"Kenapa seperti itu?"

"Nanti kalian akan mengerti, tunggu sampai paman Coolio memberitahu kalian saja"

Sisa perjalan mereka habisi dengan obrolan ringan tentang sekolah yang akan mereka datangi sesekali Aaron memanggil Ates pecundang dan mereka akan memulai perkelahian didalam mobil. Aaric tidak perduli, dia lebih perduli pada keselamatan nya

Mereka sampai didepan gedung besar bertuliskan Cultura e cultura Scholl. Ates memeri tahu tempat parkir pada Aaric. Selesai, mereka turun dan memperhatikan gedung didepannya ini

"Wow" Aaric tidak bisa menutup rasa kagumnya pada bangunan didepannya ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Wow" Aaric tidak bisa menutup rasa kagumnya pada bangunan didepannya ini. Begitupun Aaron. Mereka tidak menyangka akan menjadi orang kaya sungguhan

"Ayo kalian harus ke ruang kepala sekolah dulu"

Ates memimpin jalan. Aaric dan Aaron mengikuti dibelakang. Sepanjang jalan, semua warga sekolah memperhatikan mereka. Banyak yang berbisik setelah mereka lewat. Dan itu membuat Aaric tidak nyaman

"Tenang Aaric, wajah kita sudah seperti orang latin"  bisik Aaron agar Aaric tidak nervous

Ates menyuruh mereka masuk kesebuah pintu besar didepannya

"Aku akan tunggu sini"

Aaric memberanikan diri masuk terlebih dahulu dan Aaron mengikutinya. Mereka dapat melihat seorang laki-laki tua berdiri membaca sebuah buku

"Mi scusi signore" (permisi pak)

Laki-laki itu melepas kacamata bacanya "Ya?"

"Siamo nuovi studenti qui" (kami adalah siswa baru disini)

"Ah un Cosbi" (ah seorang Cosbi) Laki-laki itu meletakan bukunya dan duduk di kursi kebesaran nya "Per favore, siediti, ah porti le guardie?" (Silahkan duduk, Ah apakah kalian bawa penjaga)

"No, siamo solo con i nostri cugini. Ates" (Tidak kami hanya bersama sepupu kami Ates)

Wajah kepala sekolah itu berubah saat Aaric bilang mereka hanya sendiri tanpa penjaga. Tapi dia langsung merubah wajahnya dan mulai menjelaskan apa yang harus mereka lakukan disini

Kelas pertama akan dimulai 40 menit lagi. Dan itu termasuk waktu yang lama

Mereka akan hendak pergi saat tiba-tiba kepala sekolah kembali bertanya

"Posso sapere il tuo nome?" (Bisa aku tahu nama mu?)

Aaric tersenyum ramah "Sono Aaric, mia sorella Aaron" (Saya Aaric, ini adik saya Aaron)

Kepala sekolah itu mengulurkan tangannya "Il mio nome è sanders, benvenuto a far parte della nostra scuola" (Namaku Sanders, selamat bergabung dengan sekolah kami)

Aaric dan Aaron bergantian berjabat tangan dengan kepala sekolah baru mereka. Merasa sudah cukup, mereka keluar dari ruangan itu

"Bagaimana?" Tanya Ates

Mereka mulai berjalan meninggalkan ruang kepala sekolah

"Kelas kami masih 40 menit lagi" jawab Aaron

"Baiklah, kita tunggu di kantin sekolah saja bagaimana?"

Mereka kompak mengangguk dan mulai berjalan kekantin

Suasana kantin pagi ini cukup ramai. Ates bilang biasanya kantin tidak seramai ini saat pagi

Mereka hanya memesan kopi dan duduk di bangku yang kosong. Menikmati kopi sambil memperhatikan orang-orang yang lalu lalang

"Biar ku beritahu"

Melihat Ates memperbaiki duduknya mereka juga ikut memperbaiki posisi duduknya

"Ada banyak kelompok disini tapi hanya satu yang harus dihindari"

"Aku fikir sekolah ini isinya hanya orang bodoh saja" Aaric memukul kepala Aaron karena berbicara terlalu keras

"Sekarang tengok belakang mereka ada di kursi paling pojok"

Aaric dan Aaron kompak berbalik. Ada sekitar 7 orang laki-laki duduk disana, ditengah mungkin ketuanya duduk bersama kekasihnya

Mereka kembali menghadap Ates

"Mereka siapa?" Tanya Aaric

"Aku tidak kenal keseluruhan nama mereka, aku hanya tau nama ketuanya. Lion" jawab Ates "Ayahnya seorang Meksiko, dan kata Padre keluarga nya merupakan pemasok narkoba di daerah mereka tinggal dan katanya Lion juga pengedar di sekolah ini"

"Apa tidak ada yang menangkap nya?"

"Bung ini Italia, city of dreams. Kau bisa lakukan apa saja disini kalau kau punya uang"

"Biar kutebak" Aaron memperhatikan wajah Ates serius "Kau tidak gabung dengan mereka"

Aaric tertawa. Tentu saja Ates marah

"Apa satu sekolah tidak tahu kalau kau cucu Gregory? Ternyata kau hanya bisa sombong didepan kami saja"

Bangga mengejek Ates. Mereka ber high-five

"Aku tidak akan bergabung dengan mereka, uangku sudah banyak" Ates kembali menyombongkan dirinya

Aaron menatapnya tidak suka "Apa urusan nya?"

"Mereka yang duduk disebelah Lion hanya ingin numpang tenar karena Lion banyak uang. Dan juga untuk dapat narkoba gratis mungkin"

"Kudengar Padre juga bisnis seperti itu"

Ates tidak menjawab perkataan Aaric. Aaric sudah menebaknya bahwa itu benar. Bisnis utama keluarga mereka adalah narkoba

"Sudahlah Ates kalau kau berbohong kau semakin terlihat bodoh"

"Kalian bisa tanyakan pada Padre aku tidak bisa menjawabnya"

"Kalau benar Padre berbisnis seperti Ayahnya, bukankah dia lawan kita? Kudengar tidak ada pertemanan dalam dunia mafia"

"Betul" jawab Ates "Bedanya, Ayah Lion hanya bisa menjual sekitar tempat tinggalnya dan sekolah ini. Sedangkan Padre berhasil membangun kongsi dengan negara lain"

Mereka agak terkejut tapi tidak lama

"Berhati-hatilah" kata Ates memperingati "Kabar tidak enaknya, Lion membenci semua Cosbi"

Mereka melihat Ates tidak mengerti

"Ayah Lion pernah dipenjara karena mencoba melawan peradaban Cosbi disini"

"Itu sebabnya dia menatap kita seperti itu?"

Ates mengangguk

Mereka sibuk membicarakan Lion. Sedang Lion ditempatnya sibuk mengatur rencana bagaimana caranya agar bisa menghajar ketiga generasi Cosbi didepannya

.
.
.

Next chapter Will private, you guys must ready

Next chapter Will private, you guys must ready

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Don't tell my father-Aaron

Stayed with fatherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang