Bagian 22

230 6 0
                                    

Jelita jalan di trotoar sendirian. Itu sudah menjadi kebiasaannya selama ini.

Tin

Tin

Tin

"Kakak cantik...," Jelita sudah bisa menebak siapa orang iseng yang membunyikan klakson motornya dan mengganggunya sekarang,

"Kakak cantik..., Mau bareng,gak?" Tanya orang itu lagi.

"Berisik !" Kata Jelita.

"Kalo gak mau bareng, bakalan aku ikutin sampe pulang,loh.."
"Ngaco!" Kata Jelita lagi.
"Atau besok aku jemput kakak cantik."
"Bodo!"
"Kakak cantik...," Panggil orang itu lagi.

Jelita berhenti karena tidak tahan, orang itu reflek menghentikan motornya,

"Bisa,gak, sih gak ganggu ???"
"Sorry.., gak bisa, kecuali kakak cantik mau jadi pacar aku."
"Gak akan!" Kata Jelita, "dan jangan pake aku-kamu! Jijik,tau gak???" Kata Jelita lalu berjalan lagi.
"Kakak cantik..., Tungguin Doong...,,"

*

Saluna baru membeli yoghurt di warung besar langganannya,

Tin
Tin

Tiba-tiba ada motor yang mengklaksonnya, membuat ia menoleh,

"Hai Saluna, Ade gue yang tercantik di dunia__,umm lebay kalau dunia, tercantik di RW empat aja, deh."

"Aish, hampir aja mau terbang...," Kata Saluna.
"Hehe..., Mau bareng gak?" Tanya orang itu yang sebenarnya adalah Raymond.
"Tumben nawarin, eh? Abang abis darimana, kok muncul di gangnya Jefri__, oh..., Kakak Jelita,ya?" Selidik Saluna.
"Wuih..., Jago juga nebaknya Ade gue."
"Gimana? Masih ditolak?"
"Ish__!" Kata Raymond hampir mau menjitak adiknya itu, "untung ade.!!" Kata Raymond.
"Jadi ngasih tumpangannya?"
"Ya iyalah, gue kan gentle. Ayo naik."
"Yeaay..," kata Saluna lalu naik ke motor Raymond.

*

Jelita langsung membanting tubuhnya di tempat tidur,

"Haduh..., Tuh anak kok gak sadar-sadar juga,sih?" Katanya .

Tok
Tok
Tok

"Siapa??" Tanya Jelita.
"Gue, mba." Terdengar suara Jiboy.
"Kenapa?"
"Gue cuman mau bilang, besok gue gak bawa motor. Lu bisa pake." Kata Jiboy.
"Oh__, eh serius??" Jelita langsung keluar.

Jiboy baru saja ingin pergi,
"Duuh, Jef..., Lu yang terbaik....," Kata Jelita lalu memeluk adiknya itu.

"What? Hey, duuh.., mba.., iih...," Keluh Jiboy.

*

Tidak seperti biasanya yang menjemput naik motor, kali ini Jiboy menjemput Saluna tanpa kendaraan apa-apa.

"Loh? Jef? Motor kamu mana?" Tanya Saluna yang baru keluar dari rumahnya.
"Hari ini gak bawa."
"Jangan-jangan rusak lagi,ya...," Kata Saluna sedih.
"Duh.., bukan rusak,kok...," Kata Jiboy merasa bersalah.
"Terus?"
"Mulai hari ini kita ke sekolah jalan kaki__,"
"What?? Jeef.... Kamu mau menyiksa aku apa gimana?? Jarak dari rumah aku ke sekolah kan jauuh banget...,"
"Gak, katanya mau langsing? Ya, biar cepet salah satunya olehraga tiap hari. Lagian jarak rumah elu ke sekolah cuman dua koma limaan, kok."
"Tapi aku,kan gak terbiasa...,"
"Nanti dikit-dikit dulu. Sekarang seratus meter, terus naik angkot, besok nambah seratus lima puluh meter, begitu seterusnya."
"Tapi nanti bau keringet."
"Lu emang gak bawa parfum? Di kelas gue cewek-cewek pada bawa parfum sama make up."
"Umm..., Tunggu sebentar kalo gitu." Kata Saluna lalu masuk ke rumahnya lagi.

*

Saluna menatap makan siangnya, sejak ia mendeklarasikan diri untuk berdiet, ibunya membuat menu khusus untuknya,

"Dulu mama juga sempet diet, dan begini makanannya."

Terngiang kata ibunya,

"Semangat Saluna!" Lalu melahap makannya yang warnanya hijau dan putih itu.

"Hai, Saluna." Sapa Jiboy tiba-tiba, membuat Saluna tidak jadi makan

"Jiboy..., " Kata Saluna, "tumben gak main."
"Gue mau nemenin elu makan."
"Tumben." Kata Saluna lagi.
"Iya, biar elu termotivasi. Kan nanti lu jadi berhutang sama gue." Kata Jiboy.
"Haish..., Yang ada juga kamu yang membalas Budi, bukan aku!" Kata Saluna.
"Oh,iya,ya. Jadi impas kita." Kata Jiboy.
"Emangnya kamu mau motivasi aku sama apa?" Tanya Saluna.

Jiboy lalu meletakkan senuah kotak bekal di meja mereka,

"Gue juga bawa bekal. Horeee ..," kata Jiboy girang.
"Waah..., Kemajuan, emang bekal kamu apa?" Tanya Saluna.
"Lihat, menu high protein." Kata Jiboy sambil memamerkannya.
"Woaah..., Mirip sama punya aku....,"
"Dulu gue juga pernah diet, dan ini salah satu menu yang salah satu menu yang disarankan sama FC gue waktu itu."
"Waah? Sampe segitunya?? Boleh ditiru,nih...,"
"Setidaknya gue bisa ngelakuin satu hal buat lu, gue jadi ngerasa bangga sendiri."
"Uugh...., Makin sayang deh kalo gini caranya....," Kata Saluna sambil mengelus pipi Jiboy.

Jiboy terdiam dan menatap mata Saluna,

"Ma, makin sayang?"

*
*
*
*

Sebuah Pelarian (END)Where stories live. Discover now