Chapter 58 | The Days After...

6.2K 362 56
                                    

58

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

58.

The days after... (Hari-hari setelahnya)
_________________________________________

Hari-hari berikutnya tidak lagi terasa sama, seperti ada sesuatu yang telah hilang dari ruang hati yang sempat terisi lalu kembali kosong... dan sakit. Selain itu, pengkhianatan Dixie jauh lebih sakit, bertubi-tubi. Sudah lima hari berlalu dan selama itu juga, aku tidak bertemu dengan Geraldo atau Dixie bahkan Zelene sekali pun, aku tidak ingin bertemu siapa pun untuk saat ini. 

Selama itu juga, aku menghabiskan sisa-sisa libur musim panas dengan mendekam di dalam kamar, menonton serial barbie yang cukup menghiburku, daripada menyaksikan series romansa yang justru membuatku muak dan sakit—aku sudah lumayan menderita untuk tenggelam dalam rasa sakit tokoh dalam film.

Ya, mungkin kebanyakan dari mereka ketika merasa patah hati akan mendengarkan musik bertema sedih atau menonton film romansa menjengkelkan yang setiap adegan dibuat berkaca-kaca agar bisa menumpahkan segala kesedihan yang tertahan di dada dengan meneteskan berlinang air mata.

Tapi aku tidak. Persetan dengan musik dan film sedih. Aku sudah muak menangis.

"Kau tahu? Pantas saja aku pernah mengatakan jika Geraldo terlihat familiar ketika pertama kalinya melihatnya saat aku bangun dari koma," tutur Ibu.

"Memangnya kenapa? Kalian... pernah bertemu?"

"Sebenarnya tidak," desah Ibuku.

"Lalu? Apa maksudmu? Katakan dengan jelas," desakku dengan rasa penasaran yang meluap.

"Kau tahu? Kemarin—dua hari yang lalu, aku tidak sengaja bertemu dengan pelacur yang menjadi bekas selingkuhan Ayahmu. Ya, pelacur yang telah ditiduri Ayahmu berkali-kali, aku bertemu lagi denganmya dan melakukan perdebatan kecil." 

"Hubungannya dengannya, maksudku Geraldo?" tanyaku lagi dengan intonasi malas dan lirih saat menyebut kata terakhir—nama pria itu. 

"Geraldo adalah putranya. Pantas saja mereka terlihat begitu mirip," ucap Ibuku terdengar mual dan jijik.

Aku melotot sempurna. Ini tidak bisa aku percaya. Jadi, pelacur yang menjadi selingkuhan Ayahku adalah Ibu Geraldo. Wah. Luar biasa. Ternyata aku telah berpacaran dengan anak dari wanita yang membuatku keluargaku hancur berantakan.

Tepuk tangan dengan kekacauan mengejutkan ini! 

"Bagaimana kau bisa tahu?"

"Malam itu, pelacur itu yang meledekku dengan kalimat sialannya, 'kenapa kau begitu sinis kepadaku? Kita seharusnya saling berteman apalagi putrimu mungkin akan menjadi menantuku. Oh? kenapa kau terlihat kaget? Kau tidak tahu jika putrimu itu mengencani putraku?' Begitu katanya."  

Aku begitu syok, napasku tersekat. Betapa mengejutkan kabar yang baru saja dilontarkan Ibu. Ini benar-benar tidak terduga. Aku nyaris tidak bisa berkomentar apa-apa, semua benar-benar mengejutkan.

TIGER [COMPLETED] Where stories live. Discover now