21.

12.4K 657 17
                                    

Bagaimana rasanya menjadi Rega? Saat ia hampir mati gegara menabak anak tikus hanya demi makanan yang di janjikan oleh Vanya. Tapi ternyata? Saat ia sampai di hadapan Vanya Tidak ada makanan sama sekali, yang ada adalah ia yang di tarik paksa oleh Vanya menuju motornya.

Dan disini lah Rega sekarang, mengekor Vanya yang tengah memborong super market dan berakhir dompetnya yang harus di ikhlasnya.

Tidak ada makanan untuknya yang di janjikan saat beberapa menit tadi, yang ada di sini adalah Vanya yang tengah menyiksa dompetnya.

Jika ia tau Vanya akan membohonginya seperti ini, lebih baik beberapa saat yang lalu ia pura-pura mati saja ketimbang dompetnya yang kembali di ikhlaskan.

"Aku ikhlaskan dirimuuuu... aku relakan-" Rega yang sedang menyanyi seketika terhenti saat mendapatkan pelototan dari Vanya.

"Diem! Suara lo jelek," jeplak Vanya tanpa merasa kasihan.

"Udah Nya, trolly nya udah penuh," ucap Rega dengan raut wajah menyedihkan.

"Bentar dikit lagi," kata Vanya yang kembali mendorong trollynya.

Rega menatap dompet di tangannya dengan raut wajah menyedihkan, setelah ini ia tidak bisa berbuat apa-apa selain mengikhlaskan isi dompetnya. Mau marah tapi marah sama siapa? Sama Vanya? Bisa-bisa ia di lindes odong-odong oleh Vanya.

Setelah Vanya selesai memborong, bukannya merasa lega Rega malah semakin merasa galau gegara dompetnya benar-benar telag kesepian.

"Mukannya jangan di jelekin napa, lo teh udah jelek Ga," ucap Vanya dengan santainnya.

Rega mendumel tak jelas, memanyungkan bibirnya yang sukses membuat Vanya melihatnya gemas. Tanpa merasa bersalah Vanya menarik bibir Rega, membuat kepala Rega tersungkir ke depan.

"Bibir lo minta di cium Mimi Peri Ga," kata Vanya sambil terkekeh pelan saat Rega kembali mrmanyunkan bibirnya.

"Ayo pulang, Mevan udah nungguin," ujar Vanya yang langsung menarik tangan Rega yang tengah menjinjing kantung belanjaannya ke luar dari super market.

Saat berada di parkiran Vanya tak sengaja melihat Monyet yang tengah berjoget-joget di tengah keramaian anak kecil.

Layaknya seorang anak kecil, Vanya langsung berlari untuk bergabung menonton Monyet tersebut.

"Vanya!" panggil Rega yang tidak di dengar oleh Vanya.

"Yaelah bocah!" kesal Rega sambil mengejar Vanya.

Rega mengatur nafasnya saat telah di samping Vanya, menoleh pada Vanya yang terlihat merasa senang. Hanya karna seekor monyet yang tengah berjoget bisa membuat Vanya sesenang itu? Astaga Rega sendiri pun bisa berjoget seperti itu. Eh? Dia bukan monyet!.

"Ga-Ga liat deh, Monyetnya kaya elo hahahah...." kata Vanya sambil mendorong-dorong pelan lengat Rega.

Rega yang semula ingin ikut senang refleks berubah menjadi sebal, jika bukan mirip Mimi Peri yah mirip Monyet.

"Ayo balik! Nyusahin tau gak!" kesal Rega yang langsung menarik Vanya menjauh dari monyet yang tengah berjoget itu.

***


"Masak mie nya jangan terlalu mateng tar gak enak, jangan setengah mateng juga tar gua gak mau makan," kata Vanya yang kini tengah sibuk tengkurep di sofa sambil menonton azab.

Rega dan Mevan yang tengah memasak mie itu benar-benar ingin memasukan sianida pada mie milik Vanya.

Dari siang tadi tak henti-hentinya Vanya menjadikan Mevan dan Rega babu, entah sekedar untuk mengambilkannya minum atau membantunya mengitung iklan di tv.

𝐕𝐚𝐧𝐕𝐚𝐧.Where stories live. Discover now