Bagian 16

263 7 0
                                    

Jiboy mengendarai motornya dengan cepat,

"Woy, santai aja kali, gak usah ngebut-ngebut." Komentar Rifky.
"Gue gak mau lama-lama bonceng elu !! Bisa hancur reputasi gue !" Kata Jiboy.
"Lebay lu !" Kata Rifky kesal.
"Tapi..., Gue penasaran..," tiba-tiba Jiboy membuat topik baru.
"Apa?"
"Lu suka sama Saluna,ya?" Tebak Jiboy.
Rifky langsung mendengus.
"Jadi beneran ? Kok lu gak jadian aja sama dia?" Interogasi dimulai.
"Ditolak."
"Hah?? Serius?? Kok?"
"Yah, jawabannya sama kayak jawaban yang dikasih ke bang Ben buat dia. Oke."
"Terus gak lu perjuangin gitu?"
"Itu kesalahan gue."
"Terus, lu udah move on belum?"
"Ck..., Banyak bacot lu ya?!"
"Gue kan nanya sebagai cowoknya Saluna."
"Sok-sokan cowoknya Saluna. Lu pikir gue gak tau kalo lu cuman fake boyfriend nya dia doang ?"
"Lu tau darimana?"
"Ya Taulah, gue juga tau, bang Ben yang minta Saluna buat jadian sama elu."
"Bang Ben ? Serius lu?"
"Ya, gue kasih tau, ke elu buat lu sadar, waktu itu yang bikin Saluna nangis itu gue. Tapi dia bukan nangis karena gue, dia nangis karena dia terlalu mencintai bang Ben, tapi gak mendapatkan apa-apa." Kata Rifky panjang lebar.

Jiboy terdiam karena ia tidak tau harus berkata apa. Entah kenapa dadanya sesak mendengar itu, entah karena rasa empatinya atau karena hal lain.

"Tapi, demi Saluna. Gue akan tutup mulut gue tentang hubungan palsu kalian__,"
"Lima bulan."
"Apa?"
"Cuman lima bulan kok hubungan palsu ini berjalan."

*

"Da,dari Mira?" Tanya Jiboy.
"Iya, tadi nganterin Sharena, eh ketemu Mira, gara-gara lihat aku pake seragam ini, langsung di cap temen kamu dan dia nitip ini."
"Cap temen ? Berarti dia gak tau kalo elu pacar gue,kan?"
"Enggak."
"Fiuh...,"
"Kenapa emangnya?"
"Gue belum nyaman aja..,"
"Ooh..., Harusnya tadi aku bilang aja kalo aku cewe kamu,ya?"
"Iih, justru jangan!"
"Hahaha..., Beneran belum bisa move on yaah."
"Ya udah, itu buat elu aja !"
"Kok ?"
"Gue gak mau, nanti tambah susah move on." Kata Jiboy lalu hendak pergi tapi dicegah oleh Saluna.
"Ini,kan buat kamu. Kamu harus makan ini."
"Tapi itu dari mantan gue, ogah."
"Makan ini berarti kamu udah move on dari dia !" Kata Saluna.
"Hah?? Darimananya?"
"Normalnya, kalo kamu gak ada perasaan apa-apa sama dia, kamu seneng-seneng aja kalo dikasih makanan sama dia. Aku hepi-hepi aja kalo Rifky mulai bagiin buah mangga dari rumahnya."
Jiboy terdiam. Ia berpikir  lalu menggandeng tangan Saluna dan membawanya ke suatu tempat.

"Kita mau kemana Jiboy?" Tanya Saluna.
"Katanya mau makan itu."
"Ya, tapi kan kamu yang makan ini."
"Gak !"
"Kok enggak?"
"Kita makan itu bareng-bareng aja. Elu,kan pacar gue. Supaya gak ada salah paham di antara kita."
"Pft...," Saluna berusaha untuk tidak tertawa, "apaan, sih? Kayak beneran pacaran aja. Ternyata seaneh ini,ya pacaran, hahaha...,"
Jiboy tersenyum, "lu harus banyak belajar dari gue." Kata Jiboy.
"Iya, iya...,"
"Ayok kita makan.".
"Iyaa."

Jiboy terdiam sambil menikmati makanan dari Mira.

"Menurut kamu enakkan makanan buatan aku atau Mira?" Tanya Saluna.

"Ya ampun. Pertanyaan jebakan." Batin Jiboy.

"Jiboy?" Saluna menantikan jawaban Jiboy.
"Ya, menurut elu?"
"Enakan punya aku. Ini terlalu manis."
"Hah ? Menurut gue ini kuenya enak-enak aja."
"Apa kamu suka makanan yang manis?" Tanya Saluna sambil menatap mata Jiboy langsung.
"Ugh...., Itu...., Saluna, bisa kan jangan ngeliatin gue begitu."
"Soalnya aku penasaran banget." Kata Saluna jujur.
"Gue, sih gak suka-suka Amet sama yang manis. Tapi...., Menurut gue ini enak. Tapi kalo dibandingin sama makan siang yang lu buatin waktu itu..., Gak bisa dibandingin, soalnya beda."
"Ini makanan kesukaan kamu?"
"Uhmm..., Iya,sih."
"Ooh..., Pantesan. Padahal udah mantan, tapi masih inget aja. Jangan-jangan masih ada rasa." Kata Saluna lalu mengambil satu buah kue lagi.
"Apa kata lu? Ma,masih ada rasa ?" Entah kenapa tiba-tiba ada sebuah sengatan listrik yang membuatnya bersemangat.
"Iya. Mungkin aja dia juga belum bisa move on dari kamu."
Mendengar itu Jiboy malah sedih, "tapi..., Dia yang mutusin gue. Dia yang abis itu tiba-tiba punya cowok lagi. Apa mungkin yang lu bilang itu bener?"
"Mungkin aja dia ngelakuin hal yang sama kayak kamu, punya fake boyfriend."
"Tapi apa tujuan dia kalo dia masih suka sama gue??"
"Mungkin khilaf. Lagian di antara semua alasan, menurut aku alasan  terlalu baik itu bukan alasan yang kuat untuk memutuskan hubungan. Mending orang yang terlalu baik itu dimanfaatkan semaksimal mungkin." 
Jiboy terkekeh mendengar apa yang dikatakan Saluna,
"Kenapa ? Kok ketawa?" Tanya Saluna.
"Gue gak nyangka lu punya sisi begini."
"Kenapa ? Kamu gak sadar diri aja !"
"Apa ? Gue ngapain?"
"Ya.., kamu kan udah manfaatin diriku yang terlalu baik ini untuk jadi fake girlfriend kamu."
Jiboy langsung tertohok, "bener juga yang dia bilang...," Batinnya.
"Udah,deh. Kamu mau ngabisin,gak ? Aku mau balik ke kelas." Kata Saluna sambil beranjak.
"Enggak. Buat lu aja." Kata Jiboy.
"Ya udah. Sini, nanti aku titip Sharena buat dibalikin ke Mira." Kata Saluna. Jiboy memberikan kotak itu. Setelah itu Saluna pergi meninggalkannya.

"Apa gue terlihat sejahat itu,ya?" Katanya berbicara sendiri.

*

Saluna berjalan ke kelasnya setelah menghabiskan makanan yang diberikan Mira. Tiba-tiba ia dicegat oleh Riana dkk.

"Ugh..., Kayak de Javu." Batin Saluna.
"Heh gembrot !!" Bentak Riana. Saluna hanya memejamkan matanya agar tidak terciprat ludah dari mulut Riana.
"Lu gak denger apa ? Apa pura-pura gak denger ??!!!" Tanya Riana lagi.
"Apa?" Tanya Saluna.
"Iih..., Nih anak !!" Kata Utari lalu menjambak rambut Saluna yang tidak terlalu panjang.
"Aw..., Aw..., Sakit...," Rintih Saluna.
"Makanya, jangan sok gak tau deh Lo !!!" Kata Utari lagi.
"Emangnya apa?" Tanya Saluna sambil memegangi tangan Utari yang menjambak rambutnya.
"PU-TUS- IN JI-BOY !!! JA-UH-IN JI-BOY !!" kata Riana di depan wajah Saluna.
"Aduuuh..., Kalian emang gak denger apa?" Tanya Saluna, "aaw...," Utari menjambak rambut Saluna lebih kencang.
"Ngelawan lagi,nih...," Kata Utari.
"Jambak aja terus. Sok kuat nih anak !!" Tambah April.
"Aduuuh..., Kalian ini, kalo mau aku sama Jiboy putus, bilang sama Jiboy sendiri !"
Kata Saluna. "Aaaw...," Saluna menjerit sekarang.
"Heh, lu itu gak pantes ya sama Jiboy ! Dia itu salah satu aset cogan di sekolah ini. Dan elu, duuh si buruk rupa !!" Kata Riana diikuti tawa teman-temannya.

"Aaww...!!!" Kini bukan Saluna yang menjerit, tapi Utari. Rupanya Saluna mencubit tangan Utari sehingga melepaskan jambakannya.
"Nih anak sialan !!" Kata Utari.
"Bodo Amet ! Kalo aku sialan, kalian juga sialan !! Wee...!" Kata Saluna lalu lari pergi meninggalkan mereka.

Riana melipat tangannya, "Ternyata dia gak segampang Tommy...," Katanya.

Sebuah Pelarian (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang