Part 9 - Kesal

1.9K 106 6
                                    

Kadang pergi menjauh memang jalan yang terbaik dari sebuah ketidakpastian, tapi mencoba untuk kembali bukan berarti cara yang tepat untuk dilakukan.

-The day with you-
______________________________

Tidak terasa hari menuju bazar semakin dekat. Kegiatan bazar akan dilaksanakan bertepatan dengan classmeting dan pertandingan basket yang diikuti antar sekolah. Sebagai tuan rumah, anggota OSIS sedang sibuk-sibuknya mempersiapakan tiga acara tersebut.

Seluruh kegiatan belajar mengajar saat ini tidak berlangsung lagi, tetapi mereka di sibuk kan dengan ulangan umum yang berlangsung selama seminggu.

Sulit bagi Tasya untuk membagi waktu belajarnya dengan persiapan kegiatan tersebut. Walaupun Tasya telah menyelesaikan desain postur bazar, kini Tasya harus terlibat dalam kepanitiaan kegiatan itu karna permintaan Kevin.

Awalnya banyak yang menolak, karna menurut anggota OSIS yang lain Tasya bukanlah bagian dari mereka. Sehingga cewek itu tidak berhak terlibat dalam kepanitiaan. Namun Kevin tetap mendesak memasukkan Tasya ke dalam daftar panitia, hal itu membuat yang lain tidak dapat berkutik.

"Ini pakaian OSIS, dipakai selama acara berlangsung." Kevin menyerahkan pakaian tersebut pada Tasya.

"Thanks," balas Tasya.

"Setelah ulangan selesai kita mengadakan rapat pemantapan, gue mau lo hadir waktu rapat itu," ucap Kevin mengingatkan. Tasya mengangguk paham.

Setelah mengatakan itu, Kevin segera meninggalkan Tasya untuk kembali ke kelas, karna ulangan akan berlangsung lima menit lagi.

Sama halnya dengan Kevin, Tasya juga kembali masuk ke dalam kelasnya.

"Sya, tadi Kevin ngapain ke sini?" tanya Bela penasaran.

"Ngasih baju OSIS," jawab Tasya santai.

"Buat apa?" tanya Bela makin penasaran.

"Tasya bagian dari panitia," timpal Bunga.

"Kok bisa? Tasya kan bukan anggota OSIS," tanya Raisya kini.

"Kevin yang mau. Kita yang lain bisa apa," ucap Bunga. Intonasinya terdengar tidak bersahabat.

"Bunga, lo masih kesal sama gue?" tanya Tasya merasa bersalah.

"Kesal? Lo pikir aja sendiri," jawab Bunga sinis.

"Hei, kalian kok malah berantem sih! Denger ya diantara kita gak boleh ada berantem-beranteman, cepat maafan!" perintah Bela.

Tasya mengulurkan tangan ke arah Bunga, namun cewek itu masih membuang muka.

"Bunga!" seru Bela.

"Iya-iya," ucap Bunga membalas uluran tangan Tasya.

"Puas!" seru Bunga balik.

Bela terkekeh sambil memeluk sahabatnya itu di sambung Tasya lalu Raisya terakhir. Sekarang mereka persis seperti teletabis. Namun semua itu tidak berujung lama, bu Gira masuk ke dalam kelas mereka untuk mengawas di sana. Beliau pun membagikan soal ulangan.

Ulangan berlangsung selama kurang lebih dua jam. Selama itu tidak ada satu pun siswa yang berani bicara sehingga ruangan kelas sangat sunyi bagaikan sebuah kuburan di malam hari, jika dipikirkan sungguh menyeramkan.

"Tasya," bisik Bela agar tidak terdengar pengawas.

"Apa," jawab Tasya, namun juga berbisik.

"Nomor 12,16,18 lo jawab apa?" tanya Bela berbisik.

The Day With You (COMPLETED)Kde žijí příběhy. Začni objevovat