29. Selingkuh

1.3K 66 0
                                    

Kampus Gemilang hendak mengadakan pesta para sarjana bagi angkatan Arion. Arion membawa Nara  pergi ke salon mewah ternama untuk menemaninya mempertaman diri sebelum party berlangsung.

"Gue mau ngajar taekwondo." Nara merengek cemas.

"Gue udah bilang anak-anak libur. Lo gak usah khawatir."

"Apa? Lo kenal mereka? Kenapa bikin keputusan yang gue gak tau?" Nara menaikkan alisnya kesal.

"Gue naikin gaji lo deh."

Beberapa menit, Arion menyelesaikan proses mempertampan dirinya. Dari dalam ruang ganti, keluarlah Arion yang tengah memajang dirinya sambil memasukkan tangannya ke saku celana. Nara melebarkan pupil matanya kala melihat Arion dari ujung kaki hingga kepala, bahkan penataan rambutnya kali ini sungguh membuat dirinya berbeda. Sial, dia terlihat lebih tampan dari biasanya, lebih rapih dan berwibawa.

"Gimana?"

Nara seketika membuyarkan pandangannya.

"Biasa aja," tukas Nara datar.

"Heh! Ini tuh salon paling terkenal di daerah ini. Gue udah berubah begini lo bilang biasa aja. Lo pura-pura buta?"

Nara mengerucutkan mulutnya. Kali ini hati dan mulutnya serasa tidak sinkron. Ia memuji Arion dalam batin, dan mencela Arion dengan mulutnya. Arion menatap Nara dari ujung kepala hingga kakinya. Nara bahkan tak pernah tahu bagaimana cara dia berpakaian. Fashion yang selalu ia kenakan begitu sederhana dan terlihat memang dipakainya berulang-ulang. Siapapun yang melihat pasti menganggap Nara memang seorang pembantu. Tapi kali ini, Arion tak ingin Nara berjalan di sampingnya dengan keadaan yang seperti itu. Inisiatif mulai muncul dalam pikirannya untuk bisa merubah Nara.

"Ikut gue." Arion menarik paksa tangan Nara. Ia mendudukkan Nara paksa pada kursi salon yang telah tersedia.

"Ubah dia supaya lebih bersih."

"Apa-apaan lo? Gue bukan cewek kotor sialan! Apa-apaan ini?"

"Gue gak mau lo keliatan dekil kalau berjalan di samping gue. Lo asisten Arion Edzard. Seenggaknya lo harus tampil lebih rapih."

"Gue kan cuma babu," tukas Nara menyeringai menimpali Arion.

"Bodo amat. Ubah dia pokoknya. Harus berbeda dari sebelumnya."

"Siap Mas Rion!"

Setelah setengah jam menunggu, Arion melirik arlojinya sekilas. Ia bahkan rela menunggu Nara untuk ikut pergi bersamanya ke party. Wajahnya tentu sudah jengkel karena hal itu. Namun, fokusnya telah teralih ketika Nara keluar dari salah satu ruang. Arion refleks berdiri dengan matanya yang melebar kaget. Kali ini dirinya dibuat pangling melihat asistennya berubah menjadi seorang cinderella hanya dalam hitungan menit. 

"Arion, saya gak tau gimana selera kamu pada perempuan ini, saya kasih sentuhan make-up supaya lebih segar." Ucapan sang make-up artist itu telah membuyarkan pandangan Arion.

"Oh. Ini sedikit lebih baik," ucapnya dengan masih menatapi Nara. Mulut Nara menyeringai meliriknya dengan jengkel. Ia bahkan tak memuji make-up artist itu yang telah berusaha keras mengubah penampilan Nara.

"Dia udah cantik banget loh. Masa dibilang sedikit lebih baik," bisik salah satu asisten make-up artist tersebut.

"Sssstt. Namanya juga cowok. Gengsi, apalagi cowoknya kayak Mas Rion," bisiknya balik.

"Ikut gue pergi."

Di dalam mobil, Arion tak henti menatap Nara yang terduduk di kursi belakang lewat kaca spion dalam mobilnya. Sesekali Nara membalas tatapan itu dengan menyeringai jengkel. Namun lebih itu, Nara sangat bahagia karena melihat dirinya memang lebih cantik dari biasanya. Bahkan make-up itu bisa mengubah wanita buruk rupa menjadi cinderella hanya dengan olesan tangan.

MILLION DOLLAR MANKde žijí příběhy. Začni objevovat