45. ENDING

2.6K 86 4
                                    

Pagi akan menjadi siang. Siang akan menjadi malam. Dan waktu terus berputar dengan konsisten. Keluarga, kepercayaan dan cinta. Ketiga hal itu telah banyak mengajari Arion dalam kehidupan. Rasa bahagia, terluka secara mental atau fisik dan sakit hati telah ia rasakan waktu demi waktu. Hal itu ia lamunkan sambil duduk di sofa kerja di kamarnya. Ia terus memutar globe yang tertera di atas mejanya dengan mata yang terus melamun. Sejenak ia pun tersenyum, mengingat segala kejadian yang telah menimpa hidupnya. Kini, terluka seratus kali pun tak membuatnya takut. Dan, kehadiran Nara, sangat melengkapi kebahagiaannya saat ini.

"Lo abis ditolak? Kambing tetangga mati gara-gara ngelamun." Arga mengejutkan Arion. Ia tiba-tiba masuk ke kamar Arion tanpa mengetuk pintu.

"Sial. Ngagetin aja. Gua bahkan belum pernah lihat tetangga punya kambing. Dan satu lagi, Arion gak mengenal kata tolakan. Dia pacar gue sekarang. Gimana? Keren kan?" Arion menaik-turunkan alisnya menatap Arga yang berdiri.

"Makan tuh kulit kacang."

"Gimana lo bisa tau jargon gue?"

"Siapa sih gak tau tentang Arion," jawab Arga konyol bersambung terkekeh.

Sementara Nara terus tersenyum di depan Bella juga Bani.

"Kok gue serem ya liat dia senyum-senyum sendiri," bisik Bani pada Bella. Wajah mereka terlihat aneh menatap Nara di depannya yang tersenyum dengan sendirinya.

"Sssttt itu yang namanya cinta," bisik Bella.

"Nara, lo di sini?" tanya Dewa tiba-tiba memecah senyuman Nara dan mengejutkan Bella juga Bani.

"Eh Dewa, gue selalu ke sini nemenin Bella."

"Kalian akrab banget?" Bella terheran melihat keakraban mereka yang memang belum pernah Bella tahu.

"Haha, benih-benih selingkuh," gumam Bani digubris oleh Bella.

Dewa lantas duduk di samping Nara. Ia menyenggol badan Nara untuk mengejek.

"Kalian, mau makan? Makan yuk? Ayo Nar, gue traktir."

Nara begitu canggung ketika badan kekar Dewa sedikit bertubrukan dengan sisi badannya. Nara pun menjauh beberapa senti ke samping.

"Hehe, gue kenyang banget," jawab Nara canggung.

Bella dan Bani sedikit tak nyaman ketika pria asing itu sok akrab dengan mereka. Dan mereka lihat, Dewa memang terlihat menyukai Nara.

"Ngapain nih cowok di sini?" bisik Bani pada Bella.

"Gue juga gak tau," sahut Bella balik berbisik.

Seorang laki-laki dengan tiba-tiba duduk di tengah kursi antara Nara dan Dewa. Ia bahkan menjadi penengah dari kedua orang itu saat ini. Bella dan Bani terkejut dengan kehadiran Arion di antara mereka. Dewa sendiri kaget karena laki-laki sering sekali ia lihat bersama Nara di manapun gadis itu berada. Dewa terdiam menatap Arion dengan jengkel.

"Jaga jarak lo sama pacar gue," tegas Arion membuat Bella juga Bani terkekeh geli.

"Rion!" tegas Nara.

"Kenapa lo selingkuh di belakang gue?"

"Arion!" Sekali lagi Nara menggubrisnya.

"Sorry gue ganggu," jawab Dewa lantas pergi dengan kesal. Tatapannya pun masih tajam terhadap Arion. Dan menatap kecewa Nara di sana.

"Iya sana lo pergi aja sebelum gue yang lenyapin lo duluan," gumam Arion. Ia lantas menyedot minuman milik Nara tanpa segan.

"Arion! Dewa gak ngapa-ngapain? Kenapa lo mau lenyapin dia?"

MILLION DOLLAR MANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang