kata Jiboy membenarkan.

"Oh,iya, kenapa kamu gak nikah aja, Jef, sama Saluna. Ibu sangat setuju!!" Kata ibunya.

"Oh, pacar kamu yang jago masak itu,ya?" Tanya Dirga.

"Uhmm.., itu...,"

"Gimana, Jef?" Tanya Pak Abdullah.

"Uhmm.., nanti Jefri pikirin, deh." Kata Jefri.

"Woah.., serius Lu?" Tanya Jelita.

"Serius lah! Sekarang mendingan elu pikirin tuh, cari jodoh dimana, bisa-bisa kebalap gue lu." Kata Jiboy.

"Ih, bercanda lu pasti." Kata Jelita yang sebenarnya juga khawatir.

"Sudah, sudah, lanjutkan makan malamnya." Kata Bu Abdullah menengahi.

*

Jiboy guling-gulingan di atas kasur. Entah kenapa, sejak kemarin orang-orang menyudutkan nya untuk menikah dengan Saluna.

"Tapi, kalo dipikir, iya juga sih. Gue udah jadian sama Saluna udah hampir tiga tahun, besok udah mau anniv yang ke tiga tahun. Masa hubungan gue sama dia stuck, gini-gini aja?" Kata Jiboy berbicara sendiri.

Ia lalu mengambil ponselnya, lalu membuka ruang chatnya bersama Saluna.

"Ah, ga enak, Vcall ajalah." Katanya menekan tombol kamera,

Telpon berdering, dan tiba-tiba di layarnya muncul boneka Teddy bear berwarna coklat,

"Eeh? Kok ?" Kata Jiboy reflek,

Lalu boneka itu bergeser dan sekarang muncul wajah Saluna dengan senyum bahagianya,

"Ehehe.., iseng-iseng garing." Katanya lalu cekikikan.

"Dih..., Mulai error, nih. Banyak tugas,ya?"

"Enggak,"

"Terus?"

"Aku juga baru mau Vcall kamu, eh tiba-tiba kamu Vcall duluan. Emang jodoh kita,ya, hihihi....," Kata Saluna.

Deg!

"Uhm..., Jodoh?"

"Iya, jodoh. Eh, aku gak berusaha gombalan kamu loh. Jangan Ge -er!" Kata Saluna buru-buru.

"Gak gombal, berarti beneran, dong?"

"Apa?"

"Kalau kita emang berjodoh." Kata Jiboy.

"Ugh..., Jef..., Apaan, sih. Jangan bikin aku melayang dong!!" Kata Saluna sambil menutupi wajahnya yang memerah dengan boneka Teddy bearnya.

"Ahaha...., Kamu manis deh, kalo digituin."

"Tuh kan, ini pasti trap kamu lagi!" Kata Saluna.

"Kamu kangen aku,ya makanya mau Vcall?" Tanya Jiboy.

"Ah, enggak. Kan kemarin baru ketemu."

"Ketemu doang. Gak seru."

"Terus yang serunya ngapain?"

*
*
*



Sebuah Pelarian (END)Where stories live. Discover now