19|VanVan🌷.

12.2K 656 6
                                    

▪︎ 𝐕𝐚𝐧𝐕𝐚𝐧 ▪︎
~ 𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲 𝐛𝐲 © 𝐓𝐢𝐚𝐫𝐚𝐀𝐭𝐢𝐤𝐚𝟒 ~
°𝐉𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐥𝐮𝐩𝐚 𝐟𝐨𝐥𝐥𝐨𝐰, 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐨𝐦𝐞𝐧𝐭𝐧𝐲𝐚.•
°𝐒𝐞𝐥𝐚𝐦𝐚𝐭 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚🤍•

▪︎▪︎▪︎

"Muka lo asem banget kek ketek ayam, kenapa?" tanya Rega sambil terkekeh pelan.

"Masa harga gorengan naik! Gua 'kan jadi ragu buat beli," jeplak Vanya dengan raut wajah betenya.

Rega menghela napas sebal, untuk apa Vanya memikirkan harga gorengan? Sedangkan selama ini selalu dirinya yang membayar gorengan yang gadis itu makan.

"Tapi, lo tetep bakal bayarin gorengan gua, kan?" tanya Vanya dengan menatap Rega dengan tampang memohon.

Rega membuang muka ke arah lain, menghindari raut wajah Vanya yang selalu berakhir sial untuknya itu. Raut wajah Vanya yang sialnya bisa membuat ia tak sadarkan diri dan mengiyakan keinginan Vanya.

"Rega, sayang!" panggil Vanya pada Rega yang masih menahan diri agar tidak menoleh pada Vanya.

"Gak bayarin gorengan gua, gua sumpahin lo kepeleset yah!" kata Vanya dengan kesal, tapi Rega masih pura-pura tidak peduli.

"Gua aduin lo ke Mevan!" ancam Vanya yang sudah sangat kesal. Vanya bangun dari duduknya, berjalan menjauh dari Rega dengan kaki yang di hentak-hentakan.

"Awas aja kalo berenti bayarin gorengan gua! Gua sumpahin lo nyungseb di comberan! Kalo bisa sampe mampus biar gua seneng," gerutu Vanya dengan kekesalan yang sudah meledak pada ubun-ubunya.

"So cantik banget yah."
"Liat deh, biasa aja juga yah."
"Kok Mevan mau sama cewek model kek gini?"
"Iya sih baik, asik, tapi kalo ternyata suka ngelarang dan suka ngatur buat apa?"
"Dasar benalu!"
"Yaelah gua kok jadi gak suka yah sama dia."
"So cantik! cantikan juga emak gua!"

Lagi-lagi Vanya mendengar bisikan dari para setan yang tengah membicarakannya, refleks ia menghentikan langkahnya, tersenyum sinis saat beberapa cabe busuk itu malah membicarakannya dari belakang, padahal ia lebih ingin di bicarakan dari depan.

"Ngomongin gua dari belakang? kenapa gak dari depan aja?" tanya Vanya dengan raut wajah datarnya, tapi suaranya terdengar sinis.

Vanya mendekat pada beberapa siswi yang tadi membicarakannya, memperhatikan satu-persatu siswi tersebut dengan wajah penuh rasa jijik

"Terserah mau dibilang so cantik, so baik, so eksis, so seru, kecentilanlah, alaylah dan apalah itu ,TERSERAH! gua gak akan dengerin bacotan yang kagak berpaedah dari mulut setan kalian! Gua cuman akan tutup telinga dan goyang dua jempol sambil teriak, GUA GAK DENGER LAGI TUTUP MATA PAKE CENTONG NASI!" Setelah berteriak kencang dan merasa puas telah membuat para jrmaan setan itu diam karna suara toanya, Vanya pun memilih berlalu pergi dengan kepalanya yang terasa begitu panas.

"Ah! satu lagi." Ingat jika ada yang terlewatkan, Vanya pun kembali membalikan tubuhnya, kembali memeprhatikan beberapa siswi itu dengan senyun meremehkan.

"Gua bukan benalu Mevan, gua masa depannya mevan. Haha, kasian banget kalian yang gak bisa milikin Mevan, ups! Jangankan buat milikin, caper ke Mevan pun gak bisa." Setelah puas membuat membuat para siswi itu merasa kesal, Vanya pun kembali berbalik—berlalu pergi dengan perasaan senang. Ternyata menyenangkan juga membuat mereka merasa kesal padanya.

Namun, tanpa Vanya sadari. Ada seseorang yang tidak menyukai semua yang Vanya katakan, membenci perkataan Vanya yang terlalu percaya diri itu.


𝐕𝐚𝐧𝐕𝐚𝐧.Where stories live. Discover now