"Huaaa, kalian sahabat terbaik se-Indonesia Raya!", haru Dian sambil memeluk Niel.

Semuanya tersenyum puas dengan keputusan mereka. Sedangkan Aron, ia tersenyum bangga karena sudah berhasil menyatukan anak-anak 10 IPA 1.

"Yok! Buru ke lapangan!", pekik Shilla.

Mereka turun dari lantai dua menuju lapangan upacara yang kini sudah tampak ramai.

Dengan sekonyong-konyong, Keyla berlari kecil dihiasi senyum polosnya dan menghampiri Teko selaku guru sejarah.

"Lha? Itu bocah ngapain?", tanya Mario.

"Gak tau. Ikutin aja yok", ajak Steve dan mereka ikut berjalan di belakang Keyla.

"Pak Teko!", panggil Keyla.

Teko yang merasa namanya dipanggil pun menoleh dengan alis terangkat satu. "Ada apa Keyla?", tanya Teko sembari mengelus kumis kebanggaannya.

"Pak! Upacara kapan dimulainya?", tanya Keyla.

"Lima menit lagi. Emangnya kenapa?", tanya Teko bingung begitu pun yang lainnya.

"Keyla sama temen-temen gak sabar buat dihukum lho pak", jawab Keyla polos.

Teko hanya bingung dan memperhatikan atribut Keyla yang dirasanya tidak lengkap. "Topi kamu mana Keyla?", tanya Teko dengan memicingkan matanya tajam.

"Tadi Keyla sama temen-temen sepakat buat ngelepasin—mmphhhtt!" Aron membekap mulut Keyla agar gadis itu tak melanjutkan ucapannya yang terkesan tanpa beban.

"Gapapa pak", cengir Aron.

Teko semakin menatap tajam mereka semua sembari terus mengelus kumisnya. Pasti ada sesuatu, pikirnya.

"Pak! Kumisnya jangan dielus terus dong!", ucap Mario.

Teko menaikkan sebelah alisnya heran. "Kenapa?"

"Entar keluar setannya!", sahut Keyla dan disambut gelak tawa mereka semua.

"Bukan film aladin, Key", tanggap Anan cekikikan.

"Lagipula yang ada keluar jin, Key. Bukan setan! Tapi bolehlah, film aladin nya ganti tokoh", lanjut Zanta.

"Jin sama setan itu beda tipis! Sama-sama nyeremin tauk!", ujar Keyla.

Teko hanya mendengus sebal kemudian pergi meninggalkan mereka yang akhirnya bisa meredakan tawa.

Kring! Kring!

Bel tanda upacara akan dimulai dengan lantang dikumandangkan. Keyla berlari menuju tengah lapangan, tempat dimana siswa-siswi yang kekurangan atribut biasa ditempatkan disana.

Saat anak-anak 10 IPA 1 ikut berdiri di samping Keyla, sontak semuanya berteriak histeris.

"Whaaa! Cogan sama cecan lagi pada dihukum cuy!"

"Ada bang Anan omaigat! Kalo tau, lebih baik gue gak pake atribut! Eh, tapi gue masih sayang kulit!"

"Keylaaaa! Mukanya cans banget! Cahaya ilahi memang"

"The angels sama the cogans lagi pada di hukum woy!"

"Kok semua anak 10 IPA 1 pada kompak ya gak pake atribut?"

"Sengaja kali"

Sedangkan yang disoraki hanya bisa menulikan telinga seakan sorakan mereka hanya angin lalu belaka.

Upacara segera dimulai. Keyla mengikutinya upacara dengan wajah penuh keantusiasan. Bagaimana tidak, pemimpin upacara kali ini adalah sang ketua OSIS, Kevano Reynanthan Carlos. Dirinya terlihat tampan dan gagah dengan setelan serba putih bak seorang paskibraka profesional.

KEYLASYA STORYМесто, где живут истории. Откройте их для себя