Part 41 - Tragedi

2.1K 45 11
                                    

Jika aku tau ini akhirnya, mungkin dari awal aku tak akan pernah mau mengenalmu.

-The day with you-
_____________________________

    Sepulang sekolah Bunga akan berkunjung ke kanton Vanya. Wanita itu meminta Bunga datang karena ada sesuatu yang ingin dibicarakan.

Tidak butuh waktu lama, mobil Bunga tiba di depan kantor. Cewek itu lebih dulu memarkir mobilnya sebelum beranjak masuk ke dalam gedung.

Bunga memperhatikan Vanya yang sedang berinteraksi dengan sekertaris pribadinya lewat kaca pintu yang transparan. Bunga tidak berani masuk, melihat wanita itu seperti sedang membicarakan hal penting dengan sekertarisnya, ia takut kedatangannya menggangu pembicaraan mereka.

Mata Bunga berkeliling mengamati sekitar. Hampir semua bagian depan gedung terbuat dari kaca sehingga nampak transparan dari dalam. Bunga bisa melihat dengan jelas penampakkan jalan raya dari atas sini. Apalagi ruangan Vanya berada di lantai lima membuat Bunga bisa melihat keseluruhan isi jalan raya.

Cahaya matahari nampak silau di mata Bunga karena terpantul dengan kaca gedung. Di atas cakrawalan awan berbaris rapi, tidak terlihat tanda-tanda akan hujan. Siapa kira siang ini mentari begitu ceria, dibandingkan tadi pagi.

"Bunga."

Suara Vanya berhasil mengalihkan perhatiannya, lantas cewek itu menoleh dan tersenyum simpul. Vanya berjalan mendekat dan mengajak Bunga untuk masuk ke dalam ruangannya.

"Gak papa Bunga masuk? Takutnya ganggu tante lagi?" tanya Bunga memastikan. Melihat Sekertaris Vanya masih di dalam ruangan itu membuat Bunga merasa tidak nyaman.

"Udah masuk aja, ini kan ruangan tante, jadi bebas dong tante bawa siapa aja masuk," sahut Vanya. Bunga mengangguk mengiyakan.

"Lili kamu bisa keluar sekarang," ucap Vanya pada sekertarisnya. Lili tidak berkomentar selain tersenyum mengangguk.

"Bunga Tante mau tanya? Kamu benaran cinta sama Kevin?" tanya Vanya membuat cewek itu mengernyit bingung.

"Tante kok nanya gitu. Bukannya tante memang udah tau dari awal ya?" Bunga balas bertanya, menatap tidak mengerti.

Vanya memperbaiki posisi duduknya menghadap Bunga dan menatap cewek itu lekat-lekat. "Bunga, sebenarnya tante gak enak ngomong gini ke kamu, tapi tante gak mau buat kamu makin kecewa nantinya."

"Akhir-akhir ini tante jadi kepikiran soal kalian. Tante memang sangat mendukung hubungan kamu dan Kevin, tapi tante tidak bisa memaksakan perasaan Kevin, apalagi pacar Kevin itu adalah cewek yang baik. Dia bahkan pernah menolong tante waktu tante kecelakaan," lanjut Vanya.

"Dan tante sudah memutuskan untuk tidak lagi meminta Kevin menuruti keinginan tante. Kevin bebas menentukan pilihan nya sendiri," tambah Vanya.

"Tante Vanya!!!" Bunga berseru, menatap Vanya dengan wajah kesal.

"Bunga, tante tau ini berat buat kamu. Tapi kamu harus bisa-"

"Cukup! Tante gak perlu jelasin apa-apa lagi!" Bunga lebih dulu memotong, ia terlanjur emosi.

Cewek itu mengambil tasnya di atas meja dan keluar sambil membanting pintu. Bunga tidak menoleh ke belakang sedikit pun, mengabaikan Vanya yang berteriak memanggil namanya berulang kali.

Ia menyambar ponselnya dari dalam tas, mencari nama seseorang di sana lalu mengirim sebuah pesan singkat.

Perkataan Vanya membuatnya naik darah hingga Bunga mengemudikan mobil dengan cepat, menerobos jutaan pengendara yang memekik dirinya.

The Day With You (COMPLETED)Where stories live. Discover now