"Gua kecewa sama lo Van," kata Vanya dengan penuh luka.

Vanya membalikan tubuhnya, berjalan pelan dengan kekecewaan yang begitu menyakitkan untuknya maupun untuk Mevan.

"Vanya..." panggil Mevan.

"Jangan hadir di hadapan Anya Van, Anya takut," kata Vanya yang langsung berlari menjauh.

Mevan benar-benar seperti akan mati detik itu juga, karna drama bodohnya itu tanpa sadar telah menyakiti Vanya, telah membuat Vanya benar-benar membencinya.

"Selamat Van, karna drama tolol lo itu bikin lo kehilangan Vanya!" ucap Mevan sambil menonjok pipinya sendiri dengan keras.

"Lo tolol Van! Lo tolol!"

Bugh.

Mevan menonjok dinding dengan penuh emosi, hatinya hancur, dirinya kacau.

Karna dirinya, ia kehilangan Vanya.

"Yang kaya gini nih gua suka, tanpa turun tangan aja mereka udah pisah."

"Bener-bener drama, Mevan yang tolol dan Vanya yang terluka, aisss dasar dua orang bego!"

"Tahan sayang jangan emosi, rencana kita belum di mulai, jadi dengan Mevan yang sekarang di benci sama Vanya itu masih belum ada apa-apanya, gua bener-bener pengen liat Mevan hancur!"

"Lo gak liat? Mevan udah hancur, bahkan dia rela ngehajar dirinya sendiri."

Pria itu menatap gadis di sampingnya sambil mrnggeleng pelan.

"Inu baru awal, kehancuran Mevan baru aja di mulai, dan dia sendiri yang memulainnya."

"Benar-benar jahat sayang."

Pria itu tertawa menangapinya.

***

"Kenapa menangis?" tanya Nadin saat melihat anak satu-satunya pulang sambil menangis.

"Mevan jahat mah ke Anya," adu Vanya yang tak henti-hetinya menangis.

"Astaga sayang," Nadin memeluk Vanya yang terlihat sangat rapuh, seumur hidupnya ia tak pernah membuat Vanya menangis sampai seperti ini.

"Apa yang di lakukan Mevan hingga kamu menangis seperti ini?" tanya Nadin sambil mengupas pelan punggung Vanya yang bergetar hebat.

"Mevan nyakitin Anya, Mevan berubah. Mevan kasar, Mevan jahat sama Anya huaaaa hiks... hiks... Vanya benci Mevan Mah."

"Sutt jangan nangis, anak Mamah gak pernah secengeng ini."

"Hati Anya sakit Mah."

"Anak Mamah kuat sayang."

"Kita ke kamar yah, jangan nangis kamu gak secengeng ini hanya karna laki-laki," kata Nadin sambil membawa Vanya ke atas, ke kamar Vanya

Sesampainya di kamar Nadin mendudukan Vanya di kasur, kembali memeluk Vanya yang masih menangis.

"Mevan pengen Anya tau tentang perasaan dia ke Anya, tapi caranya itu salah Mah, Mevan Malah bikin Anya terluka."

"Selama ini Mevan gak pernah kaya gini Mah, Mevan gak pernah jahat sama Anya. Mamah tau kan kalo Anya salah Mevan gak pernah jahat sama Anya? Tapi kali ini Anya gak salah apa-apa tapi Mevan malah bikin Anya terluka kaya gini."

"Anya udah tau mah kalo Mevan suka sama Anya, tapi Anya milih buat pura-pura gak tau. Dan saat Anya udah mulai suka sama Mevan, Mevan malah bikin Anya ragu dengan membuat Anya terluka."

"GUA BENCI LO MEVAN!" teriak Vanya dengan emosi yang meluap.

Nadin yang masih memeluk Vanya pun benar-benar terkejut dengan teriakan Vanya. Apalagi saat Vanya kembali menangis dengan histeris.

"Tenang sayang tenang! Jangan seperti ini," pinta Nadin dengan hati yang juga terasa sakut.

"Anya benci Mevan mah... Anya benci Mevan!"

Nadin melepaskan pelukannya, mengusap wajah Vanya yang begitu kacau.

"Tenang sayang tenang," pinta Nadin sambil mengusap punggung tangan Vanya, memberi ketenangan pada Vanya tang begitu emosi.

Selang beberapa menit, Vanya pun sudah mulai tenang, tangisannya sudah mulai mereda meski air matanya masih membasahi pipi Vanya.

"Lebih baik kamu istirahat yah, hati kamu tengah hancur, mata kamu sayu, dan tubuhmu lelah," ujar Nadin sambil memberikan Vanya minum. Lalu membantu Vanya berbaring.

Kali ini Nadin sadar jika Vanya yang selalu ia angap anak kecil itu telah berubah menjadi seorang gadis remaja yang sudah mulai mengenal cinta.

Saat ini ia begitu tau jika Vanya begitu amat mencintai Mevan, anak kesayangannya telah tumbuh dewasa dan menjadi anak gadis yang sewaktu-waktu akan merasakan di kecewakan, merasa patah hati, dan terluka seperti ini. Dan ia sebagai ibu dan ayah bagi Vanya itu harus selalu ada di samping Vanya ketika Vanya seperti ini. Ia orang pertama yang juga ikut terluka dan sedih saat Vanya berada di fase ini.

*

**

Tbc💕

Jangan lupa vote dan komennya:)
See you next time
Tiaraatika4

𝐕𝐚𝐧𝐕𝐚𝐧.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang