7. Nara

2K 108 0
                                    

Angin segar menerpa pohon di sekeliling gadis bernama Nara. Ia tengah melamunkan nasibnya. Lulus SMA dengan nilai terbaik, tapi tak pernah bisa kuliah karena kondisi keluarganya. Ia anak seorang pemilik resto ayam kecil-kecilan. Ia memiliki satu orang adik laki-laki yang tengah menepuh pendidikan di SMP. Kehidupan Nara jauh dari kata mewah. Ia terbiasa hidup dalam kesederhanaan yang sudah diajarkan sejak kecil oleh keluarganya. Ya, walaupun tak bisa kuliah seperti Bella, dirinya sudah cukup bersyukur diberi kehidupan yang tak membuat dirinya merasa tinggi di dunia ini.

Nara belari ke kampus Gemilang untuk menemui Bella. Terlihat berpiring-piring makanan sudah ada di hadapan Nara.

"Bel, lo serius neraktir gue makanan sebanyak ini?"

"Serius lah, justru gue panggil lo buat nemenin gue makan. Lo tau kan, mana ada sih di sini yang mau berteman sama gue," ucap Bella.

Nara memasang wajah kecemasan untuk Bella. Ia bahkan tak tega jika Bella sendirian di kampus. Tak aneh lagi jika Nara lah yang sering mengunjungi Bella di kampus untuk menemaninya.

"Hey jangan bilang begitu. Gue yakin pasti ada orang yang bakal nemenin lo di sini."

"Yaitu gue," ujar seorang pria. Ia tiba-tiba duduk di sebelah Bella.

"Bani, lo ngapain di sini?"

"Kenalin, gue Bani, temen barunya Bella."

Dia Bani, pengagum Bella yang selalu saja menggodanya. Bani tidak terlalu famous di kampus. Ia hanya laki-laki biasa namun berwajah lumayan tampan. Beberapa orang menyebutnya luar dari biasa. Sampai saat ini, Bani sudah memiliki 10 mantan kekasih, sebab itu Bella selalu muak melihatnya.

"Lo liat sendiri kan, lo punya temen tapi gak bilang sama gue." Nara tersenyum.

"Heh! Siapa bilang dia temen gue, jijik tau gak. Pergi sana lo," ketus Bella.

"Bel, gue serius kok. Ya, gue tau lo jijik karena denger gosip banyak tentang keburukan gue. Tapi kali ini gue serius, gue mau jadi temen lo," ucap Bani.

Dia termasuk bad boy kalem yang berwajah tampan, agak tinggi, kulitnya kuning langsat, alisnya juga tebal. Bella pergi memesan minuman, meninggalkan Nara juga Bani untuk berbincang ringan.

"Gue temennya Bella sejak sekolah, tapi gue bukan mahasiswi."

"Emm gitu. Ngomong-ngomong, gue suka banget liat si Bella. Dia punya keunikan sendiri yang cewek-cewek lain gak punya. Gue tau dia kesel sama gue, tapi gue gak mau jauh dari dia." Bani blak-blakan di depan Nara dan membuatnya begitu bingung.

"Polos banget nih orang," batin Nara seraya menatap wajah Bani aneh.

Kerumunan masa mulai memasuki kantin kampus yang tengah diduduki Nara juga Bani kala itu. Bella yang tengah memesan minuman lantas menghampiri Nara.

"Ada apa itu ribut-ribut?" tanya Bella.

"Paling juga si Rion," ucap Bani datar dengan terus menyantap makanannya tenang.

Rion dan Aldo duduk di kantin. Terlihat beberapa mahasiswi mengerumuninya untuk sekedar memotret dan memasukkannya ke dalam website daily kampus.

"Itu kan orang yang sombong yang pernah gue temuin." Nara mengerutkan dahinya.

"Lo kenal sama dia? Hah, gue si males berurusan sama dia," sahut Bani.

"Kenapa? Dia ganteng kok punya karisma." Bella tersenyum riang.

"Lo gak liat, gue udah ganteng begini cuma mau diliat sama lo tau gak," ucap Bani membuat Bella menyeringai aneh.

"Wey boy, boleh ikutan makan kan gue?" Suara laki-laki bernama Dewa menghampiri Rion dan Aldo, lantas duduk di kursi yang Arion duduki.

Rion dan Aldo menatapnya aneh, bahkan mereka tidak mengenal siapa Dewa sebelumnya.

"Siapa lo?" Aldo mengernyit.

"Mahasiswa sini lah. Pak, pesan steaknya 3 porsi." Dewa melambaikan tangannya pada pelayan kantin.

"Siapa nih cowok tiba-tiba sok akrab sama gue," batin Rion terheran-heran. Ia bahkan selalu tak suka jika ada orang asing yang sok akrab dengannya. Rata-rata mereka hanya ingin pansos atau menumpang tenar dengan Arion. Arion sudah tahu jelas tentang itu.

Seorang bodyguard dari Rion menghampiri dan berbisik tuan mudanya.

"Oh, ternyata lo putra dari pengusaha batu bara di Kalimantan. Maksud apa lo ke sini?" Rion tersenyum kecil meminta penjelasannya.

"Gue, sebenarnya ... gue cuma mau tau lo, 'King of Gemilang' kebetulan gue mahasiswa baru di sini, gue cuma mau kenal lo. Gue denger, lo famous di mana-mana," ucapnya senyum datar.

Tiga piring steak sudah tertera di hadapan mereka. Arion menatap piring itu dengan datar. Ia melirik Dewa beberapa saat dan kemudian membalikkan piring steak yang ada di hadapannya.

"Apa gue harus duduk di samping orang yang entah siapa namanya, duduk tanpa permisi, mesenin gue steak, makanan yang sama sekali gue gak pesan. Do, ayo cabut."

Dengan santainya Rion pergi setelah membalikkan piring steak di mejanya.

"Buset, yang ditumpahin si Rion steak dari anak pengusaha batu bara loh. Gila, main kata antara orang tajir nih," ucap Bani tercengang.

Nara masih menatap aneh peristiwa yang ada di hadapannya.

"Apa kayak gitu cara orang kaya menolak pertemanan?" batin Nara jengkel. Alisnya mulai terangkat menatap Rion yang pergi dari kantin.

Sementara semua mahasiswa dan mahasiswi pergi begitu saja, tanpa ada respon baik terhadap Dewa kala itu. Semua itu adalah hal yang sudah lumrah terjadi di lingkungan kampus Gemilang.

"Hhh, anak sultan dari mana dia, bertindak layaknya Raja depan gue?" batin Dewa menatap sinis Rion yang berjalan pergi.

Voment🙏thx

MILLION DOLLAR MANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang