Chapter 54 | Meet Geraldo's father

5.6K 377 69
                                    

53

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

53.

Meet Geraldo's father (Menemui Ayah Geraldo)
___________________________________________

"Jadi kau mau memesan kue apa?" 

"Terserah." 

Sugarland, salah satu toko kue terkenal di kotaku. Bahkan di hari-hari biasa, toko ini memiliki banyak sekali pesanan dan padat pengunjung. Tidak perlu ditanyakan, ketika malam natal tiba, toko kue satu ini akan selalu dibanjiri banyak orderan karena kue di sini memang tidak dapat terkalahkan.

Dan ya, di sinilah aku bersama Geraldo berada sekarang. 

Geraldo berencana mengajakku bertemu dengan Ayahnya, tentu aku tidak menolak—walau tidak dapat kupungkiri jantungku sekarang berdebar. Di pertengahan jalan tadi tepat saat lampu merah menyambut kami, Geraldo mengatakan bahwa hari ini Ayahnya menginjak usia baru. 

Mengetahui hal itu, kuputuskan untuk mengajak Geraldo singgah ke toko kue yang kebetulan kami lewati. Meski semula Geraldo menolak tapi pria itu mengangguk setuju. 

"Kue apa yang Ayahmu sukai?" 

Geraldo terlihat berpikir sejenak. "Seingatku, dia tak terlalu menyukai makanan manis. Tapi brownies, dia tampak cukup menikmatinya."  

"Brownies? Baiklah. Aku akan memesannya, tunggu sebentar di sini."

Aku melangkah mendekati pelayan toko, mengantri sejenak sebelum mengatakan pesananku sembari mengintip estalase yang terpampang kue-kue cantik dan unik di dalamnya. Tentu saja menggugah selera.

Menunggu selama beberapa menit, aku kembali dengan kantong belanja dengan sekotak brownies di tengahnya. Geraldo membayarnya, walau semula aku menawarkan diri tapi ia tidak membiarkanku menggunakan uangku untuk membeli brownies sederhana.

"Sebenarnya, Ayahku tidak membutuhkan ini—kue ini," kata Geraldo begitu masuk ke dalam mobil. 

"Aku hanya tidak ingin membawa tangan kosong ketika bertemu dengan Ayahmu. Oh, mungkin kita perlu membeli barang yang dia butuhkan? Kau mau mampir ke mall sejenak? Apa ada barang yang mungkin ia perlu. Aku akan—"

"Tidak," sela Geraldo cepat. "Tentu tidak. Tidak ada yang dia butuhkan. Barang mewah atau apapun. Bahkan... kue ini. Tapi karena sudah terlanjur, tidak masalah." 

Aku meneguk salivaku. Seketika bayangan di mana Geraldo pernah bercerita bahwa ia sempat dipukul oleh Ayahnya melintas di kepala. Aku tak mengerti, sebenarnya hubungannya dengan Ayahnya baik atau tidak.

Maksudku, dari sudut pandang yang kulihat sepertinya Geraldo menyayangi Ayahnya tapi sebaliknya, aku tidak tahu apakah Ayahnya menyayangi dirinya. Menyanyangi Geraldo. 

"Setidaknya, dia tidak akan membuang brownies yang kita berikan bukan?" tanyaku pelan. "Atau mungkin parahnya, melempar ke arah kita?"

"Masalahnya, aku tidak bisa menjamin itu."   

TIGER [COMPLETED] Donde viven las historias. Descúbrelo ahora