EPILOG

20.6K 1.5K 292
                                    

Hyewon menutup buku dongeng yang sengaja ia buat dengan kreativitasnya sendiri dan kemudian mulai mendekatkan bibir guna mengecup kening Siwoo. Padahal dongeng yang Hyewon ceritakan sudah habis dibaca, namun sang anak belum juga menutup matanya seperti malam-malam biasa. "Ibu, kenapa ibu beluang harus pelgi meninggalkan ayah beluang?" Tanya Siwoo, matanya mengedip lucu, membuat Hyewon gemas dan mulai menarik hidung mancung anaknya.

"Kasihan ayah beluangnya nangis," Siwoo protes, tak menerima akhir dongeng yang dikisahkan oleh ibunya. Perlahan, sudut bibir Hyewon terangkat, ia tersenyum sekilas, "karena kesepakatan awalnya sudah begitu. Ketika bayi beruangnya lahir, maka orangtuanya harus berpisah." Siwoo yang tidak terlalu mengerti pun tetap protes, masih belum bisa menerima akhir kisah dongeng yang ibunya ceritakan. Hyewon memerhatikan wajah anaknya dengan teliti, seketika ia tersenyum dan berceletuk, "matamu mirip ayahmu, ya. Lucu," kekeh Hyewon membuat Siwoo tersenyum dan membalasnya dengan semangat.

"Milip ayah Jimin, kan? Teman-temanku bilang jika mataku mirip sepelti ayah Jimin, sepelti bulan... bulan apa ya, bu?" Siwoo balik menatap Hyewon, menunggu jawaban yang akan ibunya sampaikan. Senyuman pun kembali terlukis, di elusnya puncak kepala Siwoo lalu menjawab, "bulan sabit. Jika tertawa matamu akan hilang. Mirip seperti ayah Jimin." Siwoo mengangguk semangat, membenarkan perkataan ibunya. Teman-temannya sering berkata jika matanya sangat indah, mirip dengan ayah yang sesekali menjemputnya saat dirinya baru saja masuk taman kanak-kanak.

Semenjak Hyewon pergi dari Jungkook, tinggal di suatu kota yang jauh, Jimin selalu datang mengunjungi mereka. Membelikan Siwoo pakaian baru, mentraktir Siwoo makan makanan enak, mengajak Siwoo jalan-jalan jika ada waktu senggang. Sampai-sampai Siwoo meminta izin untuk memanggil Jimin dengan panggilan ayah, yang tentunya sama sekali tidak memberatkan si pria. Saat ditanya, jika besar Siwoo ingin jadi apa oleh gurunya, anak kecil itu selalu berkata; aku ingin jadi supelman seperti ayah Jimin! Membuat Hyewon terkadang kewalahan karena Siwoo yang selalu bertanya tentang Jimin.

"Tapi hidungnya mirip sepertiku, kan? Setidaknya tak pesek seperti Jimin," Hyewon dan Siwoo sama-sama menoleh, dan setelahnya sang anak segera bangun dari posisi berbaringnya, berjingkrak sebentar di atas kasur seraya merentangkan tangannya dan kemudian kakinya pun sudah mulai nakal, hendak terjun menuruni kasur. Melihat itu, Hyewon pun segera menahan Siwoo dan memberi teguran, "Siwoo, kau kan sudah cuci tangan dan kaki serta gosok gigi, jangan turun dari kasur. Biarkan ayahmu yang kesini, ya."

Memang untungnya Siwoo yang penurut, anak itupun tak jadi turun dari kasur dan malah melompat di atas kasur, menunggu kedatangan sang ayah yang sudah berjalan menghampiri. "Ayah!" Pekik Siwoo senang sembari menghamburkan diri dalam pelukan tubuh kekar sang ayah. Dua pria itu saling berpelukan lama sebelum akhirnya mengakhiri karena Hyewon yang berceletuk. "Jung, kau belum mandi? Siwoo-ah, ayo lepaskan pelukannya, biarkan ayahmu mandi duluㅡ"

"Siwoo-ah, ibumu iri. Sepertinya ingin dipeluk juga," bisik Jungkook dan diiringi dengan tertawaan kecil Siwoo. Hyewon menghela nafasnya, setelah itu segera meraih tangan Siwoo dan menuntunnya untuk kembali berbaring di ranjang. "Jung, sebaiknya kau mandi duluㅡ"

"Eh, Siwoo ingin tidul dengan ayah, dan ibu juga. Ayah nanti saja mandinya, ya. Temani Siwoo tidul dulu," protesnya, membuat Jungkook tersenyum sembari menatap Hyewon yang sudah pasrah dan tak bisa bergeming menolak permintaan anaknya. Setengah jam mereka habiskan di dalam kamar kecil ini guna menemani Siwoo menutup matanya. Sampai akhirnya, Hyewon bisa mendeteksi jika anaknya sudah tertidur dan mulai beranjak dari kasur. "Akan kusiapkan air hangat untukmu," gumam Hyewon yang ditujukan untuk Jungkook, melegang pergi meninggalkan kamar anaknya dengan segera.

Jungkook yang melihat Hyewon pergi meninggalkan kamar dengan cepatpun segera ikut menyusul, tak lupa memberikan ciuman di kening untuk anaknya terlebih dahulu. Dengan langkah besar, Jungkook segera menangkap presensi Hyewon, memeluknya dari belakang dengan dagu yang sudah bertumpu sempurna pada pundak wanitanya. "Aku merindukanmuㅡ"

FAIRYTALE: Last SceneWhere stories live. Discover now