XXXV

4 0 0
                                    

Hangat sweatshirt Helqi memeluk tubuh Fla dengan kedodoran. Wanginya lembut tapi bisa membuat jantung Fla berdebar-debar hebat. Dalam kepalanya ia berusaha tidak membandingkan Helqi dengan Haikal. Tapi mana mungkin, kan? Mereka kembar identik, dengan tinggi badan yang identik pula. Hanya detil-detil wajah mereka yang ternyata sedikit berbeda. Selain bulu mata panjang Helqi dan kenyataan Helqi tidak memakai kacamata, ia juga menyadari, walau pun wangi pewangi baju mereka sama, tetapi ada yang beda. Wanginya tidak identik. Dan tangan ini, Fla melirik ke bawah, di mana tangan Helqi menggenggam tangannya, terasa lebih besar dan hangat.

Ya, tangan itu tanpa ragu meraih tangan Fla beberapa menit yang lalu.

"Tangan kamu dingin banget. Sini." Lalu pemuda itu meraih tangannya yang satu lagi dan membungkus tangan Fla dengan tangannya sendiri. Dan mereka pun berpegangan tangan tanpa ada niat melepas. "Cuma bikin anget doang, kok." Begitu katanya.

Tapi jelas yang dipegang mulai merasa jantungnya mau copot. Ia ingin menolak tapi ia memang kedinginan, jadi ia pura-pura santai membenamkan tangannya dalam genggaman Helqi. Dan ternyata hujannya tidak mau mereda atau pun berhenti, sementara jarum panjang jam sudah hampir menujuu angka delapan. Seharusnya sejam yang lalu Fla sudah ada di rumah. Dan benar saja, ponselnya berdering dan nama ayahnya tertera di ponselnya.

Helqi menoleh, memerhatikan Fla yang menjawab telpon sambil menyiarkan cuaca dan lokasi di mana mereka berteduh juga dengan siapa ia berteduh. Setelah menutup telepon Helqi menggoyang sedikit tangannya sampai Fla menoleh.

"Mau hujan-hujanan?" tanyanya.

"Sakit nanti." Fla tertawa pelan.

"Tapi ini udah kelamaan." Helqi mengulurkan tangannya agar jam di tangan kirinya terlihat. "Kamu pake jas hujan."

"Lho? Punya?" Fla menatap Helqi heran.

"Punya. Tapi cuma satu." Helqi menjawab tenang.

"Kenapa gak dari tadi deeeeh?" Fla menggoyang tangannya dan Helqi dengan gemas.

"Cuma satu, nanti siapa yang make?"

"Ya kamu!"

"Ya kamu, lah!"

"Kok aku?"

"Kenapa aku?"

"Kan kamu nyetirrrrrr! Astagfirullah lama-lama gue timpa pake motor yaaa!"

"Gak masalah, aku cowok! Kamu yang make."

"Ih! Jadi cewek mah lemah gitu ya? Sembarangan! Aku ini ya..."

"Atlet softball. Tau. Sakit mah tetep sakit."

"Cowok juga sakit mah tetep sakit!"

"Kalau aku sakit kamu kepikiran, kan?"

"..."

"Nah, nanti kamu tinggal jenguk lah! Gampang."

Fla menatap Helqi dengan tatapan dendam membara. Cowok satu ini ternyata culasnya minta ampun. Menyadari ditatap dengan galak oleh Fla, Helqi menoleh dan mengangkat alisnya seakan-akan menang taruhan.

"Makanya gak kutawarin tadi, soalnya kamu pasti nyuruh aku pake." Helqi menyeringai. "Tenang aja, ini semua emang bener kayak yang kamu kira. Aku berusaha masukin namaku ke otak kamu."

Fla melongo. Orang ini memang sakit, sih. Lalu tanpa ekspresi pemuda itu mulai mengeluarkan jas hujan dan mengulurkannya pada Fla tanpa mau dibantah. Fla memakai jas hujan dengan otaknya semrawut, bingung dengan keajaiban dunia yang memperbolehkan Helqi hidup di dalamnya.

"Kenapa?" tanya Fla sambil memakai helm. Tanpa menunggu lama Helqi menunduk mengancingkan helm Fla yang selalu kesulitan untuk memakai atau membukanya. "Apa?" tanya Helqi tapi sambil serius mengancingkan helm Fla. "Kenapa kamu tiba-tiba suka sama aku?"

Tangan Helqi terhenti dan menatap wajah Fla dengan jarak dekat. Dia lalu berdiri tegak dan tampak berpikir keras. Fla menunggu.

"Kamu percaya sama cinta pada pandangan pertama?"

"Mmmm... percaya aja."

"Aku engga." Helqi mendengus sambil menyeringai. "Sampai aku ketemu kamu."

"..."

"..."

"..."

"Udah? Nanyanya cuma itu?" Helqi memakai helmnya sendiri, mengabaikan wajah Fla yang kini sudah seperti kepiting rebus.

"Kok bisa? Sementara aku ke Haikal..." gumam Fla pelan, malu sekaligus heran.

"Kamu akan kaget karena ceritanya agak panjang dan sedikit lucu, sih."

"Hah?"

"Kalau kamu udah sering mikirin aku, baru aku bakal ceritain, deh! Sekarang, yuk, pulang. Udah malem." Helqi menaiki motornya.

"Idih! Emangnya tau dari mana kamu kalau aku bakal sering mikirin kamu?" Fla menaiki motor sambil misuh-misuh. Katanya suka, kok menyebalkan?

"Lha! Emangnya kamu gak akan kepikiran setelah aku bilang aku suka sama kamu?" Helqi tersenyum licik dan segera meluncur menembus hujan.

Sialan...

Way Back to YouWhere stories live. Discover now