CHAPTER 47 | LAST SCENE

14.3K 1.5K 213
                                    

Setelah beberapa menit Jungkook meninggalkan Hyewon di dalam kamar, pintu coklat tersebut kembali terbuka, membuat Hyewon buru-buru menyeka air matanya dengan punggung tangan, berusaha untuk terlihat baik-baik saja di hadapan seseorang yang tengah mengunjunginya. Hyewon tersenyum, tidak, mereka berdua sama-sama tersenyum getir disaat obsidian saling bertemu dan detik itu juga, Jung Eunha mendekat. "Kau baik-baik saja?" Tanyanya, setelah raganya berada tepat di depan Hyewon, persis seperti posisi Jungkook sebelumnya. Sebenarnya ia tidak baik-baik saja, tapi Hyewon mengangguk, menggumamkan bahwa dirinya baik-baik saja. Berbohong untuk membuat orang lain tenang, Hyewon sering melakukannya.

Eunha menengadahkan kepalanya ke langit-langit kamar, ia ingin membicarakan sesuatu pada Eunha sejak kemarin, tapi semuanya selalu berhasil ia urungkan karena tak bisa menemukan waktu yang tepat. Namun sekarang, Eunha merasa jika ia harus mengatakan curahan hatinya pada Hyewon sebab dirinya tak mampu untuk memendam. Ia khawatir, tak bisa memejamkan matanya dengan baik tiap malam, ketakutan benar-benar menghantuinya. "Aku ingin membicarakan sesuatu yang serius denganmu," ungkapnya dengan kedua telunjuk yang tengah ia mainkan. Melihat pergerakan Eunha, Hyewon merasa ada sesuatu yang tidak beres, terasa sulit untuk diloloskan oleh birai tipisnya. "Ya?" Jawaban singkat Hyewon mampu membuat Eunha berdebar. Sebenarnya ia tak enak untuk mengatakan ini, tapi demi kebaikan dan masa depannya, birainya terpaksa mengeluarkan satu kalimat panjang.

"Kau tetap mengikuti alur kontraknya, kan? Memberikan bayinya padaku dan meninggalkan Jungkook setelah itu?" Tidak tanggung-tanggung, Eunha mengatakan semua kecemasannya langsung di depan wajah Hyewon. Membuat si wanita yang disodorkan pertanyaan pun terdiam, tak bisa menjawabnya dalam waktu singkat. Merasa jika pertanyaannya diabaikan, Eunha pun langsung menyahut kembali, "kau sudah menandatanganinya, itu artinya kau menyutujui susunan isi kontraknya."

"Aku tahu," gumam Hyewon lirih. Ia ingin menangis lagi, tapi setidaknya, ia akan menangis setelah Eunha pergi meninggalkan kamarnya. Eunha berhenti memainkan kedua telunjuknya dan kemudian menyembunyikan kedua tangannya yang mulai bergetar ke belakang punggung. "Aku merasakan perubahan sikap pada Jungkook selama dua bulan terakhir. Dia bahkan memutuskan untuk tidur denganmu, memberiku alasan yang sama sekali tidak masuk akal. Jika kau berada di posisiku, apa yang akan kau rasakan, Hyewon-ah? Kami sudah membangun rumah tangga ini selama lima tahun lamanya, tapi karena kehadiranmu... haruskah kami berdua mengakhirinya?" Hyewon hanya bisa mendengarkan, tak bisa menjawab semua pertanyaan yang Eunha lontarkan. Ia tahu apa yang tengah Eunha rasakan sebagai istri pertama sekarang. Tapi haruskah semua itu dibebankan padanya, padahal Hyewon hanyalah seseorang yang menerima cinta?

Eunha mulai menangis, mereka berdua sama-sama menangis dalam diam. Tidak ada yang berbicara selama beberapa detik, sebelum akhirnya Eunha angkat bicara untuk yang kesekian kalinya. "Apa yang dikatakan ibuku benar, kan? Tapi, aku akan meminta maaf untuk mewakili ibuku yang telah berbicara kasar tadi. Hyewon-ah, aku tidak ingin menyakiti dirimu atau diriku, aku hanya ingin semuanya berjalan sesuai dengan kesepakatan awal," ujarnya. Eunha ingin semuanya kembali seperti dulu dengan dia yang mengingkari semua perkataannya di masa laluㅡ dimana ia akan pergi meninggalkan Jungkook. Wanita ituㅡEunhaㅡ menghapus air matanya sekilas, membungkukkan badan, lalu segera pergi meninggalkan kamar. Disaat kamar besar itu kembali kosong, tangisan Hyewon kembali terdengar. Kebahagiaan yang menyambanginya tak pernah bertahan dalam waktu yang lama. Ibunya, Taehyung, dan sekarang Jungkook, orang-orang yang pernah membuatnya bahagia semuanya pergi begitu cepat, seperti butiran salju yang turun ke tanah lalu perlahan mulai mencair.

Sementara disisi lain, Jungkook sedang menjelaskan kenapa ia berbohong pada ibunya perihal siapa Hyewon. Ia menjelaskannya dari awalㅡtidak termasuk dengan kontrakㅡ sedikit mengarangnya agar terlihat lebih romantis dan juga untuk menyembunyikan kekasarannya selama ini. Berbeda dengan kedua orangtuanya yang diam saat anaknya berbicara, orangtua Eunha terkhususnya Nyonya Jung selalu menyela pembicaraan Jungkook, membuat pria itu kesal dan terkadang menyentak ibunya Eunha. Mertua yang selama ini Jungkook hormati ternyata memiliki sifat yang terlampau jahat. Dan disaat Jungkook ingin mengatakan kebusukan Eunha dihadapan semua orang, Tuan Jeon menyela, menghentikan perkataan Jungkook yang baru berjalan di awal. "Sudahlah. Kepalaku terasa pusing. Akhiri saja semuanya disini, untuk kedepannya, aku mempercayai putra tunggalku. Mau dia berbohong perihal siapa Hyewon sebenarnya, aku tidak terlalu mempermasalahkan itu," ungkapnya dengan tangan yang terkondisi memijat pelipisnya.

FAIRYTALE: Last SceneWhere stories live. Discover now