Chapter 18 | Coercion

8K 603 23
                                    

Aku membencimu karena disaat semua orang tertarik kepadaku, kau memilih mengabaikanku dan justru membuatku yang tertarik mengenal duniamu.

18

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

18.

Coercion (Paksaan)
_________________________________________

"MOTHERFUCKERS! DON'T TOUCH HER!"

Teriakan menusuk gendang telinga, membuatku menoleh ke arah sumber suara. Aku pikir pemilik suara itu adalah Geraldo, ternyata aku salah. Pekikan itu berasal dari pria yang sangat ingin aku jauhkan. Granger tentu saja.

Dex mendengkus. "Kenapa kau berteriak? Jangan ikut campur. Kau sungguh mengganggu."

"Apakah kau ingin wajah mulusmu seperti pantat bayi itu babak belur dengan sekali pukulan?" ancam Granger.

Dex justru tertawa. "Kau menantangku? Oh c'mon! Jika kau menginginkan tubuh perempuan pemilik gips indah di tangannya, kau harus bersabar. Biarkan aku menikmati keindahan tubuhnya terlebih dahulu. Mengantri—"

PLAKKK!!!

Setelah lama membeku, akhirnya aku mampu bereaksi kembali. Tangan kananku mendaratkan tamparan kuat mengenai pipi Dex hingga menimbulkan bekas merah dengan jejak telapak tanganku saking kerasnya.

"You watch your fucking mouth! IDIOT!"

Aku merasa sangat kesal, tatapan sengitku lantas beralih menuju sosok Granger yang terlihat terdiam menatapku. Ia pikir, dengan bertingkah seperti seorang pahlawan akan mampu membuatku luluh dan melupakan kesalahannya.

Dengan cepat aku melangkahkan kakiku meninggalkan dua mahluk itu. Tapi sialnya, ketika aku sudah berjalan keluar dari sekolah, Granger ternyata mengikutiku dan sekarang ia memanggil namaku berkali-kali.

Merasa muak, aku menoleh. "Kau mau apa lagi?"

"Kau harus berhati-hati dengan Dex. Dia pria brengsek."

Mendengar peringatan dari Granger membuatku ingin tertawa terbahak-bahak di depannya. "Baiklah. Berarti aku juga harus berhati-hati denganmu. Karena kau tak kalah brengseknya dengan Dex. Menjauhlah!"

Aku kembali memutar tubuhku, melanjutkan langkah yang sempat terhenti tadi menuju parkiran sekolah tapi Granger ternyata tidak bosan mengikuti dari belakang.

Ia memegang tanganku, mencegah kembali langkah kakiku. Membuatku semakin jengkel. "Sudah pernah aku katakan kepadamu. Don't.Touch.Me!"

"Baiklah. Aku tidak memaksamu untuk memaafkanku tapi kali ini... izinkan aku mengantarmu pulang."

"Tidak, terima kasih. Aku membawa mobil sendiri."

TIGER [COMPLETED] Where stories live. Discover now