II

99 3 0
                                    

Flarisia berusaha tersenyum mendengar nama Reyhan disebut. Ia tidak mengingat gadis mungil di hadapannya, tapi jelas sekali gadis itu mengenalinya. Mungkin saja Mia memang teman dekat yang pernah dikenalkan Reyhan padanya berbulan-bulan lalu, atau mungkin setahun atau dua tahun yang lalu. Ia tidak ingat sama sekali. Sudah berapa banyak orang yang Reyhan kenalkan padanya? Ia pun tidak ingat. Mereka sudah terlalu lama berpacaran, mengenalkan banyak teman sejak mereka kelas 1 SMP. Jelas saja setelah hampir lima tahun berlalu wajah-wajah itu datang dan pergi karena ketika kenaikan kelas, teman-teman sekelas mereka berubah lagi.

Mia hanya ingin menyapanya dan gadis mungil itu segera pergi setelah dia berpamitan dengan Haikal. Dan Fla heran, apa yang membawa Haikal ke hadapannya. Ia hanya tahu Haikal adalah pacar dari temannya di IPA 4, Andah. Dan ia pun mendengar gosip yang tidak baik tentang proses jadinnya Haikal dan Andah dari teman sekelasnya, Dinita. Tapi ia tidak pernah menghakimi Andah mau pun Haikal. Yang terjadi di antara mereka memang sudah dituliskan, bukan?

"Kenapa kamu di sini, Kal?" Fla memandang Haikal pura-pura galak. "Ini kan Try Out untuk anak IPS. Anak IPA sana, ah!"

"Ya coba-coba, dong! Siapa tahu minat aku memang di IPS."

"Terus ngapain klo minat ke IPS kamu masuknya IPA?"

"Diiih, Fla jangan rasis gitu dong! Anak IPA tuh hanya melihat peluang dan mengambil kesempatan," jawab Haikal sambil pura-pura meringis dan disambut tawa oleh Fla. "Pulangnya sama siapa kamu?"

Fla menoleh menatap Adhan, salah satu sahabatnya yang memang sering sekali jadi tebengan Fla. Walau Adhan memang baik dan tidak pernah mengeluh kalau Fla minta anter sana sini dan minta jemput di rumah, dia yakin sebenarnya Adhan juga capek. Sebelum Fla menjawab, Haikal sudah membuka mulutnya lagi.

"Pulang bareng aku, yuk!"

"Eh?"

"Kita kan rumahnya searah, Fla. Lebih jauh aku malahan," bujuk Haikal.

"Tahu dari mana kamu rumah Fla di mana?" tanya Fla heran.

"Aku pernah lihat kamu naik angkot Soreang," jawab Haikal lagi dengan mantap seakan sudah siap jika ditanya seperti itu.

"Emangnya, Andah gak ikutan Try Out?" tanya Fla lagi.

"Enggak. Udah ih jangan banyak tanya. Mau gak?" Haikal tertawa kecil.

"Bukan gitu, Kal. Kalau Andah nyangka macem-macem kan akunya gak enak. Nanti aku diarak masa disangka rebut pacar orang." Fla meringis, sedikit jengkel dengan kepolosan kaum Adam yang sepertinya tidak tahu keganasan kaum Hawa jika pacar mereka jalan dengan perempuan lain.

"Andah enggak ada. Aku justru pingin curhat sama kamu, makanya ngajak pulang bareng. Ya, ya, ya." Haikal menurunkan kedua alisnya sehingga tampak seperti anjing kecil yang perlu dikasihani.

Fla hanya mendengus kecil dan menerima ajakan Haikal untuk pulang bareng. Setelah pamit dengan teman-temannya, ia mengikuti Haikal menuju parkiran motor. Ketika Fla sedang memakai helm yang diberikan Haikal, pemuda jangkung itu menarik mundur motornya dan menatap Fla dengan sedih.

"Sebenernya, aku putus sama Andah, Fla."

Ah, pantesan.

Way Back to YouWhere stories live. Discover now