Rega yang tengah fokus pun langsung menoleh pada Vanya.

"Ternyata dugong bisa galau juga," canda Rega yang hanya di balas senyum kecut oleh Vanya.

Mood Vanya masih belum membaik, ia masih merasa dalam mode patah hati.

Rega bangun dari duduknya, "ini bukan Vanya yang gua kenal Nya, Vanya yang gua kenal itu ngeselin bukan kaya gini," kata Rega dengan raut wajah sedih.

"Ayo jalan-jalan, gua laper," balas Vanya yang langsung berlalu duluan, meninggalkan Rega yang hanya bisa menghela nafas.

****

"Makan yang banyak nya, kembali menjadi Anya yang rese itu butuh asupan yang banyak," kata Rega yang tidak di perdulikan oleh vanya, Vanya terlalu sibuk dengan makanannya.

"Anya udah kenyang, ayo nyari angin," ajak Vanya sambip berdiri dari duduknya.

Rega melongo melihat dua piring di hadapannya yang sudah kosong, apa selapar itu setelah patah hati?.

Astaga, untuk ia tidak pernah merasakan patah hati separah Vanya.

"Rega!" panggil Vanya.

Rega mengerjapkan matanya beberapa kali, buru-buru berdiri dan membayar dua porsi nasi goreng yang di makan oleh Vanya.

"Makasih bang," ucap Vanya yang di angguki oleh abang nasi goreng.

"Motor lo taro di sini dulu aja yah Ga, kita nyari anginnya jalan aja," ujar Vanya yang hanya di beri angguk oleh Rega.

Vanua dan Rega berjalan beriringan menulusuri jalanan yang lumayan sepi.

"Sebenernya lo emang udah tau lan Ga kalo Mevan suka sama gua?" tanya Vanya sambil menoleh pada Rega.

Rega terdiam, ia tidak tau harus menjawab apa, dan berakhir dengan Vanya yang tertawa parau.

"Diem lo itu berarti iya Ga," kata Vanya sambil kembali menatap lurus ke depan.

"Lo juga udah tau kan Nya kalo Mevan itu suka sama lo? Tapi kenapa lo malah diem aja dan malah ikut main di drama Mevan?" Rega balik bertanya dengan ke dua tangan di masukan ke saku jeansnya.

"Gua baru tau akhir-akhir ini Ga, niat gua sih pengen bikin Mevan cemburu dan jujur sama perasaanya, tapi yang gua dapet malah luka haha...." Vanya berpura-pura mengikat rambutnya agar Rega tidak menyadari jika Vanya akan kembali menangis.

Namum siapa duga? Rega yang terlalu peka dengan situasi langsung merangkul Vanya, membuat wajah Vanya menempel pada dada Rega.

Posisi itu benar-benar pas untuk Vanya kembali menangis, dan Rega tau saja apa yang sekarang ingin Vanya lakukan.

"Di sini siapa yang salah Ga? gua yang pura-pura deket lagi sama Andra san bikin Mevan cemburu, atau Mevan yang semenjak deket sama Renata berubah jadi kasar ke gua?" tanya Vanya, suaranya terdengar bergetar.

Rega kembali diam, yang bisa Rega lakukan hanya merubah rangkulannya menjadi pelukan erat pada tubuh Vanya.

"Jika boleh jujur gua mulai gak suka sama kedeketan Mevan sama Renata Ga," ujar Vanya sambil membalas memeluk Mevan.

"Lo masih gak punya hal Nya ngomong kaya gitu, saat ini status lo masih sahabat Mevan, bedanya lo berdua udah punya perasaan satu sama lain," jelas Rega.

"Gak punya hak? Gua sama Mevan udah di jodohon kali Ga, jadi apa gua masih gak punya hak?" tanya Vanya yang langsung membuat Rega melepaskan pelukannya.

Rega menatap Vanya dengan tatapan terkejut.

"D-di jodohin?" tanya Rega dengan raut wajah penuh keterkejutan.

Vanya mengangguk, "iya Ga, gua udah di jodohin, Mevan bilang sendiri ke gua."

"Kenapa gua gak tau?" tanya Rega dengan penuh ketidak percayaan.

"Karna gua maupun Mevan nutupin status itu," jelas Vanya.

Rega menggelengkan kepalanya dengan perasaan penuh ketidak percayaan.

Jadi Mevan sama Vanya sudah di jodohkan? Sejak kapan? Astaga mengapa ia tidak mrngetahui tentang ini?.

"Lanjut nyari angin yok Ga," ajak Vanya sambil melangkah duluan.

***

Tbc💜

Jangan lupa vote dan komennya:)
See you next time
Tiaraatika4.

𝐕𝐚𝐧𝐕𝐚𝐧.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang