11|VanVan🌷.

13.5K 821 44
                                    

▪︎ 𝐕𝐚𝐧𝐕𝐚𝐧 ▪︎
~ 𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲 𝐛𝐲 © 𝐓𝐢𝐚𝐫𝐚𝐀𝐭𝐢𝐤𝐚𝟒 ~
°𝐉𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐥𝐮𝐩𝐚 𝐟𝐨𝐥𝐥𝐨𝐰, 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐨𝐦𝐞𝐧𝐭𝐧𝐲𝐚.•
°𝐒𝐞𝐥𝐚𝐦𝐚𝐭 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚🤍•

▪︎▪︎▪︎

"Cie yang baru balik jalan sama mantan," sindir Mevan yang tengah bersandar di pintu kamar Vanya.

Vanya yang sedang fokus melihat beberapa buku yang baru saja ia beli itu refleks menoleh pada Mevan, menatap Mevan sesaat lalu kembali menatap buku-buku di hadapannya lagi.

"Mevan jangan cemburu, Anya sama Andra cuman beli buku doang kok," ucap Vanya tanpa menatap Mevan.

Mevan berjalan mendekat pada Vanya, duduk pada kursi sambil menatap Vanya yang tengah sibuk dengan buku-bukunya.

"Siapa juga yang cemburu, kepedean lo upil badak!" jeplak Mevan yang malah membuat Vanya terkekeh mendengarnya.

"Jangan ngarep gua cemburu buat hal yang kagak penting," tambah Mevan yang kembali membuat Vanya terkekeh.

"Mevan ... Mevan ...." Vanya menatap Mevan dengan wajah cantiknya, "terlalu serius tau gak, gua cuman becanda," Vanya tertawa di akhir ucapannya membuat matanya menghilang.

Sedangkan Mevan terdiam mendengar itu.

"Lain kali bedain mana yang serius sama yang becanda, jangan kebalik," sindir Vanya sambil merapihkan buku-bukunya.

"Balik gih, gua cape mau istirahat," usir Vanya sambil membaringkan tubuhnya.

Mevan bangun dari duduknya, berjalan keluar dari kamar Vanya tanpa mengucapkan satu kata pun.

▪︎▪︎▪︎

Malam ini langit tengah indah-indahnya, ribuan bintang di atas sana yang sudah jarang Vanya lihat kini bisa kembali di lihat. Berdiri di atas balkon dengan mug berisi coklat hangat tak membuat Vanya ingin beranjak sedetik pun, saat ini dunianya tengah indah, meski hanya sendiri namun Vanya merasa malam ini berbeda dengan malam-malam sebelumnya.

"Ku ingin saat ini engkau ada di sini, tertawa bersama ku seperti dulu lagi, walau hanya sebentar tuhan tolong kabulkanlah, bukannya diri ini tak terima kenyataan ... hati ini hanya rindu." Entah kenapa tiba-tiba Vanya bernyanyi dengan di akhiri tawa geli.

"Gua rindu siapa?" gumam Vanya sambil mengelengkan kepalanya dan kembali meneguk coklat hangatnya.

Vanya kembali masuk ke dalam kamar, malam ini dirinya membutuhkan seseorang yang bisa ia buat kesal—dan nama Rega lah yang muncul di pikirannya.

Vanya mengambil ponselnya, mencari kontak Rega dan langsung menghubungi pemuda itu.

"Rega sayang, cari makan yuk gua haus!" Vanya langsung bersuara setelah pemuda itu mengangkat panggilannya..

"Gob—"

"Apa lo? Mau marah?"

"Engga, gua lupa kalo lo 'kan emang kagak waras."

"Ngapain lo mau temenan sama gua kalo gua gak waras?"

"Yah ... mau gimana lagi, pas gua orok emak gua malah ngenalin gua ke lo sih, jadi gua terpaksa temenan sama lo."

"Bacot! Ayo beli makan, gua laper."

"Gua gak bisa, suruh Mevan aja, gua mau jemput doi gua."

"Beli makan sama gua atau gua bakal gangguin acara lo sama orang-orangan sawah itu!"

"Taik! Gua otw sattttttt!"

𝐕𝐚𝐧𝐕𝐚𝐧.Where stories live. Discover now