XLIX

4 0 0
                                    

Sejak kita main bareng itu, Rena jadi nanya-nanya, itu siapa? Hubungan aku apa sama Helqi? Kubilang deh, aku gak kenal sama Helqi, dia cuma lagi deket sama Fla. Terus dia nanya kenapa bisa Fla kenal sama Helqi? Soalnya Helqi itu satu sekolah sama dia. Kubilang deh, Fla itu sebetulnya deket sama kembarannya duluan, kembarannya satu sekolah sama Fla. Terus tiba-tiba dia jadi tertarik banget sama kisah kamu.

Kupikir aneh, dia itu sebel sama kamu karena tahu kamu mantanku. Tapi mendadak dia pingin diceritain kisah cinta kamu sama si Helqi dan Haikal. Karena waktu kutanya dia cuma bilang pingin tau aja, akhirnya aku mulai cari tahu sendiri. Yah, kamu tahu kan, aku punya beberapa temen juga di sekolah Rena. Gak susah untuk nyari tahu kalau mereka pernah pacaran waktu kelas satu, dan aku juga diceritain kalau Rena mutusin Helqi di depan banyak orang, pake acara tampar-tampar, sahabatnya nangis-nangis.

Aku nunggu Rena cerita sendiri, tapi dia diem aja. Waktu aku pancing untuk kencan ganda dia medadak setuju tanpa banyak protes. Aku semakin curiga, sih. Maksud aku, kenapa dia tampaknya pingin ketemu lagi sama si Helqi. Bukannya katanya si Helqi itu selingkuh sama sahabatnya sendiri?

"Jadilah waktu itu aku panik, karena ternyata niat Rena memang mau ketemu lagi sama Helqi." Reyhan mengakhiri ceritanya.

Fla menatap makanan-makanan di hadapan mereka yang sedari tadi sudah sampai tapi belum mau menyentuhnya.

"Kenapa dia enggak ngajak ketemu Helqi aja di sekolah? Bukannya lebih gampang ya?" Fla menoleh menatap Reyhan.

"Aku juga nanya gitu abis kepergok mereka pelukan. Dia bilang sih Helqi itu bener-bener gak bisa diajakin ngomong di sekolah. Apalagi temen-temen deket si Helqi juga ikut-ikutan ngelindungin Helqi biar gak deket-deket atau bahkan papasan sama Rena. Intinya si Helqi itu bodyguardnya banyak." Reyhan mengulurkan tangannya, menyentuh bahu Fla. "Kamu gak apa-apa?"

"Gak kok, aku baik-baik aja. Kamuuu yang gimana? Calon pacarmu ternyata begitu." Fla tersenyum dan mulai meraih garpu di hadapannya.

"Aku akhirnya bilang sama dia kalau aku enggak bisa lagi deket sama dia. Dia masih punya masa lalu yang belum selesai, lebih baik aku yang pergi biar dia selesaikan ajalah dulu masalah hatinya." Reyhan menghela napas. "Jadi... gak adiknya, gak kakaknya... bukan jodoh ya." Reyhan melepaskan tangannya dan ikut-ikutan meraih garpunya.

"Hm? Maksudnya?" Fla berhenti.

"Kamu putus, kan, sama Helqi?" Reyhan menatap Fla heran.

"Enggak."

"Kok?"

"Dia ngejelasin semuanya, kok. Dan keterlibatan Haikal di dalamnya." Fla nyengir dan memulai ceritanya secara garis besar.

"Aneh banget mereka," komentar Reyhan sambil mengelap mulutnya yang sudah selesai dengan mie goreng telurnya. "Emang kenapa sih, kalau ngaku kembar? Dunia kiamat?"

"Gak tahu, tuh! Aneh banget. Katanya karena mereka males, nanti dibanding-bandingin sama orang-orang. Nanti pasti ada kata-kata, kok kembarannya mah gini? Kok beda, kembarannya mah gitu? Dari pada nanti mereka saling benci dan merasa bersaing sama sodara sendiri, lebih baik mereka pura-pura gak punya sodara kembar." Fla tertawa sambil menyeruput lagi es jeruknya.

"Gak serem itu kamu sama mereka?" Reyhan kembali menyatakan keheranannya.

"Serem gimana?"

"Aneh gak sih? Kalau misalnya tiba-tiba si Haikal tukeran sama Helqi gimana? Kamu diapa-apain terus ga ada yang ngaku."

"Ya ampun Reee... pikiran macam apa ituuuu?" Fla tergelak.

"Enggak ada yang enggak mungkin, La. Buktinya si Helqi diem aja waktu Rena ngamuk sama dia nyangka dia selingkuh. Dia bisa melakukan apa aja demi ngelindungin sodara kembarnya, dong?" Reyhan memaksa.

"Re, kamu pikir aku bakal diapain sama dia, sih? Jangan kebanyakan baca komik, deh!" Fla mengelap mulutnya yang juga sudah selesai makan. "Yuk, ah! Masuk!" Fla bangkit dari duduknya mengajak Reyhan bergegas, sebentar lagi pasti bel masuk berbunyi.

"Flaris," Reyhan bangkit dari duduknya dan menggenggam tangan Fla dengan erat. "Konyol banget emang aku mikirnya, tapi aku bener-bener ... peduli sama kamu."

Fla tertahan dan berbalik menghadap Reyhan, menatap sorotan mata pemuda itu yang terlihat khawatir. Senyuman pun menghiasi wajahnya, Reyhan sejak dulu memang selalu menjadi teman yang baik. Itulah alasan utama Fla jatuh hati pada pemuda di hadapannya. Dan Reyhan lagi-lagi membungkuk terlalu dekat. Fla sampai harus mundur demi menjaga debaran jantungnya. Walau ia pikir perasaannya sudah lurus pada Reyhan, tapi kalau harus terlalu dekat juga jantungnya bisa kaget.

"Re, aku bener-bener baik-baik aja, kok."

"Pokoknya kalau kamu butuh aku, kamu cuma harus nelpon. Aku pasti datang." Akhirnya Reyhan menghela napas pasrah.

Way Back to YouWhere stories live. Discover now