L

6 0 0
                                    

Reyhan tidak menceritakan semua yang ia rasakan pada Fla. Ia tidak tahu harus bagaimana mengatakannya. Walau pun ia sudah mendekati banyak gadis, tapi entah kenapa otomatis ia selalu membandingkan semuanya dengan Fla. Tentu saja Reyhan pernah menyatakan kegalauannya ini pada Ilham, dan sahabatnya itu mengatakan mungkin karena Reyhan sudah terlalu terbiasa bersama Fla sehingga jika ada sedikit yang berbeda dari orang baru, otomatis ia membandingkannya dengan Fla.

Maka saat itulah Reyhan memutuskan lebih baik mereka tidak berteman dalam waktu yang lama. Karena itu pun tidak baik untuk dirinya. Tidak adil nanti untuk pacarnya yang baru; mungkin.

Dan kekacauan itu memang terjadi ketika ia mencoba mendekati salah satu teman sekelasnya; Marsha. Ia sudah cukup dekat dengan Marsha sejak lama karena waktu itu Marsha adalah pacar salah satu teman satu gengnya. Ketika memasuki kelas dua mereka semakin dekat karena Marsha sering curhat tentang pacarnya begitu juga Reyhan. Reyhan sampai takut untuk mengatakan pada Fla kalau dia punya teman perempuan di kelas. Dan akhirnya Reyhan putus, Marsha pun akhirnya putus beberapa bulan kemudian.

Karena mereka dipersatukan karena curhatan pacar masing-masing, ketika mereka sudah tidak punya pacar pertemanan mereka pun sedikit merenggang. Seakan-akan tidak ada lagi kesamaan di antara mereka berdua. Sampai pada akhirnya Reyhan dan Marsha terpaksa harus satu kelompok karena mereka berdua sama-sama tidak masuk di hari itu, kedekatan mereka pun kembali. Reyhan pun memutuskan, untuk melupakan kebersamaannya dengan Fla, ia akan mendekati Marsha.

Tetapi mereka terlalu lama menjadi teman curhat. Marsha terlalu tahu Reyhan, begitu juga Reyhan. Sehingga mereka menganggap mantan-mantan mereka adalah bayangan yang akan selalu menghantui. Marsha selalu mengungkit tentang Fla, Reyhan pun selalu mengungkit tentang mantan Marsha yang notabene adalah salah satu teman satu gengnya di sekolah. Mereka saling cemburu pada masa lalu mereka. Dan akhirnya percintaan Reyhan dengan Marsha pun kandas.

Masalah terbesarnya adalah, ketika ia yakin ia sudah merasakan perasaan yang lurus pada Fla, ketika itu juga ia bertemu lagi di kantin tempat bimbelnya. Ia sudah yakin melupakan Fla, karena ia sedang menyukai beberapa orang. Ia sudah move on. Tetapi, sekali lagi kebiasaan buruk itu hadir. Sekali lagi ia membandingkan gadis yang di sebelahnya dengan Fla.

Kalau Lala, pasti dia peka deh kalau aku ngambek.

Kalau Lala, pasti dia cemburu dan langsung gak mau pisah sebelum baikan.

Kalau Lala, pasti dia bakal ngecek aku setiap aku pulang nganterin dia.

Kalau Lala, pasti aku udah dipesenin minum duluan karena dia tahu aku anaknya suka gampang haus.

Dan banyak 'Kalau Lala' lainnya yang selalu saja mampir di pikirannya. Dia jadi napak tilas memorinya bersama Fla. Kenapa bisa mereka sampai putus? Kalau memang gadis itu membuatnya selalu merindu, kenapa ia harus meminta untuk berpisah? Memang apa yang salah dari hubungannya? Dari Fla? Apa jangan-jangan dia sendiri yang salah?

Reyhan menggambar dengan pikiran yang kacau. Ia masih teringat kejadian di kantin tadi siang.

"Flaris, konyol banget emang aku mikirnya, tapi aku bener-bener ... peduli sama kamu."

Padahal ia hampir saja mengatakan tapi aku bener-bener sayang sama kamu.

Apa dia sudah gila?

Gadis itu adalah gadis yang sudah diputuskannya. Sore-sore. Pulang sekolah. Dengan air mata melimpah. Ia masih ingat Fla mengatakan, "Aku bisa berubah demi kamu." Tapi tentu saja Reyhan abaikan. Saat itu ia hanya ingin terlepas dari genggaman Fla.

Lalu kenapa sekarang...?

Way Back to YouWhere stories live. Discover now