LII

4 0 0
                                    

"Reyhan ngapain ngomong gitu? Emang dia takut Helqi sama Haikal jahatin kamu kaya apa, sih?" Cita mengernyitkan dahinya dalam-dalam ketika mereka sedang belajar kelompok untuk pelajaran akuntansi.

"Gak tahu! Aneh ya?" Fla setuju.

"Yang paling aneh lagi, kenapa juga dia tiba-tiba peduli sama kamu lagi? Ke mana aja waktu itu pede nian, gak mau temenan sebelum perasaan lurus. Pih!" Wia memonyongkan bibirnya tanda sebal.

"Tapi menurut kalian kalau aku maafin Helqi aneh gak sih? Dia kan dipeluk ama si Rena." Fla menggigit-gigit puncak tutup pulpennya sambil gosip sambil mikir di mana dia harus menyimpan angka-angka di hadapannya.

"Kan dia bilang si Rena yang tiba-tiba meluk, kan?" Wia berpikir ganda, akuntansi dan juga gosip. "Coba kalau kamu tiba-tiba dipeluk Reyhan gimana? Pasti awalnya kaget dulu, baru menjauh."

"GAK USAH DIBAYANGIN!" Cita melempar wajah Fla dengan sobekan kertas dan membuat mereka semua dilirik sinis oleh Bu Nenden, guru mereka.

"Gak ada yang ngebayangin, ya." Fla akhirnya merendahkan suaranya sambil mencibir. "Tapi ya aku percaya ama Helqi, sih. Kapan juga dia pernah bohong ama aku. Anaknya blak-blakan gitu. Kalau jelek yang bilang jelek, kalau cemburu ya bilang cemburu."

Maka dengan kenyataan itu pun Fla dan kedua temannya mengangkat bahu tidak peduli dan kembali mengerjakan tugas. Siang itu Fla dijemput oleh Helqi seperti biasa untuk pergi ke bimbelnya Fla. Kali ini Fla akan mencoba menyelundupkan Helqi ke kantin agar mereka bisa makan bakso malang enak bareng di sana. Ia berharap Reyhan mengerti kalau kali ini Fla ingin berduaan saja dengan Helqi.

"Oh ini yang makanannya enak banget tuh?" Helqi menatap semangkok bakso malang di hadapannya sambil tersenyum menatap Fla. "Kalau gak beneran enak kayak kata kamu gimana?" Helqi berucap jail.

"Gak gimana-gimana. Ya mamam aja tuh!" Fla tertawa sambil mengaduk makanannya sendiri.

Tapi walau pun dia bilang begitu, tetap saja ia menunggu reaksi Helqi yang mulai menyuap kuah bakso ke dalam mulutnya. Dan tersenyum lebar ketika pemuda itu mengangguk dan tersenyum tipis sambil terus menyuap makanannya lagi.

"Bener, kan? Kalau orang luar datang itu boleh." Helqi berucap.

"Gak usah ngajak debat lagi, deh!" Fla menyenggol lengan Helqi dengan sikunya dengan sebal yang dibuat-buat. "Eh, aku penasaran. Masih boleh nanya tentang Rena, gak?"

"Boleh."

"Kamu tahu kan, aku juga nanya sama Rere?"

"Hm."

"Kenapa Rena gak berani deketin kamu di sekolah?"

"Reyhan jawab kamu kan?" Helqi terus melahap baksonya tanpa menatap Fla.

"Tapi kan aneh, masa cuma karena kamu dijagain sama temen-temen kamu?"

"Oh iya, ngomong-ngomong, hari ini juga temen-temen aku bilang si Rena mulai nyariin aku lagi. Gak tahu mau apa." Helqi menyelesaikan baksonya dan mengambil tissue di atas meja untuk mengelap mulutnya.

"Hah? Mau apa?" Fla segera memakan makanannya. Ia kadang sering takjub, kenapa kalau cowok makan bisa cepet banget.

"Gak tahu. Hampir nangis bilangnya." Helqi menenggak minumannya dan menatap Fla. "Temen-temenku emang sebaik itu, Fla. Karena mereka kesian sama aku kayanya waktu aku ditampar di depan kelas."

"Ya ampuuunn sakit hatinya sampai ke tulang, ya?" Fla meraih kepala Helqi dan mengusapnya seperti mengusap kepala kucing.

"Dulu iya. Sekarang enggak, sih. Kan akhirnya kamu ketemu." Helqi membalas elusan kepala Fla sambil tersenyum.

"Ih!" Fla mendorong Helqi sambil tertawa. Lalu ia menyuap makanannya lalu karena masih ada sisa tawa yang belum habis ia tersedak.

"Aduh, kamu, tuh. Tunggu." Helqi segera pergi dari tempat duduknya untuk mengambilkan minum di kulkas kantin. Ia segera kembali dan membukakan segel minum, tutup botol, lalu menyerahkan minumnya di depan Fla. Setelah Fla beres minum, ia mengambil kembali botol minumnya, menutupnya, menyimpan di depan meja, dan mengusap-usap punggung Fla untuk meredakan batuknya.

"Hok! Hok!" Fla masih terus batuk. "Pe! Des!" Fla kini mengeluarkan air mata karena tersedak bakso yang super pedas. Helqi segera mengambil tissue di hadapannya dan menutul-nutulkan tissue itu di mata Fla.

Mereka sibuk sendiri sementara Reyhan menatap mereka dari jauh.

Way Back to YouWhere stories live. Discover now